TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika memutuskan untuk memajukan hari berlakunya travel ban untuk Brazil sebanyak dua hari. Alhasil, aturan yang seharusnya berlaku pada 28 Mei tersebut menjadi aktif pada hari ini, Selasa, 26 Mei 2020.

Dimajukannya tanggal berlakunya travel ban tersebut berkaitan dengan situasi pandemi virus Corona di Brazil. Dalam beberapa hari terakhir, pandemi Corona di Brazil terus memburuk. Saking buruknya, Brazil sampai menyalip Rusia sebagai negara paling terdampak virus dengan nama resmi COVID-19 itu. Per hari ini, ada 376.669 kasus dan 23.552 kematian di Brazil.

"Dalam 24 jam terakhir, Brazil mencatatkan angka kematian lebih tinggi dibanding Amerika. Brazil mencatatkan 807 kematian sementara Amerika 620," ujar Kementerian Kesehatan Amerika sebagaimana dikutip dari Reuters.

Sejumlah pakar memandang percepatan travel ban ini sebagai pukulan telak bagi Presiden Brazil, Jair Bolsonaro. Sebab, hal itu menunjukkan bahwa hubungan Brazil dan Amerika, Bolsonaro dan Trump, tidak sebaik yang dicitrakan selama ini. Di sisi lain, Bolsonaro kerap meniru strategi Trump untuk menangani pandemi virus Corona.

"Tindakan Amerika menjatuhkan klaim Bolsonaro bahwa Brazil adalah sekutu dekat Amerika," ujar Creomar de Souza, pakar politik dari lembaga konsultan Dharma Political Risk and Strategy.

Di saat bersamaan, oposisi memanfaatkan momen dimajukannya tanggal berlaku travel ban tersebut untuk mempermalukan Bolsonaro. "Bahkan Amerika, yang 'dijilat' oleh Bolsonaro - melarang warga Brazil untuk masuk ke Amerika," ujar anggota kongres dari Partai Buruh, Valmir Assuncao.

Bolsonaro, hingga berita ini ditulis, belum memberikan tanggapan. Sementara Amerika mengindikasikan bahwa travel ban tidak akan berlangsung lama.

ISTMAN MP | REUTERS | THE GUARDIAN