Parlemen Rusia Dukung Vladimir Putin Untuk Tetap Berkuasa

Kamis, 12 Maret 2020 07:00 WIB

Vladimir Putin.[Sputnik/Sergey Guneev]

TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen Rusia sepakat untuk mendukung amandemen konstitusi yang memungkinkan Vladimir Putin kembali menjadi presiden untuk kelima kalinya. Hal ini menyusul usulan Putin kepada parlemen agar konstitusi diamandemen walaupun dampaknya adalah membuka kemungkinan ia mencalonkan lagi.

"Jika mengacu pada konstitusi sekarang, Putin diwajibkan untuk mundur pada tahun 2024 nanti atau akhir dari periode keempat ia memimpin Rusia," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 11 Maret 2020.

Dari 450 kursi di Majelis Rendah Parlemen Rusia, sebanyak 383 mendukung amandemen yang diajukan Putin. Sementara itu, di Majelis Tinggi Rusia, dari 170 kursi, 160 mendukung. Selanjutnya, jika Mahkamah Konstitusi juga ikut mendukung usulan Putin disusul dengan kemenangan pada pemilu di bulan April, maka mantan anggota KGB itu dipastikan bisa kembali mencalonkan diri pada 2024 nanti.

Sebagai catatan, satu periode kepimpinan di Rusia lamanya 6 tahun. Jika Putin kembali menjadi Presiden Rusia untuk dua periode lagi, maka total ia memimpin selama 36 tahun. Jumlah itu lebih lama 6 tahun dibandingkan Stalin atau 7 tahun lebih pendek dari Tsar Peter yang Agung.

Sebelumnya, Putin sempat mengatakan bahwa dirinya tidak ingin menjadi presiden lagi. Sebab, ia tidak menyukai praktik ala Uni Soviet yang memungkinkan seseorang memimpin Rusia seumur hidup. Namun, terkait amandamen konstitusi berpotensi membuka ruang untuk dirinya mencalonkan lagi, Putin merasa hal tersebut tidak seharusnya dipermasalahkan, apalagi di situasi krisis.

Menanggapi perkembangan politik yang terjadi, opisisi Putin, Dmitry Gudkov, memandangnya sebagai kekalahan telak untuk konstitusi Rusia. "Yang ada sekarang pun tidak berjalan sebenarnya," ujarnya.

Kritikus Kremlin, Alexei Navalny, menyatakan hal senada. Dan, menurut ia, Putin sedang mencoba untuk menjadi pemimpin seumur hidup seperti rezim Uni Soviet dulu. Ia tidak mempercayai ucapan Putin yang tidak menginginkan praktik politik ala Uni Soviet.

Kelompok oposisi berencana untuk menggelar protes terhadap langkah Putin. Rencananya, hal itu akan digelar pada hari Jumat nanti. Namun, mereka terganjal aturan pengendalian virus Corona di mana pemerintah melarang event dengan jumlah peserta lebih dari 5000 orang hingga April nanti.

Adapun hal yang akan diprotes tidak terbatas pada kemungkinan Vladimir Putin mencalonkan lagi. Beberapa hal lainnya yang juga akan dipermasalahkan adalah larangan menikah sesama jenis serta penambahan aspek-aspek religius pada konstitusi Rusia.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

16 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

5 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

6 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya