Trump Tambah Daftar Negara yang Dilarang Bermigrasi ke Amerika

Sabtu, 1 Februari 2020 17:36 WIB

Presiden AS Donald Trump menyampaikan komentar setelah serangan udara Militer AS terhadap Jenderal Iran Qassem Soleimani di Baghdad, Irak, di Pantai Palm Barat, Florida, AS, 3 Januari 2020. "Soleimani merencanakan serangan yang akan segera terjadi dan mengerikan terhadap para diplomat Amerika dan personel militer tetapi kami menangkapnya dalam suatu aksi dan menghentikannya," kata Trump kepada wartawan di resor Mar-a-Lago. [REUTERS / Tom Brenner]

TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar, Eritrea, Kyrgyzstan, Nigeria, Sudan, dan Tanzania masuk ke dalam daftar Travel Ban yang dicanangkan oleh Presiden Amerika Donald Trump sejak 2017. Dengan kata lain, mulai tahun ini, warga dari keenam negara tersebut tak lagi bisa bermigrasi dan menetap di Amerika seperti sebelumnya.

"Negara-negara tersebut sebenarnya kooperatif. Namun, untuk berbagai alasan, mereka gagal memenuhi prasyarat yang kami tetapkan," ujar Sekretaris Homeland Security, Chad Wolf, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 1 Februari 2020.

Apabila dilihat kembali, empat dari keenam nama negara yang disebutkan berasal dari Afrika dan tiga di antaranya juga merupakan negara dengan mayoritas muslim. Pemberian larangan kepada enam negara tersebut tak ayal menimbulkan berbagai pertanyaan.

Kubu Demokrat menuduh Trump melarang keenam negara tersbut karena faktor suku, ras, dan agama. Namun, menurut Wolf, pelarangan mereka sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan agama. Wolf mengatakan, pelarangan mereka murni karena perkara teknis.

"Problem mereka mulai dari teknologi paspor yang rendah hingga gagal memberikan informasi yang cukup perihal tersangka terorisme dan kriminal," ujar Wolf menjelaskan.

Wolf menambahkan bahwa larangan yang ada tidak berlaku untuk visa sementara. Dengan kata lain, turis atau pelajar dari keenam negara tersebut masih boleh datang dan menetap sementara di Amerika.

Sebelum keenam negara tersebut masuk ke dalam daftar Travel Ban, Trump sudah lebih dahulu memasukkan nama Iran, Libya, Somalia, Syria, dan Yemen. Semuanya adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim.

Trump sempat hampir memasukkan Belarus. Namun, mereka sudah mengajukan permohonan untuk melakukan perbaikan atas syarat-syarat yang belum dipenuhi.

Ke depan, berbagai analis menyakini Trump akan terus memperkuat kebijakan Travel Ban ini, terutama menjelang Pemilu 2020 nanti. Kebijakan Travel Ban milik Trump disebut-sebut sangat populer di kalangan pemilih Republikan dan diyakini akan dimanfaatkan untuk mendulang suara.

REUTERS | ISTMAN MP

Berita terkait

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

4 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

8 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

9 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

9 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

16 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

19 hari lalu

Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

Perayaan gerhana matahari di Amerika Utara dilakukan besar-besaran. Ada pesta pernikahan hingga pertunjukan musik.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

19 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

19 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya