Eks PM Israel Ehud Olmert dan Mahmoud Abbas Tolak Rencana Trump

Rabu, 12 Februari 2020 19:30 WIB

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengadakan konferensi pers di New York, 11 Februari 2020.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan Presiden Palestina Mahmoud Abbas hanyalah satu-satunya rekan Israel yang bisa diandalkan untuk pembicaraan perdamaian.

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan mantan Perdana Menteri Ehud Olmert pada Selasa di New York.

Keduanya berkomitmen untuk memulai kembali perundingan perdamaian sejak masa jabatan mantan pemimpin Israel tersebut selesai lebih dari satu dekade yang lalu Ehud Olmert sendiri menolak rencana perdamaian Trump.

Pertemuan New York dan konferensi pers keduanya mengundang kecaman keras dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menuduh mereka berusaha merusak rencana perdamaian AS, menurut laporan The Times of Israel, 12 Februari 2020.

Menolak rencana Trump dalam konferensi pers bersama yang diadakan di sela-sela pertemuan Dewan Keamanan PBB, Abbas menyerukan dimulainya kembali perundingan yang telah ia lakukan dengan Olmert ketika dia menjabat perdana menteri Israel 12 tahun sebelumnya.

Advertising
Advertising

Keduanya telah membuat kemajuan nyata, kata Abbas, mengatakan dia sepenuhnya siap untuk melanjutkan negosiasi yang dirundingkan bersama Olmert di bawah payung hukum internasional, dan bukan berdasarkan rencana aneksasi dan melegalkan penyelesaian serta menghancurkan solusi dua negara.

"Abbas adalah orang yang damai. Dia menentang teror. Dan karena itu dia adalah satu-satunya mitra yang bisa kita andalkan," kata Olmert, yang duduk di samping pemimpin Palestina.

Olmert menyebut Abbas adalah satu-satunya mitra dalam komunitas Palestina yang mewakili rakyat Palestina, dan yang telah menyatakan bahwa ia siap untuk bernegosiasi.

Olmert mengatakan dia ingin melihat peluang untuk dialog baru dalam rencana perdamaian Trump.

"Rencana Trump mengulangi satu prinsip dasar yang merupakan titik awal untuk segalanya, solusi dua negara," kata Olmert, dikutip dari Jerusalem Post. Menurutnya, solusi dua negara harus berdasarkan perundingan kedua belah pihak.

"Saya berharap bahwa pihak Palestina dan Presiden serta penasihat utamanya Saeb Erekat tidak akan mengabaikan bahwa ada komitmen untuk solusi dua negara dalam rencana tersebut," kata Olmert.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas di sidang Dewan Keamanan PBB, Selasa, 11 Februari 2020. Sumber: reuters/Shannon Stapleton

Abbas mengatakan kepada wartawan pesan yang sama yang dia sampaikan di Dewan Keamanan PBB, bahwa dia menolak Kesepakatan Abad Ini, yang antara lain tidak menawarkan Palestina sebuah negara berdasarkan batas wilayah 1967.

"Apa yang disebut Kesepakatan Abad Ini menyangkal legalitas internasional dan menghancurkan kemungkinan solusi dua negara," kata Abbas.

Pembicaraan antara Olmert dan Abbas macet pada 2008 di tengah masalah hukum pemimpin Israel dan operasi Israel di Jalur Gaza. Olmert mengatakan bahwa ia mengusulkan pada 2008 untuk melepaskan hampir seluruh Tepi Barat ke Abbas, dengan pertukaran lahan satu-satu, membagi Yerusalem untuk memungkinkan ibu kota Palestina dan mengakui kedaulatan Israel di Lembah Suci ke perwalian internasional.

Abbas tidak merespons tawaran itu.

Netanyahu menggantikan Olmert sebagai perdana menteri pada 2009 dan terakhir bertemu Abbas untuk negosiasi langsung pada 2010.

Olmert kemudian dihukum dan dipenjara karena serangkaian tuduhan korupsi.

Sejak itu, baik Benjamin Netanyahu dan Mahmoud Abbas telah menuduh satu sama lain merusak upaya untuk memajukan perdamaian palestina dan Israel.

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

7 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

9 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

10 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

15 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

16 jam lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

17 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

17 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

18 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

18 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

18 jam lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya