Yayasan Nelson Mandela Komentari Demonstrasi Bela George Floyd

Reporter

Terjemahan

Editor

Budi Riza

Jumat, 5 Juni 2020 14:01 WIB

Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menyampaikan pidatonya di ceramah tahunan ke-16 Nelson Mandela di Wanderers Stadium, Johannesburg, Afrika Selatan, Selasa, 17 Juli 2018. Kehadiran Obama di Afrika Selatan ini untuk ikut memperingati 100 tahun hari lahir tokoh antiapartheid, Nelson Mandela. REUTERS/Siphiwe Sibeko

TEMPO.CO, Yohanesburg – Pengurus Yayasan Nelson Mandel dari Afrika Selatan mengatakan tindakan kekerasan bisa menjadi respon yang rasional terhadap tindakan rasisme terkait demonstrasi memprotes tewasnya warga kulit hitam Amerika Serikat bernama George Floyd.

Dan bagi komunitas tertentu, ini menjadi cara satu-satunya untuk membuat perubahan.

George Floyd tewas setelah ditangkap seorang polisi kulit putih, yang memintanya telungkup di jalan dan menekan leher belakang lelaki kulit hitam itu dengan dengkul selama sekitar sembilan menit.

Polisi bernama Derek Chauvin, yang telah ditangkap dan dituntut kasus pembunuhan ini, terus menekan leher belakang Floyd meskipun korban telah mengatakan tidak bisa bernapas.

Polisi menuding Floyd melakukan transaksi dengan menggunakan uang palsu. Rekaman video insiden ini memicu kemarahan masyarakat di seluruh Amerika Serikat dan sejumlah negara.

Advertising
Advertising

Sebagian aksi demonstrasi ini telah berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan.

“Saat komunitas berhadapan dengan tindak kekerasan terstruktur dan kokoh dan serangan terhadap tubuh mereka, maka tindak kekerasan terjadi. Penggunaan tindak kekerasan bisa menjadi rasional,” begitu pernyataan dari pengurus yayasan ini, yang didirikan untuk mengenang jasa Nelson Mandela seperti dilansir Reuters pada Kamis, 4 Juni 2020.

Mandela merupakan aktivis anti-apartheid, yang melawan sistem rasis dalam pemerintahan Afrika Selatan. Dia menjadi Presiden kulit hitam pertama yang terpilih sebagai demokratis.

Pengurus yayasan ini juga mengatakan ada kecenderungan tindak kekerasan sebagai respon langsung dianggap sebagai tindakan ekstrimis dan kriminal.

Padahal, tindakan respon ini merupakan hasil kalkulasi secara hati-hati oleh komunitas yang melihat tindakan ini bisa memicu respon yang diharapkan dari pemerintah.

Perlawanan dengan kekerasan membantu mengakhiri sistem segregasi yang dibuat penguasa minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Namun, Afrika Selatan masih bertarung dengan ketegangan rasial dan ketidak-setaraan secara besar-besaran setelah 26 tahun apartheid diruntuhkan.

Pengurus yayasan juga mencontohkan kasus tewasnya Collins Khosa, yang meninggal di Afrika Selatan.

Khosa tewas setelah dipukuli tentara di tengah pemberlakuan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona.

“Sekarang saatnya untuk pemahaman bagi kelompok supremasi kulit putih yang kuat di negara kami, Amerika Serikat dan global. Kita perlu menyadari fakta bahwa bentuk kekerasan struktural akan memprovokasi tindak kekerasan lainnya,” begitu pernyataan dari yayasan ini terkati demonstrasi memprotes tewasnya George Floyd.

Berita terkait

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

2 jam lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

7 jam lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

9 jam lalu

Lengkapi Bukti Kasus Pembubaran Ibadah di Gereja oleh ASN, Galaruwa Desak Bareskrim Gali Motif Intoleransi

Perkumpulan Galaruwa kembali melengkapi bukti perihal laporan atas dugaan intoleransi ke Bareskrim Polri perihal kasus pembubaran ibadah.

Baca Selengkapnya

Ketua RW Minta Pengurus Masjid Al Barkah Serius Laporkan Kontraktor ke Polisi Lantaran Pembangunan Mangkrak

12 jam lalu

Ketua RW Minta Pengurus Masjid Al Barkah Serius Laporkan Kontraktor ke Polisi Lantaran Pembangunan Mangkrak

Ketua Rukun Warga 02 Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur, Amir Muchlis, berharap kontraktor Masjid Al Barkah, Ahsan Hariri, dilaporkan ke polisi.

Baca Selengkapnya

Arak-arakan Geng Motor Bawa Celurit Resahkan Warga Tangerang, Polisi Belum Bertindak

13 jam lalu

Arak-arakan Geng Motor Bawa Celurit Resahkan Warga Tangerang, Polisi Belum Bertindak

Arak-arakan geng motor membawa senjata tajam itu melintas di jalan raya tetapi belum ada tindakan kepolisian Tangerang.

Baca Selengkapnya

2 Pencuri Kantor MRP Papua Pegunungan Ditangkap saat Angkut 4 Komputer Pakai Motor

15 jam lalu

2 Pencuri Kantor MRP Papua Pegunungan Ditangkap saat Angkut 4 Komputer Pakai Motor

Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jayawijaya menangkap 2 pencuri di Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Pegunungan.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri, Peneliti BRIN Soroti Potensi Kecemburuan di Internal Polisi

1 hari lalu

Revisi UU Polri, Peneliti BRIN Soroti Potensi Kecemburuan di Internal Polisi

Peneliti BRIN Sarah Nuraini Siregar menanggapi potensi kecemburuan di internal polisi akibat revisi UU Polri yang dapat memperpanjang masa jabatan aparat penegak hukum tersebut.

Baca Selengkapnya

Misteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron

1 hari lalu

Misteri Kasus Pembunuhan Vina 8 Tahun Lalu, 3 Pelaku Masih Buron

Awalnya polisi menduga sejoli merupakan korban kecelakaan lalu lintas. Akhirnya terungkap Vina dan Eky merupakan korban pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Masjid Al Barkah Mangkrak, Pengurus Siapkan Amunisi Seret Kontraktor ke Polisi Akhir Mei

1 hari lalu

Masjid Al Barkah Mangkrak, Pengurus Siapkan Amunisi Seret Kontraktor ke Polisi Akhir Mei

Kontrakator Masjid Al Barkah akan dilaporkan ke polisi jika tidak mengembalikan sisa duit pembangunan sebesar Rp 3,6 miliar.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

1 hari lalu

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

Lebih dari 20 orang yang diyakini anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah ditangkap polisi Malaysia.

Baca Selengkapnya