Belasan Ribu Tenaga Medis di Spanyol Tertular Virus Corona

Minggu, 5 April 2020 18:39 WIB

Sejumlah pasien positif virus corona atau Covid-19 berada di lorong unit gawat darurat di Getafe, Spanyol, 24 Marer 2020. OBTAINED BY REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Belasan ribu nyawa petugas medis di Spanyol terancam. Timpangnya pertumbuhan jumlah pasien dengan ketersedian perlengkapan medis membuat mereka rentan tertular virus Corona. Bahkan, kabar terbaru, 15 ribu tenaga medis di Spanyol sudah dinyatakan positif tertular virus dengan nama resmi COVID-19 itu.

"Di tahap awal krisis, kami membuang kacamata, masker, dan pakaian medis usai memakainya sekali. Sekarang, kami harus memakainya berkali-kali dalam sehari untuk menghemat persediaan," ujar Albert Gual, petugas medis yang bekerja di Catalonia, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Ahad, 5 April 2020.

Spanyol memang salah satu negara paling terdampak virus Corona di Eropa selain Italia, Jerman, dan Prancis. Per hari ini, Spanyol tercatat memiliki 130.759 kasus dan 12.418 korban meninggal akibat virus Corona.

Sebagai perbandingan, Italia, memiliki 124.632 kasus dan 15.362 korban meninggal. Sementara itu, Prancis, memiliki 90.848 kasus dan 7.574 korban akibat virus Corona.

Sayangnya, seperti yang telah disebutkan, angka tersebut tidak diikuti dengan perlengkapan medis yang mencukupi. Salah satu penyebabnya, tidak banyaknya negara yang mampu memenuhi kebutuhan Spanyol. Jerman, misalnya, menghentikan supplai perlengkapan medis karena mereka sendiri membutuhkan segala stok yang ada.

Tidak adanya bantuan dari Eropa membuat Spanyol beralih ke Cina. Mereka memesan perlengkapan medis dengan nilai total US$ 467 juta. Namun, ketika barang tiba, tidak semuanya bisa dipakai. Belakangan, terungkap bahwa barang yang diterima Spanyol belum teruji. Kurang lebih 58 ribu di antaranya bermasalah.

Hingga berita ini ditulis, belum diketahui apakah peralatan pengganti dari Cina sudah tiba. Kalaupun sudah, barang-barang tersebut belum terlihat wujudnya menurut para petugas lapangan.

"Asumsikan saja barang sudah tiba, itupun harus dites dulu oleh institut kesehatan publik," ujar Laura Diez, ujar juru bicara Konfiderasi Serikat Medis.

Beberapa organisasi kesehatan mencoba membawa masalah minimnya perlengkapan medis ke meja hijau. Mereka menuntut pertanggung jawaban pemerintah karena banyak petugas medis yang terancam virus Corona (COVID-19). Namun, majelis hakim menolak gugatan mereka dengan pertimbangan pemerintah sudah berusaha semampu mungkin.

"Untuk saat ini, kami tidak memiliki jawaban. Otoritas mengklaim bantuan akan datang. Namun, kenyataannya, tidak terlihat wujudnya di rumah sakit," ujar Diez.

ISTMAN MP | SOUTH CHINA MORNING POST

Berita terkait

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

40 menit lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

45 menit lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

20 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

21 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

3 hari lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

4 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya