Donald Trump Balas Jim Mattis Soal Respon Demo George Floyd

Kamis, 4 Juni 2020 09:56 WIB

Presiden AS Donald Trump menyampaikan pernyataan tentang protes yang sedang berlangsung atas ketidaksetaraan rasial setelah kematian George Floyd oleh polisi kulit putih di Minneapolis, di Rose Garden Gedung Putih di Washington, AS, 1 Juni 2020. [REUTERS / Tom Brenner]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika, Donald Trump, merespon kritik mantan Menhan Jim Mattis soal caranya menangani unjuk rasa George Floyd. Khas Trump, ia tidak menyerang substansi masalah yang disampaikan Mattis, namun menyerangnya secara personal. Menurut Trump, Mattis adalah figur bermasalah.

"Mungkin satu-satunya kesamaan antara saya dengan Barack Obama adalah kami mendapat kehormatan untuk memecat Jim Mattis, jenderal yang jasanya terlalu dilebih-lebihkan," ujar Trump sebagaimana dikutip dari CNN, Kamis, 4 Juni 2020.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang banyak terjadi di Amerika saat ini adalah imbas dari kematian George Floyd. Floyd adalah warga kulit hitam di Minneapolis, Minnesota yang meninggal setelah kepolisian setempat menindih lehernya dengan lutut pekan lalu.

Hingga berita ini ditulis, unjuk rasa sudah berlangsung lebih dari sepekan. Beberapa di antaranya berujung kerusuhan dan penjarahan di mana warga bertarung dengan aparat keamanan. Merespon hal tersebut, Trump berkeinginan untuk melibatkan personil militer yang ditentang berbagai gubernur negara bagian.

Di Washington DC, Trump telah menerjunkan 1600 personil militer. Walau mereka hanya berjaga-jaga, berbagai pihak khawatir Trump pada akhirnya akan menggunakan kekuatan militer tersebut untuk meredam unjuk rasa. Salah satu yang khawatir adalah Mattis yang menyebut Trump tengah mencoba memecah belah Amerika.

Mattis sendiri keluar dari kabinet Trump pada 2018 lalu. Perbedaan pendapat menjadi pemicunya. Trump menggunakan hal tersebut untuk membalas kritikan Mattis soal unjuk rasa George Floyd.

"Nama panggilan dia adalah 'Chaos' (Kekacauan) yang saya tidak suka. Saya menggantinya menjadi 'Mad Dog' (anjing gila). Kekuatan utamanya bukan pada militer, namun public relation," ujar Trump.

"Saya memberinya kehidupan baru, tugas baru, peperangan baru untuk dimenangkan. Namun ia tidak berhasil menjalankannya. Saya tidak menyukai kepemimpinannya dan banyak yang setuju dengan saya. Saya lega dia sudah tidak ada," ujar Trump menambahkan.

Salah satu penasehat Trump, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa mantan jenderal militer Trump satu per satu mulai mengkritiknya soal unjuk rasa George Floyd. Ironisnya, kata ia, dulu Trump sangat menyayangi mereka, bahkan menyebut mereka sebagai 'jenderal-jenderalnya'.

"Dia menyayangi jenderal-jenderalnya dan sekarang mereka semua menyerangnya," ujar ia.

Sebelum Mattis, figur militer yang mengkritik Trump adalah Admiral Angkatan Laut Mike Mullen dan veteran Militer Angkatan Darat Martin Dempsey. Keduanya adalah mantan panglima Militer Amerika.

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

4 jam lalu

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang penerbangan yang bisa meningkatkan (kualitas) staf pengawas lalu-lintas udara

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

1 hari lalu

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut kopi asal Sumedang mendunia gegara ini. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

Polisi kembali mengambil alih gedung kampus Universitas California Irvine dari para pengunjuk rasa pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

2 hari lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

5 hari lalu

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

Bintang film dewasa Stormy Daniels hadir sebagai saksi dalam kasus pidana Donald Trump pada Selasa, 7 Mei 2024. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

9 hari lalu

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

Kasus sejumlah nasabah yang mengklaim dananya hilang bermula ketika mereka menempatkan dana di BTN melalui pegawai perseroan.

Baca Selengkapnya