Spanyol, Austria Longgarkan Lockdown: WHO Ingatkan Puncak Corona

Reporter

Terjemahan

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 15 April 2020 03:53 WIB

Petugas medis menggunakan masker saat menangis saat mengenang rekannya Esteban, yang meninggal akibat positif virus corona atau Covid-19 di Rumah Sakit Severo Ochoa, Leganes, 13 April 2020. Di Spanyol sendiri korban tewas akibat virus corona mencapai 17.756 kasus. REUTERS/Susana Vera

TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Spanyol dan Austria mulai melonggarkan aturan berkegiatan bagi warga mereka atau mulai menggeser lockdown Corona.

Pada Selasa, 14 April 2020, kedua negara tersebut mulai memperbolehkan warganya untuk mulai kembali bekerja alias mengurangi pembatasan-pembatasan terkait wabah Corona.

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik langkah ini. Dilansir dari Reuters, WHO mengingatkan bahwa penyebaran COVID-19 yang mematikan itu belum mencapai puncaknya.

"Dari keseluruhan penularan di seluruh dunia, 90 persen di antaranya berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Jadi pastinya kita belum melihat masa puncak," kata Juru Bicara WHO Margaret Harris, dalam press briefing di Jenewa, Swiss, Selasa siang waktu setempat.

WHO mengatakan jumlah penambahan kasus di beberapa negara Eropa memang mulai menurun, termasuk di antaranya di Spanyol dan Italia. Namun di tanah Britania dan Turki, penurlaran terus tumbuh.

Di perbisnisan Spanyol, beberapa bisnis seperti konstruksi dan manufaktur telah diperbolehkan kembali memulai kerjaanya kembali. Sedangkan toko, bar, dan ruang publik masih ditutup hingga setidaknya 26 April 2020.

Advertising
Advertising

Dari laporan Reuters, laporan kematian akibat Virus Corona di Spanyol masih meningkat pada Selasa, sebanyak 567 kasus. Angka ini naik dari peningkatan hari sebelumnya sebanyak 517 kasus. Meski begitu, Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa mengatakan peningkatan ini adalah yang terkecil sejak 18 Maret 2020. Hingga saat ini, total kematian akibat Corona di Spanyol telah menembus angka 18.056 jiwa.

Beberapa pekerja mengakui bahwa kelonggaran aturan bagi bisnis yang diberikan pemerintah Spanyol bisa menimbulkan lonjakan baru. Namun bagi Roberto Aguayo, perkeja konstruksi asal Barcelona, kelonggaran ini diberikan di waktu yang tepat.

"Kami benar-benar membutuhkannya. Saat kami hampir kehabisan makanan, kami kembali bekerja," kata dia.

Adapun di Austria, ribuan toko dilaporkan dibuka kembali pada Selasa. Austria sebenarnya beritndak cepat dengan telah menutup sekolah, bar, teater, restoran, sejak empat pekan lalu. Mereka telah meminta masyarakat untuk tinggal di rumah.

Dilaporkan ada 384 kematian akibat COVID-19 di Austria hingga saat ini. Angka ini lebih kecil dibanding negara-negara Eropa lain yang angka kematiannya jauh lebih tinggi.

EGI ADYATAMA | REUTERS

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

10 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

16 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

19 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

4 hari lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

5 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya