Menhan Amerika Sayangkan Duterte Akhiri Kerja Sama Militer

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 12 Februari 2020 11:11 WIB

Presiden AS Donald Trump bersalaman dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat bersalaman ala ASEAN dengan sejumlah kepala negara dalam pembukaan KTT ASEAN di Manila, Filipina, 13 November 2017. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Washington – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper, mengatakan keputusan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, untuk menghentikan kerja sama militer disayangkan.

Esper juga menilai itu langkah yang keliru di tengah upaya Washington dan negara sekutu untuk menekan Cina agar mematuhi hukum internasional di Asia terkait sengeketa Laut Cina Selatan.

“Kami harus mengkaji ini. Kami harus melakukannya lewat sudut kebijakan, sudut militer. Saya akan mendengarkan masukan dari para komandan militer. Tapi, dalam pandangan saya, patut disayangkan mereka akan mengambil langkah ini,” kata Esper kepada media saat melakukan perjalanan ke Brussel, Belgia, untuk mengikuti pertemuan NATO. Dia baru mengetahui langkah Duterte itu pada Senin malam.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengumumkan penghentian kerja sama militer dua puluh tahun dengan AS, yang disebut sebagai Kesepakatan Kunjungan Pasukan atau VFA.

Duterte beralasan ini perlu dilakukan untuk meningkatkan independensi Filiipina dalam relasinya dengan negara lain seperti dilansir juru bicara pemerintah Filipina, Salvador Panelo.

Advertising
Advertising

“Presiden tidak akan menanggapi inisiatif apapun dari pemerintah AS untuk menyelamatkan VFA. Dia juga tidak akan menerima undangan kunjungan ke AS,” kata Panelo.

Keputusan Duterte ini dipicu penolakan visa oleh kantor kedutaan besar AS di Manila, Filipina, kepada bekas kepala polisi, yang juga orang dekat dari Duterte. Ini terkait perang narkoba yang digelar polisi atas perintah Duterte, yang telah menelan korban jiwa sekitar 4 ribu orang di Filipina.

Penghentian kerja sama militer ini juga akan membatasi akses militer Filipina untuk mendapatkan pelatihan oleh militer AS untuk menangani ekstrimisme kelompok Islam, penanganan bencana, dan ancaman keamanan maritim.

Menurut Panelo, keputusan Duterte itu didasarkan pada tindakan dari lembaga eksekutif dan yudikatif AS yang dinilai telah menyerang kedaulatan dan tidak menghormati sistem hukum di Filipina.

Washington berharap pemerintah Filipina, yang dipimpin Presiden Duterte, bakal membalik rencana keputusan ini, yang akan berlaku secara sah dalam 180 hari.

Berita terkait

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

18 jam lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

3 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

3 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

5 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya