Protes Kematian George Floyd, Pengunjuk Rasa Abaikan Jam Malam

Minggu, 31 Mei 2020 18:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Para pengunjuk rasa di 12 kota di Amerika Serikat pada Sabtu, 30 Mei 2020, mengabaikan aturan jam malam. Mereka menumpahkan kemarahan atas kebrutalan aparat kepolisian dan kematian George Floyd, laki-laki kulit hitam warga negara Amerika Serikat yang meninggal dicekik polisi berkulit putih.

“Kami tak butuh jam malam, kami butuh perubahan,” kata Mia, 20 tahun, warga negara Mineapolis, seperti dikutip dari aljazeera.com.

Demonstran yang marah pada Sabtu itu berjanji tidak akan membubarkan diri sampai empat aparat kepolisian yang terlibat dalam kematian Flyod dituntut ke meja hukum. Floyd meninggal pada Senin, 25 Mei 2020, di tengah upaya kepolisian menegakkan aturan jam malam mulai pukul 8 malam.

Ketika memasuki jam malam, asap tebal terlihat membumbung ke angkasa. Beberapa demonstran ada yang berkonfrontasi dengan polisi.

Advertising
Advertising

Sejauh ini baru satu aparat kepolisian, yakni Derek Chauvin, yang ditahan terkait kematian Floyd. Chauvin, yang berkulit putih, menekan leher Floyd dengan lututnya selama Sembilan menit. Padahal Floyd sudah memohon karena dia tak bisa bernafas. Aparat kepolisian yang ada disekitar lokasi kejadian mendesak Chauvin untuk melepaskan Floyd.

Pada Jumat, 29 Mei 2020, Chauvin dituntut dengan pembunuhan tingkat tiga. Tiga aparat kepolisian yang terlibat dalam kejadian ini yakni Thomas Lane, Tou Thao dan J Alexander Kueng, dibebaskan, di mana pembebasan ini membuat marah para demonstran yang menuntut ketiganya agar dimintai pertanggung jawaban.

Garda Keamanan Nasional Amerika Serikat mengatakan mereka mengerahkan 4.100 aparat keamanan ke beberapa kota, termasuk Minneapolis, demi keamanan semua warga. Di beberapa titik, jumlah kepolisian anti-huru-hara yang dikerahkan lebih banyak.

Polisi terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang berkerumun. Beberapa demonstran yang marah atas kematian Floyd, ada yang ditahan. Kendati begitu, para demonstran tampak tidak terpengaruh.

Berita terkait

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

4 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

5 hari lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

5 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

7 hari lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Sengketa Pilpres 2024 Bubar, Kapolda Berharap Tidak Ada Konflik di Akar Rumput

13 hari lalu

Pengunjuk Rasa Sengketa Pilpres 2024 Bubar, Kapolda Berharap Tidak Ada Konflik di Akar Rumput

Massa pengunjuk rasa sengketa Pilpres 2024 di area Patung Kuda Arjuna Wiwaha telah membubarkan diri pada pukul 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Demonstran Yordania Desak Diakhirinya Perjanjian Damai dengan Israel

38 hari lalu

Demonstran Yordania Desak Diakhirinya Perjanjian Damai dengan Israel

Ribuan warga Yordania menyerukan diakhirinya perjanjian perdamaian antara negara itu dengan Israel, sebagai protes atas gesonida di Gaza

Baca Selengkapnya

Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

48 hari lalu

Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

Razia jam malam di Yogyakarta untuk mengantisipasi kejahatan dan kekerasan jalanan atau klitih yang berulang, pelakunya sering kali di bawah 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Haiti Berlakukan Status Darurat setelah Geng Bersenjata Serbu Penjara

4 Maret 2024

Haiti Berlakukan Status Darurat setelah Geng Bersenjata Serbu Penjara

Pemerintah Haiti mengumumkan status darurat dan memberlakukan jam malam setelah serangan geng bersenjata ke dua penjara

Baca Selengkapnya

Indonesia Sebut Pendudukan Israel di Palestina Ilegal, Apa Maksudnya?

23 Februari 2024

Indonesia Sebut Pendudukan Israel di Palestina Ilegal, Apa Maksudnya?

Hari ini, giliran Indonesia yang diwakili Menlu Retno Marsudi berbicara soal pendudukan Israel di hadapan ICJ.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Chile Tewaskan Sedikitnya 99 Jiwa, Ratusan Orang Masih Hilang

5 Februari 2024

Kebakaran Hutan Chile Tewaskan Sedikitnya 99 Jiwa, Ratusan Orang Masih Hilang

Kebakaran hutan yang melanda Chile tengah telah menewaskan sedikitnya 99 orang dan lebih dari 200 lainnya masih hilang

Baca Selengkapnya