TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan bakal banyak korban meninggal akibat infeksi virus Corona dalam beberapa hari ke depan.
Trump mengatakan warga Amerika akan menghadapi masa yang berat dalam dua pekan ke depan terkait wabah virus Corona.
“Bakal banyak orang meninggal,” kata Trump dalam jumpa pers pada Sabtu, 4 April 2020.
Trump membantah pemerintah federal AS tidak melakukan upaya mencukupi untuk menyediakan alat bantu pernapasan atau ventilator bagi para korban kritis infeksi virus Corona.
Dia beralasan sejumlah gubernur negara bagian meminta lebih banyak mesin alat bantu pernapasan daripada yang dibutuhkan.
“Ketakutan akan kekurangan alat membuat permintaan yang berlebihan,” kata Trump soal banyaknya permintaan kepada pemerintah federal agar mengeluarkan stok alat ventilator untuk negara bagian seperti dilansir Channel News Asia pada Ahad, 5 April 2020.
Saat ini, AS menempati urutan pertama untuk jumlah korban terinfeksi virus Corona berdasarkan data yang dirilis oleh Johns Hopkins University.
AS disebut memiliki 312 ribu kasus infeksi dengan korban jiwa sekitar 8.500 orang.
Jumlah ini diikuti Spanyol di peringkat kedua dengan 126 ribu kasus dan korban tewas sekitar 12 ribu orang.
Peringkat ketiga diikuti Italia dengan sekitar 125 ribu kasus dan korban tewas sekitar 15.300 orang.
Tim medis Gedung Putih memperkirakan jumlah korban tewas akibat infeksi virus Corona bisa mencapai 100 – 240 ribu orang jika publik tidak mengikuti arahan pemerintah melakukan social distancing dan tidak ke luar rumah.
“Kita menjelang datangnya waktu yang bakal mengerikan,” kata dia. “Kita mungkin tidak pernah melihat angka korban seperti saat ini. Mungkin saat Perang Dunia I atau II.”
Jumlah korban tewas harian di AS mencapai angka terbanyak pada Sabtu yaitu 1.324 orang. New York masih menjadi negara bagian dengan korban terbanyak yaitu 630 orang, seperti diumumkan Gubernur Andrew Cuomo.
Virus Corona telah menewaskan 3.565 orang di New York sejak terdeteksi dua pekan lalu. Cuomo mengatakan korban terbanyak ada di New York City dan Long Island dengan jumlah korban terus berjatuhan seperti api yang menyebar.
Menurut Cuomo, puncak jumlah korban jiwa akibat virus Corona di New York bakal terjadi dalam kurun waktu tujuh hari.