Hadapi Virus Corona, Amerika Andalkan Kapal Militer

Selasa, 31 Maret 2020 09:08 WIB

Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat akan melakukan tes virus corona atau Covid-19 secara drive thru di Seattle, Washington, 17 Maret 2020. REUTERS/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan aset militer menjadi strategi baru Amerika untuk bertahan dari pandemi virus Corona (COVID-19). Di New York, demi mengatasi ketimpangan antara jumlah pasien dan fasilitas medis yang ada, pemerintah setempat mengandalkan rumah sakit terapung berwujud kapal militer. Satu kapal bisa menampung kurang lebih 1000 pasien.

"Atmosfer saat ini sudah seperti perang. Jadi, kami semua harus mengupayakan segalanya," ujar Wali Kota New York, Bill de Blasio, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 31 Maret 2020.

Sebagaimana diketahui, Amerika telah menjadi episentrum virus Corona yang baru, menggantikan Cina. Jumlah pasien dan korban terus merangkak naik tiap harinya. Per berita ini ditulis, ada 163.429 kasus dan 3008 korban meninggal akibat virus Corona di Amerika.

Namun, naiknya jumlah pasien tidak diikuti dengan ketersediaan tenaga dan perlengkapan medis yang mencukupi. Berbagai rumah sakit di beberapa negara bagian penuh. Walhasil, Amerika harus mencari cara untuk mengakali ketimpangan yang terjadi.

Kapal militer, bernama Comfort, menjadi strategi Amerika untuk menangani ketimpangan tersebut. Awalnya, kapal tersebut adalah kapal tanker. Namun, oleh militer Amerika, dimodifikasi ulang untuk kepentingan medis sekaligus dicat putih dengan palang merah besar di tubuhnya.

Menurut de Blasio, Comfort tidak akan menjadi tempat untuk pasien virus Corona. Sebaliknya, Comfort akan menjadi tempat untuk pasien non-Corona. Harapannya, dengan memindahkan pasien non-Corona ke Comfort, maka rumah sakit yang ada memiliki cukup ruang untuk merawat pasien virus Corona. Adapun Comfort akan siaga di Pelabuhan Midtown, Manhattan.

Comfort bukan satu-satunya strategi untuk mengatasi ketimpangan akibat virus Corona (COVID-19). Beberapa lokasi publik telah diubah menjadi rumah sakit kilat. Di Central Park, New York, misalnya, tenda-tenda dibangun untuk bisa digunakan sebagai tempat perawatan pasien.

"Rumah sakit dengan kapasitas 68 pasien dibangun di Central Park. Tenda-tenda di sana memberikan nuansa perang di Central Park yang biasa menjadi tempat santai, piknik, dan berolahraga," sebagaimana dikutip dari Reuters.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

12 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

12 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

14 jam lalu

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

Bark Air merupakan layanan perjalanan udara pertama yang memungkinkan anjing menikmati penerbangan kelas satu.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

1 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

2 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

3 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

3 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya