Dalam Sehari, Dua Serangan Teror di Afghanistan Tewaskan 40 Orang

Rabu, 13 Mei 2020 05:00 WIB

Warga mengevakuasi korban terluka akibat serangan bom bunuh diri, di Jalalabad, Afganistan, 12 Mei 2020. Teroris meledakkan bom bunuh diri di acara pemakaman komandan polisi di provinsi Nangarhar yang dihadiri ribuan orang. REUTERS/Parwiz

TEMPO.CO, Jakarta - Dua serangan teror terjadi di Afghanistan dalam sehari pada Selasa kemarin, 12 Mei 2020. Serangan tersebut terjadi di kawasan Dashti Barchi dan Nangahar. Perkembangan terkahir hingga berita ini ditulis, kedua insiden itu menelan 40 korban jiwa.

Serangan pertama terjadi di Rumah Sakit Dashti Barchi yang berlokasi di Kabul dan dikelola oleh lembaga non pemerintah, Doctors Without Borders. Tiga pelaku, yang menyamar sebagai polisi, melepas tembakan dan melempar granat kepada pasien dan petugas medis di rumah sakit itu. Kekacauan yang tak terhindarkan menewaskan 16 orang di sana.

"Pelaku menyerang siapapun yang berada di dalam rumah sakit. Tanpa peringatan, tanpa alasan yang jelas. Rumah Sakit Dashti Barchi adalah rumah sakit pemerintah di mana ada banyak ibu dan anak-anak di dalamnya," ujar salah satu saksi mata, Ramazan Ali, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 12 Mei 2020.

Dari 16 korban yang tewas, beberapa di antaranya adalah anak-anak. Bahkan, dua di antaranya adalah bayi yang baru saja lahir. Dalam tweetnya, Doctors Without Borders menyatakan bahwa insiden terjadi tak lama setelah seorang pasien melahirkan anaknya dengan operasi ceasar.

"100 pasien berhasil diselamatkan dari serangan tersebut dan tiga di antaranya adalah warga negara asing," ujar Pemerintah Afghanistan dalam keterangan persnya. Adapun situasi baru terkendali ketika militer Afghanistan diterjunkan ke lokasi.

Serangan kedua terjadi di Nangahar, ketika Kepolisian setempat tengah melakukan upacara pemakaman komandan mereka. Sejumlah pejabat pemerintah hadir dalam serangan tersebut dan ikut menjadi korban. Data terakhir dari pemerintah Afghanistan, 24 orang tewas dan 68 luka-luka dalam serangan di Nangahar. "Jumlah korban jiwa bisa bertambah," ujar Pemerintah Afghanistan.

Penyelidikan masih berlangsung perihal siapa yang bertanggung jawab atas kedua serangan. Kelompok pemberontak, Taliban, langsung menyatakan tidak terlibat karena mereka dalam status mematuhi kesepakatan damai dengan Amerika yang diteken beberapa waktu lalu.

Kepolisian dan militer Afghanistan selanjutnya menduga ISIS sebagai dalang dari serangan yang terjadi. Lokasi kejadian menjadi pertimbangan. Lokasi Rumah Sakit Dashti Barchi, misalnya, berdekatan dengan hunian komunitas Hazara. Hazara adalah komunitas muslim Syiah yang beberapa kali menjadi target serangan ISIS.

Nangahar, di mana serangan kedua terjadi, juga merupakan salah satu lokasi operasi ISIS. Dalam beberapa bulan terakhir, serangan ISIS dilakukan di Nangahar. Dan, pada Senin kemarin, militer Afghanistan menangkap salah satu pimpinan ISIS di sana.

Meski Taliban sudah mengklaim tidak terlibat, Pemerintah Afghanistan akan menyelidiki segala kemungkinan. Mereka khawatir serangan yang terjadi akan merusak kesepakatan damai Taliban dan Amerika yang sudah diteken.

"Jika Taliban tidak bisa mengendalikan aktivitas mereka, atau sponsor mereka menugaskan kelompok lain untuk melakukan teror, maka tidak ada lagi alasan untuk terlibat dalam negosiasi damai," ujar Penasehat Keamanan Nasional Afghanistan, Hamdullah Mohib.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

6 hari lalu

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

Pengadilan Israel mendakwa saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh atas tuduhan menghasut untuk melakukan terorisme.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

12 hari lalu

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

Polisi Australia mengatakan penusukan terhadap seorang uskup gereja Asiria di Sydney adalah tindakan teror

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

12 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Polisi Israel Tangkap Saudara Perempuan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Ini Alasannya

26 hari lalu

Polisi Israel Tangkap Saudara Perempuan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Ini Alasannya

Polisi Israel menangkap saudara perempuan Ismail Haniyeh di Israel bagian selatan atas dugaan keterlibatan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

30 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

31 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya