Dubes Swiss Yakin Perdagangan Bebas dengan RI Menguntungkan

Rabu, 5 Februari 2020 16:00 WIB

Duta Besar Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz saat acara Sosialisasi Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Cooperation (IE-CEPA) di Medan, Rabu 5 Februari 2020.[Sahat Simatupang/TEMPO]

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Swiss untuk Indonesia meyakinkan kerja sama perdagangan bebas akan memperkuat hubungan dagang Swiss dengan Indonesia.

Duta Besar Kurt Kunz mengatakan European Free Trade Association Comprehensive Economic Cooperation (IE-CEPA) berlaku antara Indonesia dengan empat negara yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA) yang terdiri dari Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia, akan menguntungkan masing-masing pihak.

"Di tengah perang dagang antara Amerika dengan Cina, peluang dagang Indonesia ke Swiss akan menguntungkan Indonesia," kata Duta Besar Kurt Kunz kepada Tempo, 5 Februari 2020, saat acara Sosialisasi Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Cooperation (IE-CEPA) di Medan, Rabu 5 Februari 2020.

Indonesia memiliki sektor andalan yang dibutuhkan Swiss seperti minyak kelapa sawit, ikan, emas, alas kaki, kopi, mainan, tekstil, furnitur, peralatan listrik, mesin, sepeda, dan ban.

Dubes Kunz mengatakan Swiss akan memberikan bebas pajak untuk produk kelapa sawit yang ditunjukan untuk pakan ternak, technical purposes dan re-ekspor.

Advertising
Advertising

"Ada perusahaan Nestle yang sudah cukup lama di Indonesia, perusahaan budidaya ikan Regal Springs di Danau Toba, Sumatera Utara. Swiss berkomitmen meningkatkan investasi dan menjaga keberlangsungan lingkungan hidup," katanya.

Ketua Swiss Cham Indonesia, Luthfi Mardiansyah, mengajak pengusaha Indonesia memanfaatkan perjanjian IE-CEPA. Menurutnya, di Sumatera Utara saja perusahaan Swiss seperti Regal Springs, Clariant memperlihatkan tren positif. "Adira Insurance juga telah dibeli perusahaan asuransi Zurich asal Swiss," kata Luthfi.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan RI, Kasan, mengatakan Ratifikasi IE-CEPA hendaknya diselesaikan Indonesia hingga April 2020. Tujuannya, kata Kasan, agar setelah ratifikasi selesai akan keluar tarif perdagangan barang atau trading service.

"Tidak boleh terlalu lama ratifikasi itu. Saya kasih contoh perdagangan perhiasan Indonesia ke Swiss tahun 2015 hingga 2017 melonjak drastis, namun 2018 dan 2019 turun drastis disalip Malaysia dan Pakistan karena kedua negara tersebut lebih dahulu membuat perjanjian bilateral dengan Swiss," lanjut Kasan.

SAHAT SIMATUPANG

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

2 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

3 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

6 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

7 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

7 hari lalu

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

8 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini sama dengan perdagangan hari kemarin, yakni Rp 1.319.000 per gram.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

9 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya