Dokumen Bocor Ungkap Muslim Uighur Dilarang Praktik Keagamaan

Rabu, 19 Februari 2020 09:00 WIB

Seorang etnis muslim Uighur berjalan di depan layar bergambarkan Presiden Cina Xi Jinping di Kashgar, Xinjiang Uighur , 6 September 2018. Program Pair Up and Become Family untuk mengubah cara hidup dan kepercayaan etnis Uighur yang beragama Islam yang dianggap Cina berpotensi ekstrimis. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah dokumen pemerintah Cina yang bocor menunjukkan bagaimana pemerintah Cina melakukan pengawasan, larangan keagamaan, hingga penahanan etnis Uighur di Xinjiang.

Dokumen Excel dengan 137 halaman menguraikan informasi bahwa pihak berwenang di Kabupaten Karakax (juga dieja Qaraqash) di barat daya Xinjiang telah mengumpulkan identitas warganya. Ini termasuk nama dan nomor identifikasi pemerintah lebih dari 300 orang yang ditahan di kamp-kamp indoktrinasi dan informasi tentang ratusan kerabat dan tetangga mereka. Bahkan anak-anak usia 16 tahun dipantau dengan ketat jika memperlihatkan tanda-tanda yang dianggap Beijing sebagai pemikiran yang tidak diterima.

Dokumen tersebut dibagikan organisasi media, termasuk CNN dan New York Times. New York Times dan CNN menerbitkan laporan tentang dokumen pada 17 Februari 2020.

Ini adalah kebocoran besar ketiga dokumen pemerintah Cina yang sensitif dalam beberapa bulan, dan bersama-sama informasi ini melukiskan gambaran yang semakin mengkhawatirkan tentang apa yang tampaknya menjadi kampanye strategis oleh Beijing untuk melucuti mayoritas Muslim Uighur dari identitas budaya dan agama mereka, dan menekan perilaku yang dianggap tidak patriotik.

CNN hanya dapat memverifikasi secara independen beberapa catatan yang terkandung dalam dokumen. Tetapi tim ahli, yang dipimpin oleh Adrian Zenz, peneliti senior dalam studi Cina di Victims of Communism Memorial Foundation di Washington DC, mengatakan mereka yakin itu adalah dokumen pemerintah Cina yang otentik.

Advertising
Advertising

Zenz menunjuk ke penggunaan terminologi dan bahasa yang serupa dalam dokumen ini, yang ia sebut sebagai Daftar Karakax, dan catatan-catatan lain bocor dari Xinjiang.

Dia mengatakan catatan menunjukkan bahwa Beijing menahan warga Uyghur karena tindakan yang dalam banyak kasus tidak "mirip kejahatan".

Versi suntingan bagian dari dokumen PDF pemerintah Cina yang bocor, memperlihatkan catatan tahanan di Xinjiang.[CNN]

Menurut New York Times, dokumen itu, salah satu dari banyak file yang disimpan pada lebih dari satu juta orang yang telah ditahan di kamp, menunjukkan berbagai perilaku yang oleh pihak berwenang dianggap bermasalah yang akan menjadi normal di tempat lain, seperti berhenti minum alkohol, ingin melanjutkan ziarah agama atau menghadiri pemakaman.

Selain itu, dokumen pemerintah Cina yang diverifikasi oleh tim ahli, menunjukkan orang-orang dapat dikirim ke fasilitas penahanan hanya dengan mengenakan jilbab atau menumbuhkan jenggot panjang.

CNN mengirim salinan dokumen itu ke Kementerian Luar Negeri Cina dan pemerintah daerah di Xinjiang, untuk melihat apakah mereka dapat memverifikasi keasliannya. Tidak ada jawaban.

Dikutip dari New York Times, Zenz mengatakan dia yakin dokumen itu sah karena sejumlah alasan. Dia mengatakan dia telah mencocokkan identitas 337 tahanan yang terdaftar, kerabat dan tetangga dengan dokumen pemerintah lainnya, spreadsheet, dan database yang bocor dari SenseNets, sebuah perusahaan pengawasan Cina, yang mencakup koordinat GPS bersama dengan nama, nomor identifikasi, alamat dan foto.

Dia juga mengatakan bahwa dia telah menemukan tiga situs interniran yang tercantum dalam dokumen berdasarkan pada kamp yang diidentifikasi sebelumnya, dan bahwa bahasa yang digunakan dalam spreadsheet mencerminkan dari dokumen resmi di tempat lain di Xinjiang.

Pemerintah Cina mengatakan bahwa kebijakannya di Xinjiang dimaksudkan untuk mengekang terorisme dan separatisme, dan bahwa kamp-kamp tersebut memberikan instruksi dalam bahasa Cina dan keterampilan lain kepada orang-orang yang mungkin rentan terhadap ide-ide ekstremis.

Namun spreadsheet Karakax menunjukkan bagaimana para pejabat memantau detail kehidupan sehari-hari untuk menemukan target penahanan ketika Chen Quanguo, bos Partai Komunis di Xinjiang, memerintahkan para pejabat untuk mengumpulkan semua orang yang harus ditangkap.

Pihak berwenang meneliti tiga generasi dari masing-masing keluarga tahanan, serta tetangga dan teman mereka. Pejabat yang berwenang mengawasi masjid melaporkan tentang seberapa aktif warga berpartisipasi dalam upacara, termasuk penamaan anak-anak, sunat, pernikahan dan pemakaman.

Dokumen yang bocor itu tampaknya merupakan kompilasi dari 667 catatan warga Uighur yang ditahan, yang semuanya tinggal di lingkungan kecil wilayah Karakax, juga dikenal sebagai Moyu, di barat daya Xinjiang. Sejumlah 667 catatan tampaknya merupakan duplikat, tetapi secara total mereka mewakili 311 orang yang dikirim ke pusat-pusat penahanan.

Angka populasi dari tahun 2015 menunjukkan Karakax adalah rumah bagi lebih dari 560.000 orang, 97,6% di antaranya adalah etnis Uighur.

Berita terkait

Pejabat Cina Sebut Islam Perlu Lalui Proses Sinifikasi di Xinjiang

8 Maret 2024

Pejabat Cina Sebut Islam Perlu Lalui Proses Sinifikasi di Xinjiang

Pejabat Partai Komunis Cina mengatakan Islam di wilayah Xinjiang perlu melalui proses "Sinifikasi".

Baca Selengkapnya

Gempa di Perbatasan Kirgistan - Xinjiang, Kemlu Jelaskan Nasib WNI di Sana

23 Januari 2024

Gempa di Perbatasan Kirgistan - Xinjiang, Kemlu Jelaskan Nasib WNI di Sana

Gempa mengguncang perbatasan Kirgistan - Xinjiang. Berapa banyak WNI di sana?

Baca Selengkapnya

Gempa 7,1 Magnitude Guncang Kazakhstan, WNI Dipastikan Aman

23 Januari 2024

Gempa 7,1 Magnitude Guncang Kazakhstan, WNI Dipastikan Aman

Duta Besar Indonesia untuk Kazakshtan dan Tajikistan, Fadjroel Rachman, menegaskan WNI di daerah terdampak gempa dalam kondisi aman

Baca Selengkapnya

Gempa Dahsyat Magnitudo 7,1 di Provinsi Mayoritas Muslim Uyghur Xinjiang

23 Januari 2024

Gempa Dahsyat Magnitudo 7,1 di Provinsi Mayoritas Muslim Uyghur Xinjiang

Gempa berkekuatan 7,1 skala Richter melanda wilayah perbatasan Kyrgyzstan-Xinjiang pada hari Selasa dini hari, sebabkan sejumlah orang terluka.

Baca Selengkapnya

Menjelang Sidang Dewan HAM PBB, Cina Lobi untuk Kasus Pelanggaran pada Muslim Uyghur

22 Januari 2024

Menjelang Sidang Dewan HAM PBB, Cina Lobi untuk Kasus Pelanggaran pada Muslim Uyghur

Cina melobi negara-negara non-Barat untuk memberi dukungan terutama dalam penanganan minoritas Muslim Uyghur jelang Sidang Dewan HAM PBB

Baca Selengkapnya

1.000 Turis Terjebak di Desa Terpencil Cina, Longsoran Salju Hambat Evakuasi

16 Januari 2024

1.000 Turis Terjebak di Desa Terpencil Cina, Longsoran Salju Hambat Evakuasi

Sekitar 1.000 turis masih terdampar di desa wisata terpencil setelah longsoran salju melanda wilayah Xinjiang di barat laut Cina dengan salju 7 meter

Baca Selengkapnya

Gelombang Dingin Meluas di Cina, Suhu Bisa Minus 40 Derajat Celcius

15 Desember 2023

Gelombang Dingin Meluas di Cina, Suhu Bisa Minus 40 Derajat Celcius

Gelombang dingin semakin meluas di Cina dengan suhu di beberapa lokasi bisa mencapai minus 40 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

AS Beri Sanksi Puluhan Orang di Seluruh Dunia atas Pelanggaran HAM

9 Desember 2023

AS Beri Sanksi Puluhan Orang di Seluruh Dunia atas Pelanggaran HAM

Setahun terakhir, Departemen Keuangan AS telah memberikan sanksi kepada lebih dari 150 individu dan entitas di banyak negara terkait Pelanggaran HAM.

Baca Selengkapnya

Kisah Etnis Rohingya dan Uighur yang Terpinggirkan dari Tanah Airnya Sendiri

5 Desember 2023

Kisah Etnis Rohingya dan Uighur yang Terpinggirkan dari Tanah Airnya Sendiri

Profil dan perjuangan Etnis Rohingya dan Uighur yang tersia-sia di tanah airnya. Mengapa mereka dipinggirkan?

Baca Selengkapnya

Kisah Dilraba Dilmurat, Dibesarkan dalam Budaya Tradisional Uighur hingga jadi Aktris Terkenal di Tiongkok

5 Oktober 2023

Kisah Dilraba Dilmurat, Dibesarkan dalam Budaya Tradisional Uighur hingga jadi Aktris Terkenal di Tiongkok

Dilraba Dilmurat dibesarkan dalam lingkungan kesenian tradisional Uighur. Ia berubah menjadi seorang aktris di Cina

Baca Selengkapnya