Untuk Pertama Kali DK PBB Rapat Bahas Virus Corona

Jumat, 10 April 2020 17:30 WIB

Anggota Dewan Keamanan PBB mengheningkan cipa pada awal pertemuan tentang Afganistan di Markas Besar PBB di wilayah Manhattan di New York City, New York, AS, 10 Maret 2020. [REUTERS / Carlo Allegri]

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan PBB (DK PBB) untuk pertama kalinya menggelar pertemuan membahas virus Corona sejak wabah itu pecah pada akhir Desember lalu.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres secara pribadi memberi penjelasan singkat tentang pertemuan dewan beranggotakan 15 negara secara virtual tentang penyakit tersebut, yang sejauh ini telah menginfeksi sekitar 1,5 juta orang dan membunuh 90.000 lainnya di lebih dari 200 negara dan wilayah, dikutip dari Reuters, 10 April 2020.

"Pandemi juga merupakan ancaman signifikan bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, yang berpotensi mengarah pada peningkatan keresahan sosial dan kekerasan yang akan sangat merusak kemampuan kita untuk melawan penyakit ini," kata Guterres kepada dewan.

"Keterlibatan Dewan Keamanan akan sangat penting untuk mengurangi dampak perdamaian dan keamanan dari pandemi COVID-19. Memang, sinyal persatuan dan ketetapan hati dari Dewan akan sangat berarti pada saat yang mencemaskan ini," katanya.

Sebagian besar diplomat menyalahkan kelambanan Dewan Keamanan atas pandemi di Amerika Serikat dan Cina.

Advertising
Advertising

Cina enggan untuk melibatkan DK PBB, dengan alasan itu bukan mandat dewan, sementara Washington bersikeras bahwa setiap tindakan dewan harus mengacu pada asal-usul virus. Tudingan AS membuat Cina gerah. Virus Corona baru, yang menyebabkan penyakit pernapasan COVID-19, pertama kali muncul di kota Wuhan di Cina akhir tahun lalu.

"Bukanlah hal yang tepat mendiskusikan tentang penamaan virus. Itu COVID-19...dan itu merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional dan Dewan Keamanan seharusnya sudah menyatakannya sebelumnya," kata seorang diplomat senior Eropa, yang berbicara dengan syarat anonim.

Duta Besar Cina untuk PBB, Zhang Jun, mengatakan kepada Dewan Keamanan pada hari Kamis bahwa mereka harus menolak tindakan stigmatisasi dan politisasi. Presiden AS Donald Trump, yang menyebut virus corona sebagai virus Cina, bulan lalu mengatakan Beijing seharusnya bertindak lebih cepat untuk memperingatkan dunia.

"Untuk mengatasi tantangan global ini, solidaritas, kerja sama, dukungan, dan bantuan timbal balik adalah apa yang kita butuhkan, sementara saling tuduh dan menunjuk kambing hitam tidak akan menghasilkan jalan keluar," kata Zhang.

Dalam beberapa minggu terakhir, anggota dewan telah menegosiasikan dua rancangan resolusi. Kelima negara yang memiliki hak veto (Amerika Serikat, Cina, Prancis, Rusia, dan Inggris) telah membahas naskah Prancis. Sepuluh anggota yang tersisa, dipilih untuk masa jabatan dua tahun, telah mendiskusikan draf Tunisia.

Dewan bertemu pada hari Kamis atas permintaan sembilan anggota terpilih. Setelah pertemuan tersebut, dewan mengeluarkan pernyataan singkat, disepakati dengan konsensus, yang menyatakan dukungan untuk upaya Guterres mengenai dampak potensial pandemi COVID-19 terhadap negara-negara yang terkena dampak konflik.

Sebuah resolusi oleh DK PBB dapat mendukung seruan Guterres untuk gencatan senjata dalam konflik di seluruh dunia, mendorong akses untuk pengiriman bantuan kemanusiaan untuk melawan virus Corona dan mendesak pendekatan global terkoordinasi untuk menghadapi wabah tersebut.

Tetapi Dewan Keamanan tidak bisa berbuat banyak tentang penanganan virus Corona itu sendiri atau mengatasi konsekuensi ekonomi dari pandemi, kata Richard Gowan, direktur AS untuk think-tank International Crisis Group.

Resolusi membutuhkan sembilan suara yang mendukung dan tidak ada veto yang diajukan. DK PBB telah menangani masalah kesehatan publik global di masa lalu, mengadopsi resolusi pada tahun 2000 dan 2011 tentang HIV/AIDS dan krisis Ebola di Afrika Barat pada tahun 2014, ketika menyatakan wabah itu ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Guterres mengatakan kepada DK PBB bahwa wabah virus Corona adalah pertarungan satu generasi dan raison d'etre (tujuan utama) dari PBB sendiri.

Berita terkait

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

4 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

6 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

7 hari lalu

Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, Indonesia akan tetap menjalankan diplomasi guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Baca Selengkapnya

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

9 hari lalu

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.

Baca Selengkapnya

Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

14 hari lalu

Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

Amerika Serikat sekali lagi menunjukkan dukungannya terhadap Israel dan menggunakan hak vetonya dalam menghalangi terbentuknya Negara Palestina.

Baca Selengkapnya

ABC News: Rudal Israel Hantam Lokasi di Iran

14 hari lalu

ABC News: Rudal Israel Hantam Lokasi di Iran

Israel dikabarkan telah memulai pembalasannya atas serangan Iran ke wilayahnya pekan lalu dengan menembakkan rudal ke wilayah Iran.

Baca Selengkapnya

UNRWA Peringatkan Ada Upaya 'Berbahaya' Israel untuk Bubarkan Badan Tersebut

14 hari lalu

UNRWA Peringatkan Ada Upaya 'Berbahaya' Israel untuk Bubarkan Badan Tersebut

Memohon perlindungan kepada Dewan Keamanan PBB, Philippe Lazzarini mengatakan bahwa pekerjaan UNRWA semakin krusial selama perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB Gagal Akui Negara Palestina karena Veto Amerika Serikat

14 hari lalu

PBB Gagal Akui Negara Palestina karena Veto Amerika Serikat

Seperti telah diperkirakan, Amerika Serikat menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan upaya Palestina menjadi anggota tetap PBB.

Baca Selengkapnya

Menlu Cina Sindir Sikap Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB

15 hari lalu

Menlu Cina Sindir Sikap Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB

Menteri Luar Negeri Cina menyindir sikap Amerika Serikat yang kerap memveto resolusi Dewan Keamanan PBB tentang gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya