Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rentan Virus Corona, PBB Minta Negara Beri Akses Kesehatan Migran

image-gnews
Pekerja migran memberikan susu botol kepada bayinya saat ia berjalan di jalan raya mencari transportasi untuk kembali ke desanya, setelah India memerintahkan Lockdown, di Ghaziabad, di pinggiran New Delhi, 26 Maret 2020. Lockdown ini dimulai pada 25 Maret hingga 14 April 2020. REUTERS/Adnan Abidi
Pekerja migran memberikan susu botol kepada bayinya saat ia berjalan di jalan raya mencari transportasi untuk kembali ke desanya, setelah India memerintahkan Lockdown, di Ghaziabad, di pinggiran New Delhi, 26 Maret 2020. Lockdown ini dimulai pada 25 Maret hingga 14 April 2020. REUTERS/Adnan Abidi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PBB mengatakan migran tanpa dokumen, pencari suaka, dan korban perdagangan masnusia, harus mendapat akses kesehatan di semua negara untuk melindungi mereka dari pandemi virus Corona.

Pada Senin pakar PBB mengatakan migran yang bekerja di sektor pertanian dan sektor bayangan lain kekurangan perlindungan terhadap COVID-19. Sementara pencari suaka di pusat penampungan atau detensi sangat rentan karena tidak bisa mempraktikan social distancing atau jaga jarak, menurut laporan penyelidik PBB, dikutip dari Reuters, 7 April 2020.

Para migran gelap, termasuk para korban perbudakan modern, yang jatuh sakit mungkin tidak mencari perawatan kesehatan karena takut diekspos kepada pihak berwenang dan ditahan, ditangkap atau dideportasi, kata para aktivis di beberapa negara.

"Hak asasi manusia harus menjadi pusat tanggapan terhadap pandemi COVID-19 ... tidak ada yang harus ditinggalkan dalam pertarungan global ini," ujar Felipe González Morales dan Maria Grazia Giammarinaro, pakar utama migran dan perdagangan manusia PBB.

"Pemerintah harus mengadopsi langkah-langkah yang memastikan setiap individu di wilayah nasionalnya, terlepas dari status migrasi mereka, dimasukkan dan memiliki akses ke layanan kesehatan untuk mencapai keberhasilan penahanan pandemi COVID-19."

Buruh migran mencoba naik bus yang ramai ketika mereka kembali ke desa mereka, selama 21 hari penutupan secara nasional untuk membatasi penyebaran penyakit virus Corona (COVID-19), di Ghaziabad, di pinggiran New Delhi, India, 29 Maret, 2020. [REUTERS / Adnan Abidi]

Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet, mengatakan dia merasa tertekan oleh penderitaan para pekerja migran informal yang terkena dampak, banyak dari mereka, pada dasarnya, dipaksa untuk meninggalkan kota-kota di mana mereka bekerja hanya dengan pemberitahuan beberapa jam saja, tidak mampu membayar sewa atau makanan.

Michelle Bachelet, beberapa hari lalu mengatakan pentingnya memastikan langkah-langkah menanggapi COVID-19 tidak diterapkan secara diskriminatif atau memperburuk ketidaksetaraan dan kerentanan yang ada, pernyataan yang dikutip dari UN News, 2 April kemarin.

"Kurangnya pekerjaan dan uang, dan dengan transportasi umum ditutup, ratusan ribu migran yang tidak memiliki keamanan atau perlindungan pekerjaan, dipaksa untuk melakukan perjalanan ratusan kilometer ke desa asal mereka, dengan beberapa sekarat dalam perjalanan," kata kantor Dewan HAM PBB (OHCHR).

Sementara Al Jazeera melaporkan para pejabat di Yunani telah memberlakukan lockdown kamp migran kedua di dekat Athena setelah seorang warga Afganistan dinyatakan positif terkena virus Corona.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para pejabat mengatakan kamp di Malakasa, sekitar 38 kilometer timur laut Athena, ditempatkan di bawah "isolasi sanitasi penuh" selama 14 hari, tanpa ada yang diizinkan masuk atau pergi.

Sumber kementerian migrasi mengatakan fasilitas Malakasa saat ini menampung lebih dari 1.700 orang.

Kementerian imigrasi Yunani mengatakan pria Afganistan berusia 53 tahun itu telah mencari bantuan dengan gejala virus di fasilitas medis di kamp.

Dia kemudian dibawa ke rumah sakit Athena di mana dia dinyatakan positif dan keluarganya dikarantina. Pemeriksaan kamp sedang dalam proses, kata kementerian itu.

Sementara Portugal, menurut Reuters, bulan lalu mengatakan semua orang asing dengan aplikasi residensi yang tertunda, termasuk pencari suaka, akan diperlakukan sebagai penduduk tetap sampai setidaknya 1 Juli untuk memastikan migran memiliki akses ke layanan kesehatab selama wabah.

Namun, pekerja kesehatan India dikecam pekan lalu dengan menyemprotkan sekelompok migran dengan desinfektan sementara sekitar 1.000 migran Afrika di Malta ditempatkan di bawah karantina wajib pada hari Minggu setelah COVID-19 menginfeksi delapan orang di kamp mereka.

Para ahli PBB juga menyerukan skema dukungan bagi para migran rentan dan korban perdagangan manusia untuk diperpanjang secara otomatis setidaknya selama enam bulan, untuk memastikan bahwa komunitas tersebut tidak dibiarkan tanpa perlindungan atau tanpa bantuan.

Populasi migran dan pengungsi global mencapai sekitar 272 juta tahun lalu atau naik 51 juta sejak awal dekade, sementara sekitar 25 juta orang di seluruh dunia dianggap sebagai korban kerja paksa, menurut statistik terbaru PBB.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Negara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana

8 jam lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Negara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana

Philippe Lazzarini mengatakan saat ini ada "kampanye berbahaya" oleh Israel untuk mengakhiri operasi UNRWA di Gaza.


Tim Khusus PBB Sebut Iran dan Israel Sama-sama Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Tim Khusus PBB Sebut Iran dan Israel Sama-sama Langgar Hukum Internasional

Lima orang pelapor khusus PBB menilai Iran dan Israel sama-sama melanggar hukum internasional dalam serangan berbalas baru-baru ini.


Kepala BMKG Beberkan Sejumlah Hambatan Skema Peringatan Dini Bencana di Forum PBB

1 hari lalu

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menghadiri 2nd Stakeholders Consultation Meeting, the 10th World Water Forum di Bali, Kamis, 12 Oktober 2023. (BMKG)
Kepala BMKG Beberkan Sejumlah Hambatan Skema Peringatan Dini Bencana di Forum PBB

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati membahas masalah kesenjangan sistem peringatan dini bencana di forum UN OCean Decade di Spanyol.


Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

2 hari lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.


PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

2 hari lalu

Kepala IAEA, Rafael Grossi. Reuters
PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.


Kementerian Luar Negeri Iran: Serangan Balasan Tehran ke Israel bagian dari Membela Diri

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Iran: Serangan Balasan Tehran ke Israel bagian dari Membela Diri

Kementerian Luar Negeri Iran sebut Iran berhak membela diri dari serangan Israel seperti yang diatur dalam pasal 51 Piagam PBB


PBB Mengutuk Serangan Drone dan Rudal Iran ke Israel

4 hari lalu

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres tiba di bandara Al Arish, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Mesir, 20 Oktober 2023. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
PBB Mengutuk Serangan Drone dan Rudal Iran ke Israel

Sekretaris Jenderal PBB mengutuk keras serangan udara Iran terhadap Israel, mengatakan kawasan Timur Tengah dan dunia "tidak mampu" berperang lagi.


Komite PBB Gagal Sepakati Usulan Keanggotaan Palestina

5 hari lalu

Bendera Palestina berkibar di samping bendera PBB untuk pertama kali di Markas Besar PBB di Manhattan, New York, 1 Oktober 2015. Sidang majelis Umum PBB menyetujui keputusan untuk mengibarkan bendera Palestina dan Vatikan. REUTERS/Andrew Kelly
Komite PBB Gagal Sepakati Usulan Keanggotaan Palestina

Komite Penerimaan Anggota Baru Dewan Keamanan PBB gagal mencapai kesepakatan terkait permohonan keanggotaan penuh Palestina


Sekjen PBB Ucapkan Selamat Idulfitri kepada Umat Muslim Dunia

8 hari lalu

Sekjen PBB, Antonio Guterres. REUTERS
Sekjen PBB Ucapkan Selamat Idulfitri kepada Umat Muslim Dunia

Sekjen PBB Antonio Guterres lewat unggahan di Instagram mengucapkan Selamat hari Raya Idulfitri kepada seluruh umat Muslim di dunia.


Australia Pertimbangkan Pengakuan Palestina sebagai Negara

8 hari lalu

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong melakukan persiapan sebelum dimulainya Pertemuan Para Menteri Luar Negeri KTT Asia Timur di Jakarta, 14 Juli 2023. ADI WEDA/Pool via REUTERS
Australia Pertimbangkan Pengakuan Palestina sebagai Negara

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menilai solusi dua negara antara Israel-Palestina merupakan satu-satunya harapan memutus "siklus kekerasan".