Warganya Dikarantina, Korsel Balas Jepang Lewat Pencabutan Visa

Sabtu, 7 Maret 2020 10:16 WIB

Staf medis melepaskan pakaian pelindungnya setelah shift kerjanya berakhir di pusat pengujian 'drive-thru' untuk penyakit virus corona COVID-19 di Pusat Medis Universitas Yeungnam di Daegu, Korea Selatan, Selasa, 3 Maret 2020. Fasilitas ini disebut efektif karena dapat menguji banyak orang dalam waktu singkat tanpa harus menimbulkan kerumunan orang, dan ada risiko infeksi yang lebih rendah karena dilakukan di dalam kendaraan pengunjung. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan membalas kebijakan karantina Jepang terhadap seluruh pendatang dari negeri ginseng tersebut. Hal yang mereka lakukan, salah satunya, mencabut kebijakan bebas visa untuk pendatang dari Jepang per hari Senin. Padahal, hal itu dilakukan Jepang untuk mengendalikan epidemi virus Corona (COVID-19).

"Kami mempertimbangkan berbagai hal, termasuk bagaimana cara Jepang menghadapi epidemi virus Corona," ujar Wakil menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Sei Young, sebagaimana dikutip dari Kyodo News, Sabtu, 7 Maret 2020.

Balasan Korea Selatan tidak berhenti di penghentian kebijakan bebas visa. Pemerintah Korea Selatan juga membatalkan masa berlaku visa baru untuk warga Jepang yang ingin tinggal lebih lama di Korea Selatan.

Kebijakan bebas visa Korea Selatan, pada intinya, membebaskan warga Jepang untuk masuk dan menetap selama 90 hari. Jika ingin lebih dari itu, maka warga Jepang harus membuat visa Korea Selatan.

Untungnya, kebijakan visa yang baru ini tidak berlaku surut. Kementerian Luar Negeri Korea Selatan memastikan bahwa mereka yang sudah terlanjur berada di Korea Selatan boleh menetap hingga masa berlaku tinggal habis.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi bertahan dengan kebijakannya. Ia menjelaskan, kebijakan karantina diambil untuk memastikan epidemi virus Corona tidak terus berkembang di Jepang. Ia juga menambahkan bahwa dirinya yakin kebijakan tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap hubungan bilateral Korea Selatan dan Jepang.

"Ini adalah kebijakan sementara dan saya tidak percaya hal ini bisa menimbulkan dampak buruk terhadap hubungan Jepang - Korea Selatan," ujar Motegi.

Sebagai catatan, Korea Selatan adalah salah satu negara paling terdampak virus Corona (COVID-19). Mengutip South China Morning Post, sudah ada 6.594 kasus virus Corona di Korea Selatan dengan jumlah korban jiwa sebanyak 42 orang.

Kondisi di Jepang relatif lebih ringan. Berdasarkan data South China Morning Post, Jepang memiliki 348 kasus dan 6 korban jiwa akibat virus Corona. Angka tersebut belum menghitung kasus Diamond Princess di mana memiliki 706 kasus dan 6 korban jiwa.

Adapun Jepang mengambil langkah tegas terkait pengendalian virus Corona karena mereka dikejar target pelaksanaan Olimpiade 2020. Olimpiade 2020 diagendakan berlangsung pertengahan tahun ini. Jika epidemi virus Corona tidak mereda, perhelatan olahraga akbar itu bisa ditunda hingga akhir tahun 2020 sesuai kontrak yang dipegang Jepang.

ISTMAN MP | KYODO NEWS | SOUTH CHINA MORNING POST

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

4 jam lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

13 jam lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

14 jam lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

16 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

16 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

17 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

19 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

21 jam lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya