Amerika Pecat 2 Pejabat yang Bersaksi di Sidang Pemakzulan

Sabtu, 8 Februari 2020 21:00 WIB

Presiden AS Donald Trump menyampaikan pernyataan tentang serangan rudal Iran terhadap pasukan pimpinan AS di Irak, di Foyer Besar di Gedung Putih di Washington, AS, 8 Januari 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat, 7 Februari 2020 memecat dua saksi mata yang memberikan kesaksian dalam investigasi permohonan pemakzulan Trump. Dua orang yang dipecat itu adalah Letkol Alexander Vindman dari Angkatan Darat Amerika Serikat dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Uni Eropa Gordon Sondland.

“Vindman diminta untuk meninggalkan jabatan hanya karena dia mengatakan kebenaran,” kata David Pressman, pengacara Vindman, seperti dikutip dari reuters.com, Sabtu, 8 Februari 2020.

Presiden AS Donald Trump tiba bersama putri dan penasihat senior Ivanka Trump untuk KTT Gedung Putih tentang Perdagangan Manusia di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, AS, 31 Januari 2020. [REUTERS / Leah Millis]

Pemecatan dilakukan dua hari setelah Presiden Trump dibebaskan oleh Partai Republik yang mengendalikan Senat dari upaya pemakzulan oleh Partai Demokrat. Trump diduga telah menekan Ukraina agar melakukan penyelidikan pada seorang lawan politiknya.

Advertising
Advertising

Dalam pemecatan ini, Vindman tampak dikawal keluar dari Gedung Putih. Saudara kembar Vindman, Yevgeny, yang berprofesi sebagai pengacara di Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, juga tampak di kawal keluar Gedung Putin.

Tak berapa lama setelahnya, Sondland mengatakan dia sudah dipecat dari posisinya sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Uni Eropa.

Sondland dan Vindman sama-sama bersaksi dalam investigasi permohonan pemakzulan Trump 2019 lalu di tingkat DRP. Lembaga DPR Amerika Serikat saat ini dikendalikan oleh Partai Demokrat.

Kendati sudah dibebaskan dari upaya pemakzulan, Trump mengaku masih kecewa dengan politikus Partai Demokrat dan aparat pemerintah yang terlibat dalam investigasi pemakzulannya. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat menolak berkomentar soal ini.

“Saya tidak Bahagia dengan dia (Vindman). Menurut Anda, saya seharusnya puas dengannya?,” kata Trump menyinggung soal Vindman, Jumat, 7 Februari 2020.

Vindman diketahui bersaksi pada November 2019 lalu dengan mengatakan sulit baginya mempercayai apa yang telah dia dengar ketika mendengar pembicaraan telepon pada 25 Juli 2019 antara Presiden Trump dan Presiden Ukraina Volodimir Zelenskiy. Sedangkan Sondland, yang berasal dari Partai Republik, dalam kesaksiannya mengatakan dia telah mengikuti perintah Presiden Trump saat Sondland harus menekan pejabat Ukraina agar melakukan investigasi sesuai keinginan Presiden.

“Saya berterima kasih kepada Presiden Trump yang telah memberikan saya kesempatan untuk mengabdi,” kata Sondland.

Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat belum mau berkomentar atas pemecatan Sondland, yang bersaksi di investigasi pemakzulan Trump. Sedangkan anggota Senat Partai Demokrat Dianne Feinstein, mengatakan pemecatan ini jelas sebuah kasus pembalasan.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

14 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

23 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

26 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

30 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

30 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

35 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

39 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

44 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya