Jerman Dihantam Keras Virus Corona Tetapi Tingkat Kematian Rendah

Selasa, 7 April 2020 14:00 WIB

Orang-orang mengantre di luar pusat pengujian coronavirus (COVID-19) di Frankfurt, Jerman, 18 Maret 2020. REUTERS/Kai Pfaffenbach

TEMPO.CO, Jakarta - Meski Jerman dihantam wabah virus Corona sangat keras, negara ini memiliki tingkat kematian yang sangat rendah dibanding negara-negara lain, bahkan sesama negara Eropa.

Jerman adalah negara yang pro-aktif menangani virus Corona, salah satunya dengan "Taksi Corona". Taksi Corona adalah julukan petugas medis yang mengenakan perlengkapan pelindung, mengemudi mobil di jalan-jalan kosong di Heidelberg untuk memeriksa pasien yang di rumah, lima atau enam hari sakit dengan gejala virus Corona.

Petugas melakukan tes darah, mencari tanda-tanda bahwa seorang pasien akan mengalami penurunan kondisi yang tajam. Mereka mungkin menyarankan rawat inap, bahkan untuk pasien yang hanya memiliki gejala ringan.

"Ada titik kritis pada akhir minggu pertama," kata Prof. Hans-Georg Kräusslich, kepala virologi di University Hospital di Heidelberg, salah satu rumah sakit penelitian terkemuka Jerman, dikutip dari New York Times, 7 April 2020.

"Jika Anda adalah orang yang paru-parunya mungkin gagal, saat itulah Anda akan mulai memburuk," katanya.

Advertising
Advertising

Taksi Corona Heidelberg hanya satu inisiatif di satu kota. Tapi mereka menggambarkan tingkat keterlibatan dan komitmen sumber daya publik dalam memerangi pandemi.

Ini adalah satu jawaban dari beberapa faktor yang memunculkan pertanyaaan: Mengapa tingkat kematian Jerman sangat rendah?

Papan dengan informasi tentang virus Corona terlihat di stasiun kereta bawah tanah Neumarkt, ketika penyebaran penyakit COVID-19 berlanjut di Cologne, Jerman, 30 Maret 2020. [REUTERS / Wolfgang Rattay]

Menurut Universitas Johns Hopkins, Jerman memiliki lebih dari 100.000 infeksi yang dikonfirmasi di laboratorium pada Senin pagi, lebih banyak daripada negara lain kecuali Amerika Serikat, Italia, dan Amerika Serikat, atau Spanyol. Angka ini menjadikan Jerman satu dari lima negara yang terpukul paling parah oleh virus Corona.

Tetapi melihat angka infeksi yang begitu besar, Jerman hanya memiliki tingkat fatalitas dengan 1.584 kematian, angka kematian Jerman mencapai 1,6 persen, dibandingkan dengan 12 persen di Italia, sekitar 10 persen di Spanyol, Prancis dan Inggris, 4 persen di Cina dan hampir 3 persen di Amerika Serikat. Bahkan Korea Selatan, dengan model perataan kurva, memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, 1,8 persen.

"Ada pembicaraan tentang anomali Jerman," kata Hendrik Streeck, direktur Institut virologi di University Hospital Bonn. Profesor Streeck telah menerima telepon dari kolega di Amerika Serikat dan di tempat lain.

"Metode berbeda apa yang Anda lakukan?" kolega Streeck bertanya. "Mengapa tingkat kematian di sana (Jerman) sangat rendah?"

Ada beberapa jawaban yang dikatakan para ahli, campuran dari distorsi statistik dan perbedaan yang sangat nyata dalam cara Jerman mengatasi wabah.

Rata-rata usia mereka yang terinfeksi lebih rendah di Jerman daripada di banyak negara lain. Banyak pasien awal terkena virus di resor ski Austria dan Italia dan relatif muda dan sehat, kata Profesor Kräusslich.

"Itu dimulai sebagai wabah pemain ski," katanya.

Ketika infeksi telah menyebar, semakin banyak orang yang lebih tua terkena dan tingkat kematian, hanya 0,2 persen dua minggu lalu, juga telah meningkat. Tetapi usia rata-rata tertular penyakit ini masih relatif rendah, yaitu usia 49. Di Prancis, 62,5 tahun dan di Italia 62, menurut laporan nasional terbaru masing-masing negara.

Penjelasan lain untuk tingkat kematian yang rendah adalah bahwa Jerman telah menguji jauh lebih banyak orang daripada kebanyakan negara. Ini berarti Jerman menguji lebih banyak orang dengan sedikit atau tanpa gejala, meningkatkan jumlah kasus yang diketahui, tetapi bukan jumlah kematian.

"Itu secara otomatis menurunkan angka kematian di atas kertas," kata Profesor Kräusslich.

