Warga Palestina Protes Israel Diduga Perluas Wilayah

Kamis, 5 Maret 2020 10:00 WIB

Palestina memprotes tindakan buldozer sejumlah wilayah oleh Israel. Sumber: Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Palestina berunjuk rasa di wilayah Tepi Barat yang diduduki oleh Israel. Aksi protes dilakukan setelah Israel meratakan tanah dan melakukan pembersihan menggunakan bulldozer, yang dinilai masyarakat sebagai upaya untuk menyita wilayah mereka dan dijadikan pemukiman umat Yahudi di kemudian hari.

Situs reuters.com mewartakan para penduduk desa dekat Qusra melawan pasukan militer Israel yang mengawal proses perataan tanah dengan bulldozer ketika mereka melakukan pekerjaan itu di sebuah lapangan dekat pemukiman Migdalim, Tepi Barat, Palestina.

Protes juga terjadi di desa Beita, dimana unjuk rasa disana sudah berlangsung beberapa hari. Masyarakat yang protes menancapkan bendera Palestina dan mendirikan sebuah tenda di pucuk bukit al-Arma sebagai bentuk perlawanan atas pemukiman Itamar, sebuah wilayah dekat Kota Nablus. Beberapa demonstran melempari batu ke pasukan militer Israel.

“Saya datang ke sini karena ini tanah saya. Saya ingin meninggal di tanah air saya namun mereka tidak mengizinkan saya mendekat. Mereka gembira dengan kemenangan Netanyahu. Mereka datang untuk mengendalikan wilayah ini dan kami sungguh tak berdaya,” kata Joudat Odeh, 70 tahun, warga Qusra.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berasal dari Partai Likud, unggul tipis dalam pemilu Senin, 2 Maret 2020. Kendati begitu, suara yang diperolehnya masih kurang untuk memimpin pemerintahan.

Advertising
Advertising

Kemenangan Netanyahu dalam pemilu ini bisa menjadi jalan baginya untuk mewujudkan janji mencaplok wilayah Tepi Barat di bawah rencana perdamaian Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Masyarakat Palestina telah menolak proposal itu dengan menyebut rencana itu akan membunuh mimpi mereka mendirikan sebuah negara yang layak di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dua wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah.

Sebuah pernyataan dari militer Israel menyebut pada 1 Maret 2020 lalu, masyarakat Israel melakukan pekerjaan pertanian dekat kota Migdalim, lalu sekitar 30 warga Palestina datang ke wilayah itu sambil melempar baru hingga terjadi konfrontasi dengan masyarakat Israel. Pasukan militer datang ke lokasi dan membubarkan massa. Namun tak lama, sekitar 120 warga Palestina berkumpul di area dekat lokasi kejadian yang kemudian mengkonfrontasi pasukan Israel dengan membakar ban dan melempar batu sehingga kerusuhan meluas.

Masyarakat desa Qusra yang protes mengatakan Israel telah menghentikan masyarakat Palestina menggunakan atau menanami ladang sejak 1990-an dan sekarang mereka waswas pendudukan ini akan merampas kepemilikan mereka atas lahan. Mohammad Shokri, 80 tahun warga Qusra, mengatakan Netanyahu telah memberikan janji kampanye akan menambah jumlah pemukiman. Israel ingin mengambil alih sejumlah gunung sehingga warga Palestina jadi benar-benar tak punya apa-apa.

Berita terkait

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

1 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

1 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

4 jam lalu

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel sedang menyiapkan skenario ihwal ICC yang dikabarkan berencana menangkap Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

5 jam lalu

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah

Baca Selengkapnya

Israel Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas

6 jam lalu

Israel Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas

Sebanyak 13 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

6 jam lalu

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

6 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hamas Soal Proposal Gencatan Senjata dari Israel: Tak Masalah

7 jam lalu

Hamas Soal Proposal Gencatan Senjata dari Israel: Tak Masalah

Sumber di Hamas mengatakan tak ada masalah dalam proposal gencatan senjata yang diajukan Israel.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

7 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

7 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya