Amerika Siapkan Rencana Darurat Jika Kim Jong Un Meninggal

Rabu, 22 April 2020 08:30 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat menyaksikan peluncuran rudal di Korea Utara pada 22 Maret 2020. Seperti biasa, Kim tampil tanpa melindungi diri dengan masker ketika virus Corona mewabah di berbagai negara. KCNA/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat sudah menyiapkan rencana darurat jika pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meninggal.

Sumber mengatakan kepada Fox News bahwa mereka membahas nasib Korea Utara setelah laporan intelijen AS yang mengklaim kesehatan Kim Jong Un kritis pasca-operasi kardiovaskular.

Dikutip dari Fox News, 22 April 2020, sumber intelijen pertahanan mengatakan pada Selasa bahwa bahwa pemerintah AS memiliki rencana yang luas jika Kim Jong Un tiada, dengan mempertimbangkan semua komplikasi yang timbul dari kematiannya.

Pejabat itu menggambarkan kemungkinan krisis kemanusiaan besar di Korea Utara yang dapat mengakibatkan jutaan orang kelaparan dan eksodus massal pengungsi Korea Utara ke Cina. Sumber-sumber intelijen mengatakan bagian dari rencana itu akan sangat bergantung pada intervensi Cina dan membantu mengelola situasi di lapangan di dalam Korea Utara. Hal ini sebagian karena kedekatan Cina dan sebagian karena tantangan logistik AS yang menyediakan bantuan kemanusiaan.

Daily NK, sebuah berita online berkala yang berbasis di Seoul, yang sebagian besar dijalankan oleh para pembelot Korea Utara, telah melaporkan bahwa Kim Jong Un, 36 tahun, sedang dalam masa pemulihan dari operasi 12 April di sebuah villa daerah resor di pantai timur. Laporan itu mengatakan Kim Jong Un dioperasi setelah kesehatannya memburuk karena merokok berat, obesitas, dan terlalu banyak bekerja.

Advertising
Advertising

Namun, secara spesifik kondisi Kim Jong Un masih belum jelas karena Korea Utara terkenal karena menahan dan mendistorsi berita di lingkup perbatasannya.

Sumber intelijen AS mengatakan kepada CNN ada kekhawatiran kesehatan Kim Jong Un memburuk, meski laporan ini belum kredibel.

Para pejabat Korea Selatan tidak meyakini laporan-laporan ini dan tidak menemukan aktivitas yang tidak biasa di Korea Utara.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap menyebut laporan itu tidak benar.

"Kami tidak memiliki informasi untuk mengonfirmasi tentang rumor tentang masalah kesehatan Kim Jong Un yang telah dilaporkan oleh beberapa media," kata juru bicara kepresidenan Korea Selatan Kang Min-seok. "Pun, tidak ada perkembangan tidak biasa yang terdeteksi di Korea Utara."

Spekulasi sering muncul tentang kepemimpinan Korea Utara berdasarkan kehadiran di acara-acara penting negara. Sebuah sumber intelijen mengatakan kepada Fox News pada Senin bahwa ada kecurigaan bahwa Kim Jong Un tidak sehat sejak 15 April setelah dia tidak menghadiri acara peringatan terpenting Korea Utara, hari ulang tahun kakeknya Kim II Sung.

Kantor Berita Korea Utara mengklaim Kim Jong Un memimpin pertemuan pada 11 April yang membahas pencegahan virus Corona dan menunjuk saudara perempuannya sebagai anggota pengganti biro politik Partai Pekerja yang berkuasa. Media pemerintah sejak itu melaporkan bahwa Kim juga mengirim salam kepada Presiden Suriah Bashar al Assad dan Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel serta pesan ulang tahun kepada dua pejabat Korea Utara.

Sementara itu, sumber mengatakan kepada Fox News bahwa Gedung Putih mengetahui laporan kesehatan Kim, tetapi belum ada konfirmasi tentang kondisinya. Satu sumber mencatat bahwa selama pertemuan terakhir Kim Jong Un dan Donald Trump, orang asing yang dekat dengan Kim Jong Un melihat Kim bernapas sangat berat untuk orang seusianya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberi instruksi kepada stafnya saat menyaksikan peluncuran sub-unit mortir Angkatan Darat pada 10 April 2020. Ini bukan kali pertama Kim menunjukkan kekuatan militernya di tengah wabah virus Corona. KCNA

Pada hari Selasa, Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa pemerintah sedang memantau laporan kondisi Kim Jong Un.

"Kami memantau laporan ini dengan sangat cermat dan seperti yang Anda tahu Korea Utara adalah masyarakat yang sangat tertutup, tidak ada pers yang bebas di sana, mereka sangat mengalihkan informasi yang mereka berikan ke publik, termasuk kesehatan Kim Jong Un," kata O'Brien.

"Orang-orang harus tahu bahwa kita memiliki komunitas intelijen yang hebat, presiden, wakil presiden, Menlu Pompeo, Menhan Esper, Jenderal Milley, kita punya banyak menara pengawal selama krisis virus Corona ini memastikan Amerika aman entah itu dari virus atau musuh di luar negeri, jadi kami terus mengawasi Korea Utara seperti halnya kami mengawasi bagian dunia lain."

Tidak jelas apa yang akan terjadi dengan rezim jika Kim Jong Un absen karena masalah kesehatan atau meninggal.

Sementara Korea Utara belum menjelaskan siapa yang berpotensi menggantikan Kim, beberapa ahli meyakini saudara perempuannya, Kim Yo Jong, akan bertindak sebagai pemimpin, setidaknya selama masa transisi. Yang lain percaya Korea Utara kemungkinan bisa diperintah oleh kepemimpinan kolektif elit partai yang berkuasa, mirip dengan Uni Soviet pasca-Stalin.

Berita terkait

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

2 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

3 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

3 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

3 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya