Ini Isi Buku John Bolton yang Membuat Trump Nyaris Lengser

Sabtu, 1 Februari 2020 16:29 WIB

Presiden AS Donald Trump tiba bersama putri dan penasihat senior Ivanka Trump untuk KTT Gedung Putih tentang Perdagangan Manusia di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, AS, 31 Januari 2020. [REUTERS / Leah Millis]

TEMPO.CO, Jakarta - Buku mantan penasihat keamanan nasional Amerika, John Bolton, nyaris membuat Presiden Amerika Donald Trump lengser. Gara-gara buku berjudul "The Room Where It Happened: A White House Memoir" tersebut, partai Demokrat mengajukan permohonan untuk memakzulkan Trump. Untung bagi Trump, ia memiliki cukup banyak dukungan di Senat untuk menyelamatkannya dari upaya pemakzulan pada sidang hari Rabu pekan depan, 5 Februari 2020.

Buku Bolton memuat banyak hal, namun hanya satu yang membuat pemerintahan Trump di permasalahkan: Bab Ukraina. Bab Ukraina menceritakan secara detil bagaimana Trump menahan bantuan militer Ukraina untuk memaksa mereka memata-matai, menginvestigasi Joe Biden, kandidat rival Trump di Pemilu 2020 nanti. Trump kemudian didakwa atas dasar penyalahgunaan wewenang atas kejadian tersebut.

Menurut Buku Bolton, penahanan bantuan militer untuk Ukraina sudah direncanakan sejak awal Mei 2019. Dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih, Trump memerintahkan Bolton mencari informasi-informasi yang bisa digunakan untuk menyerang kandidat Demokrat sebelum Pemilu 2020. Salah satunya soal keterlibatan Biden dan anaknya di perusahaan gas Burisma, Ukraina. Trump yakin betul ada praktik korupsi di perusahaan itu.

Bolton, dalam bukunya, menyatakan bahwa dirinya bukan satu-satunya orang yang ditugaskan. Selain dirinya, ada Kepala Staf Kepresidenan Mick Mulvaney, pengacara Rudolph W. Giuliani, dan konsuler Gedung Putih Pat A. Cipollone. Meski begitu, Bolton menulis dirinya lah yang diminta untuk menelpon Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, lebih dulu.

"Demi menyakinkan Mr. Zelensky agar mau bertemu dengan Giuliani yang datang ke Ukraina untuk membahas investigasi permintaan Presiden (Trump). Namun, Bolton tidak pernah melakukan permintaan Trump tersebut," sebagaimana dikutip dari New York Times.

Bolton menulis dirinya tidak mengikuti permintaan Trump karena ia sudah membaca motifnya. Dalam bukunya, Bolton menyampaikan bahwa Trump percaya sekali bahwa Ukraina sempat berupaya untuk menjatuhkannya di Pemilu 2016. Oleh karenanya, ia ingin melakukan hal yang sama kepada Ukraina, dimulai dengan mengirim Giuliani untuk membujuk Zelensky memata-matai Biden.

"Permintaan (kepada Zelensky) untuk menerima Giulianni gagal total. Trump kemudian membentuk tim berisi diplomat Amerika yang ditugaskan untuk terus menekan Ukraina agar melakukan investigasi yang diinginkan Trump," ujar Bolton di bukunya

Upaya menekan Ukraina tersebut berujung pada keputusan Trump untuk menahan bantuna 391 Juta Dollar AS yang ditujukan untuk militer Ukraina. Tanpa dana bantuan tersebut, Ukraina diyakini akan kesulitan bertahan dari agresi Rusia. Trump berharap penahanan itu akan membuat Zelenksy menuruti kemauannya. Bolton menuliskan kejadian di bulan Agustus itu secara detil.

Dalam sidang, kubu Trump membantah kaitan antara penahanan bantuan dan permintaan investigasi. Tim hukumnya menyampaikan bahwa dua hal tersebut adalah dua hal yang terpisah, bukan satu kesatuan. Mereka juga mengklaim bahwa Trump berhak melakukan penahanan itu, tak terkecuali untuk kepentingan pemilu karena pemilu adalah kepentingan publik.

Bolton tahu secara detil runtutan kejadian Trump memaksa Ukraina melakukan investigasi yang berujung pada panahanan bantuan militer. Oleh karenanya, kubu Demokrat terus mendesak pemanggilan Bolton sebagai saksi dalam sidang pemakzulan Trump di Senat AS. Namun, upaya Demokrat gagal karena kekurangan suara dukungan. Trump diyakini sudah bisa "bebas" pada hari Rabu nanti.

REUTERS | NEW YORK TIMES | ISTMAN MP

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

39 menit lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

13 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

4 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

4 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

5 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya