Polisi dan Jurnalis Ikut Jadi Korban di Unjuk Rasa George Floyd

Selasa, 2 Juni 2020 15:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Empat personil Kepolisian St. Louis, Missouri tertembak dalam kerusuhan unjuk rasa kematian George Floyd. Dikutip dari kantor berita Reuters, peristiwa itu terjadi pada Senin malam waktu Amerika, beberapa jam setelah Presiden Donald Trump mengancam akan mengerahkan militer apabila kerusuhan tidak terkendali.

"Personil Kepolisian di lapangan masih menghadapi tembakan senjata. Kami akan memberikan perkembangan terbaru," ujar Kepolisian St Louis pada akun Twitter-nya, Selasa, 2 Juni 2020.

Selain kasus di St. Louis, dua polisi juga ditabrak dengan mobil dalam unjuk rasa di Buffalo, New York. Pemerintah New York berkeyakinan bahwa pelaku sudah diamankan, namun belum diketahui apakah peristiwa tersebut disengaja atau tidak.

Selain personil Kepolisian, jurnalis juga menjadi korban dalam unjuk rasa George Floyd. Mengacu pada data US Press Freedom Tracker, kurang lebih ada 100 investigasi kasus kekerasan yang diterima jurnalis selama meliput unjuk rasa. Ke-100 kasus tersebut mengikutkan serangan baik dari aparat maupun demonstran.

Salah satu kasus dialami oleh dua jurnalis Reuters yang ditembak dengan peluru karet ketika meliputi unjuk rasa di Minneapolis, Sabtu pekan lalu. Kameraman Julio Cesar-Chavez mengatakan bahwa polisi tampak dengan sengaja menyerangnya dan ia memiliki bukti rekamannya. Kepolisian Minneapolis belum memberikan komentar.

Contoh lain, di kawasan Long Beach, leher jurnalis radio Adolfo Guzman ditembak dengan peluru karet oleh aparat. Guzman telah melaporkan hal itu ke kepolisian setempat dan Kepala Kepolisian berjanji mengusutnya. "Kami tidak ingin ada awak media yang terluka," ujar keterangan Kepolisian Long Beach.

Mengacu pada pola sejauh ini, aksi unjuk rasa kematian George Floyd cenderung berujung rusuh setiap matahari terbenam. Pada pagi dan siang hari, unjuk rasa berlangsung relatif damai di mana beberapa Kepolisian bahkan berlutut untuk meminta maaf atas insiden yang terjadi.

Terrence Floyd, adik dari George Floyd, meminta para demonstran memanfaatkan momen saat ini untuk menimbang siapa yang akan mereka pilih pada Pemilu Presiden pada November nanti. Menurutnya, hal itu akan lebih banyak membawa perubahan dibandingkan menggunakan kekerasan, bertukar hantam dengan Kepolisian dan malah sama-sama menjadi korban. "Mari kita ubah (Amerika) dengan cara yang berbeda," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang banyak terjadi di Amerika saat ini adalah imbas dari kematian George Floyd. Floyd adalah warga kulit hitam di Minneapolis, Minnesota yang meninggal setelah kepolisian setempat menindih lehernya dengan lutut beberapa hari lalu.

Hingga berita ini ditulis, unjuk rasa sudah memasuki hari ketujuh. Unjuk rasa tersebut diperkirakan sudah menyebar ke 40 kota di Amerika. Beberapa di antaranya berujung kerusuhan dan penjarahan di mana warga bertarung dengan aparat keamanan. Hal itu mendorong pemerintah negara bagian menerapkan jam malam di sejumlah kota.

Presiden Donald Trump telah memberikan respon atas unjuk rasa yang terjadi. Ia menegaskan akan mendorong pengusutan perkara George Floyd hingga tuntas serta memastikan unjuk rasa berjalan tertib. Jika unjuk rasa berujung rusuh, ia mengancam akan menerjunkan aparat militer yang ditolak pemerintah-pemerintah negara bagian.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

12 jam lalu

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

Unjuk rasa Hari Buruh Internasional dengan pagelaran teatrikal dan aksi berjalan kaki (long march)

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

14 jam lalu

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

20 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

2 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

3 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

3 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

4 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya