Ex Gubernur Sebut Cina Khianati Hong Kong Lewat UU Keamanan

Sabtu, 23 Mei 2020 19:07 WIB

Warga Hong Kong berunjuk rasa membela warga etnis minoritas Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, Cina pada Ahad, 22 Desember 2019. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Gubernur Hong Kong, Chris Patten, menyesalkan langkah Cina menyusun UU Keamanan Nasional untuk Hong Kong. Menurutnya, yang menyaksikan langsung penyerahan kembali Hong Kong dari Persemakmuran Inggris ke Cina, langkah tersebut sama saja dengan pengkhianatan.

"Warga Hong Kong telah dikhianati oleh Cina. Kami, secara moral, ekonomi, dan legal, memiliki kewajiban untuk mendukung Hong Kong dalam hal ini," ujar Patten sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 23 Mei 2020.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, UU Keamanan Nasional Hong Kong tengah digarap oleh Cina. Aturan itu digarap untuk merespon makin derasnya gerakan anti-pemerintah Hong Kong paska konflik aturan ekstradisi ke Cina. Adapun UU Keamanan Nasional Hong Kong akan mengatur berbagai hal mulai dari hasutan, ujaran kebencian, pengkhianatan, subversi, kudeta, dan masih banyak lagi.

Nah, UU tersebut dikhawatirkan akan memperkuat pengaruh Cina di Hong Kong. Di sisi lain, juga ditakutkan akan membungkam kebebasan berpendapat warga Hong Kong karena juga mengatur soal hasutan dan ujaran kebencian. Oleh karenanya, oleh sejumlah penggiat demokrasi Hong Kong, UU Keamanan Nasional Hong Kong sama saja dengan menghapus kebijakan "Satu Negara, Dua Sistem" yang sudah lama diadopsi.

Kebijakan "Satu Negara, Dua Sistem" diadopsi Hong Kong sejak kembali ke Cina di tahun 1997. Sebelumnya, Hong Kong masuk ke dalam koloni Inggris selama kurang lebih 150 tahun sejak Inggris mengalahkan cina di Perang Opium. Adapun kebijakan tersebut sudah lama dirancang sejak Deklarasi Bersama Sino - Inggris di tahun 1984, antara Perdana Menteri Zhao Ziyang dan Perdana Menteri Margaret Thatcher.

Patten khawatir penerapan UU Keamanan Nasional Hong Kong melahirkan pemerintahan diktator di Hong Kong. Ia menyarankan Pemerintah Inggris untuk memperingatkan kembali Cina soal Deklarasi Bersama Sino - Inggris di tahun 1984. Penerapan UU Keamanan Nasional, kata ia, sama saja melanggar deklarasi itu.

"Sebaiknya Inggris juga mulai mempertimbangkan kembali kerjasama dengan Cina, termasuk pembangunan infrastruktur 5G oleh Huawei. Ilusi bahwa Cina akan menjadi ladang emas untuk kita hanyalah ilusi," ujar Patten yang memimpin Hong Kong dari tahun 1992-1997.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

6 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

14 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

16 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

16 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

20 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

21 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

2 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya