Leher Diduduki Oleh Polisi, Warga Amerika Tewas Kehabisan Napas

Rabu, 27 Mei 2020 17:05 WIB

Polisi Amerika Serikat berjaga di depan rumah pasangan Bill dan Hillary Clinton seusai penemuan paket berisi bom pipa di Chappaqua, New York, Amerika, Rabu, 24 Oktober 2018. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Amerika, George Floyd, tewas kehabisan napas ketika personil Kepolisian Minneapolis mendudukinya di aspal agar tidak kabur. Sebelum meninggal, Floyd sempat berteriak dan berontak karena dirinya tidak bisa bernapas. Namun, personil Kepolisian Minneapolis tetap mendudukinya di bagian leher hingga Floyd tidak bernapas sama sekali.

Dikutip dari Al Jazeera, empat personil kepolisian Minneapolis berada di lokasi kejadian ketika Floyd kesulitan bernafas. Namun, tidak ada satupun yang menolongnya. Kepolisian dan Pemerintah Minneapolis telah memutuskan untuk membebastugaskan keempatnya.

"Keempat polisi tersebut sudah dibebastugaskan dan itu yang terbaik untuk kota ini," ujar Wali Kota Minnesota, Jacob Frey, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Rabu, 27 Mei 2020.

Peristiwa tewasnya Floyd sendiri terjadi pada hari Senin kemarin. Kala itu, empat personil Kepolisian Minneapolis mendatanginya atas dugaan Floyd telah melakukan tindak pidana penipuan dan pemalsuan.

Berdasarkan keterangan dari Kepolisian Minneapolis, Floyd ogah dimintai keterangan. Ia berontak, bahkan menyerang personil Kepolisian secara fisik. Tidak mau Floyd kabur, satu dari empat personil yang ditugaskan untuk menahan Floyd melumpuhkannya di atas aspal dan mendudukinya di bagian leher.

Floyd, yang lehernya diduduki, lanjut berontak. Kali ini disertai teriakan dan erangan bahwa dirinya tidak bernafas. Kepolisian malah memintanya untuk tidak melawan sembari memasangkan borgol ke kedua pergelangan tangannya.

"Aku tidak bisa bernafas. Kumohon, singkirkan kakimu di leherku," teriak Floyd.

Dalam waktu singkat, napasnya kian berat. Floyd mulai kehabisan napas. Dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya, Floyd memohon kepada personil Kepolisian Minneapolis yang mendudukinya untuk menyingkirkan dengkulnya dari leher.

"Perutku sakit, leherku sakit. Ampun, kumohon, aku tidak bisa bernafas," isak Floyd, berusaha untuk bertahan hidup. Ketika personil Kepolisian Minneapolis menyadari bahwa Floyd benar-benar kesakitan, ia sudah menghembuskan nafas terakhirnya.

"Mereka mengakui bahwa Floyd kesakitan ketika dilumpuhkan," ujar keterangan Kepolisian Minneapolis. Warga sekitar, berdasarkan kesaksian mereka, juga sempat mencoba memberi tahu personil Kepolisian Minneapolis bahwa Floyd kesakitan.

Hingga berita ini ditulis, belum didapat kronologis lengkap dan berimbang atas peristiwa itu. Apa yang terjadi sebelum Floyd diduduki dan sesudah Floyd tewas belum terungkap lengkap.

Biro Investigasi Federal Amerika (FBI) telah dilibatkan Kepolisian dan Pemerintahan Minneapolis untuk menyelidiki kasus ini. Selain itu, mereka juga akan menangani soal dugaan pelanggaran hak masyarakat sipil dalam kasus Floyd.

"Kami meminta FBI dilibatkan setelah kami mendapatkan informasi ekstra dari informan," ujar Kepala Kepolisian Minneapolis, Medaria Arradondo.

ISTMAN MP | AL JAZEERA

Berita terkait

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

3 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

6 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

9 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

14 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

14 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

15 hari lalu

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

FBI mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore.

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

15 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

Agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan terhadap kasus jembatan Francis Scott Key atau Jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya