Arab Saudi Lakukan Gencatan Senjata di Yaman Karena Corona

Kamis, 9 April 2020 20:30 WIB

Jumlah pasien virus corona di Arab Saudi per Sabtu, 14 Maret 2020 bertambah jadi 103 orang. Sumber: Reuters/english.alarabiya.net

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk berhenti berperang dengan pemberontak Houthi di Yaman. Gara-garanya, pandemi virus Corona (COVID-19) semakin parah sehingga langkah pencegahan harus segera dilakukan di Yaman. Adapun durasi gencatan senjata yang disepakati antara Arab Saudi dan Houthi adalah dua pekan.

"Gencatan senjata akan berlangsung per hari Kamis," ujar juru bicara Arab Saudi, Kolonel Turki al-Malki, sebagaimana dikutip dari CNN, Kamis, 9 April 2020.

Keputusan gencatan senjata tersebut tidak datang begitu saja. Mengutip CNN, Sekjen PBB Antonio Guterres yang mendesak Arab Saudi untuk melakukan gencatan. Nah, pandemi virus Corona yang dijadikan alasan Guterres untuk membujuk Arab Saudi melakukan gencatan senjata.

Malki mengatakan, adanya gencatatan senjata bukan hal yang sepenuhnya negatif. Selain pemerintah Arab Saudi jadi bisa mencegah penyebaran virus Corona, situasi tersebut juga memungkinkan kedua pihak mulai mendiskusikan kesepakatan damai permanen.

"Situasi sekarang bisa digunakan untuk menggelar pertemuan antara pemerintahan yang resmi, Houthi, dan pasukan militer dari koalisi yang dipimpin Saudi. Tentunya dengan pengawasan utusan khusus PBB agar bisa tercapai kesepakatan gencatan senjata yang permanen," ujar Malki.

PBB mengapresiasi langkah yang diambil Arab Saudi. Menurut utusan khusus PBB di Yaman, Martin Griffiths, Arab Saudi telah mengambil keputusan yang tepat di tengah ketidakpastian pandemi virus Corona. Selain itu, Griffiths juga setuju bahwa gencatan senjata ini bisa dimanfaatkan untuk memulai pembahasan damai.

"Segala pihak harus memanfaatkan kesepakatan ini untuk menyelesaikan segala tindak kekerasan dan mencapai kesepakatan damai," ujarnya,

Juru bicara Houthi, Mohammed Abdel Salam, mengamini rencana Arab Saudi untuk memulai pembicaraan damai. Ia bahkan mengatakan bahwa pihaknya sudah mulai menyusun rencana untuk mengakhiri perang dengan Arab Saudi.

"Kami telah menyampaikan kepada PBB visi kami, termasuk langkah komprehensif untuk menyelesaikan perang dan mengakhiri blokade yang ada," ujar Salam sebagaimana dikutip dari CNN.

Sebagai catatan , Yaman telah menjadi lokasi perang antara koalisi pimpinan Saudi dan pemberontak Houthi selama lima tahun. Houthi didukung oleh Iran sementara koalisi Saudi melibatkan negara Uni Emirat Arab. Ribuan korban sudah berjatuhan karena perang tersebut, baik karena luka tembak ataupun kelaparan. Pandemi virus Corona berpotensi memperparah situasi itu.

Sejauh ini, Arab Saudi diketahui memiliki 3.122 kasus dan 41 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19).

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Israel Kirim Proposal Gencatan Senjata ke Hamas

8 jam lalu

Israel Kirim Proposal Gencatan Senjata ke Hamas

Hamas pada Sabtu, 27 April 2024, mengkonfirmasi telah menerima proposal dari Israel untuk gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

16 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

17 jam lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

1 hari lalu

Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

Uzbekistan akan menjadi lawan Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

'Serius' Bebaskan Sandera Israel, Hamas: Bebaskan Juga Tahanan Palestina

1 hari lalu

'Serius' Bebaskan Sandera Israel, Hamas: Bebaskan Juga Tahanan Palestina

Hamas menekankan empat syaratnya bahkan ketika 18 negara mencoba meningkatkan tekanan pada kelompok tersebut untuk mencapai kesepakatan.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

1 hari lalu

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

Sekelompok 18 negara meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menerima perjanjian gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

Preview Uzbekistan vs Arab Saudi di Piala Asia U-23, Calon Lawan Timnas Indonesia di Semifinal

1 hari lalu

Preview Uzbekistan vs Arab Saudi di Piala Asia U-23, Calon Lawan Timnas Indonesia di Semifinal

Duel Timnas U-23 Uzbekistan vs Arab Saudi akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 pada Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Raja Salman dari Arab Saudi Masuk Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Rutin

3 hari lalu

Raja Salman dari Arab Saudi Masuk Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Rutin

Raja Salman, 88, terakhir kali dirawat di rumah sakit pada Mei 2022 untuk prosedur kolonoskopi dan tes medis, juga di rumah sakit Jeddah.

Baca Selengkapnya