Tetapi ada juga faktor medis signifikan yang membuat jumlah kematian di Jerman relatif rendah, kata ahli epidemiologi dan ahli virus, di antara mereka, pengujian dan pengobatan dini dan luas, banyak tempat perawatan intensif dan pemerintah terpercaya yang pedoman jarak sosialnya diamati secara luas.

<!--more-->

Saat ini, Jerman sedang melakukan sekitar 350.000 tes virus Corona per minggu, jauh lebih banyak daripada negara Eropa lainnya. Tes awal dan luas telah memungkinkan pihak berwenang untuk memperlambat penyebaran pandemi dengan mengisolasi kasus yang diketahui saat mereka menular. Ini juga memungkinkan perawatan penyelamatan untuk diberikan dengan cara yang lebih tepat waktu.

Pada akhir April, otoritas kesehatan Jerman juga berencana untuk meluncurkan studi antibodi skala besar, menguji sampel acak dari 100.000 orang di Jerman setiap minggu untuk mengukur di mana kekebalan sedang membangun diri.

Di sebagian besar negara, termasuk Amerika Serikat, tes sebagian besar terbatas pada pasien yang paling sakit, sehingga pria itu mungkin akan menolak dites.

Tetapi beda dengan Jerman. Segera setelah hasil tes masuk, sekolah ditutup, dan semua anak dan staf diperintahkan untuk tinggal di rumah bersama keluarga mereka selama dua minggu, dan mereka semua dites.

Jerman juga belajar dari kesalahan sejak awal: Strategi pelacakan kontak harus digunakan lebih agresif,

Semua orang yang telah kembali ke Jerman dari Ischgl, sebuah resor ski Austria yang terpapar wabah, misalnya, harus dilacak dan diuji, kata Profesor Streeck.

Meski tidak dapat disangsikan Jerman memiliki sistem kesehatan nasional yang sangat baik. Dengan semakin meluasnya virus, Jerman bergerak cepat.

Sebelum pandemi melanda Jerman, University Hospital di Giessen memiliki 173 tempat perawatan intensif yang dilengkapi dengan ventilator. Dalam beberapa minggu terakhir, rumah sakit bergegas untuk membuat 40 tempat tidur tambahan dan meningkatkan staf yang siaga untuk bekerja di ruang perawatan intensif sebanyak 50 persen.

"Kami memiliki begitu banyak kapasitas sekarang kami menerima pasien dari Italia, Spanyol dan Perancis," kata Susanne Herold, seorang spesialis infeksi paru-paru di rumah sakit yang telah mengawasi restrukturisasi. "Kami sangat kuat di bidang perawatan intensif."

Kanselir Jerman Angela Merkel, bersama Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn dan kepala Robert Koch Institute Lothar Wieler, menggelar konferensi pers terkait virus Corona di Berlin, Jerman, 11 Maret 2020.[REUTERS]

Di seluruh Jerman, rumah sakit telah menambah kapasitas perawatan intensif mereka. Dan mereka mulai dari level yang tinggi. Pada bulan Januari, Jerman memiliki sekitar 28.000 tempat tidur perawatan intensif yang dilengkapi dengan ventilator, atau 34 per 100.000 orang. Sebagai perbandingan, angka itu adalah 12 di Italia dan 7 di Belanda.

Sekarang, ada 40.000 tempat tidur perawatan intensif tersedia di Jerman.

Beberapa ahli sangat optimis bahwa langkah-langkah jarak sosial mungkin akan meratakan kurva yang cukup untuk sistem perawatan kesehatan Jerman tanpa menyebabkan kelangkaan peralatan.

Selain tes massal dan kesiapan sistem perawatan kesehatan, banyak juga yang melihat kepemimpinan Kanselir Angela Merkel sebagai salah satu alasan tingkat kematian tetap rendah.

Angela Merkel, seorang ilmuwan terlatih, telah berkomunikasi dengan jelas, tenang, dan teratur sepanjang krisis, saat ia memberlakukan langkah-langkah jarak sosial yang semakin ketat di Jerman. Pembatasan, yang sangat penting untuk memperlambat penyebaran pandemi, hanya mendapat sedikit tentangan politik dan diikuti secara luas. Cara penanganan wabah virus Corona ala Merkel ini membuat popularitas politiknya semakin meningkat di Jerman.

Berita terkait

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

3 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

3 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

3 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

10 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

10 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

11 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

12 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

16 hari lalu

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

Korban Holocaust mengaku trauma atas serangan Hamas ke Israel pada Oktober lalu, Jerman memberikan kompensasi ke mereka.

Baca Selengkapnya

Nikaragua Berusaha Hentikan Ekspor Senjata Jerman ke Israel di ICJ

19 hari lalu

Nikaragua Berusaha Hentikan Ekspor Senjata Jerman ke Israel di ICJ

Nikaragua meminta ICJ untuk memerintahkan Jerman menghentikan ekspor senjata militer ke Israel dan melanjutkan pendanaannya untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

20 hari lalu

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

Menhan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa penarikan pasukan dari Khan Younis adalah bagian dari persiapan melancarkan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya