Bangun Sekolah, Pedagang Buah di India Dapat Penghargaan

Rabu, 29 Januari 2020 08:00 WIB

Harekala Hajabba, seorang penjual jeruk mendapat penghargaan karena mendirikan sekolah, padahal dia sendiri tidak mengenyam bangku sekolah. sumber: thenewsminute.com

TEMPO.CO, Jakarta - Harekala Hajabba, 68 tahun, seorang pedagang jeruk kaki lima dari Negara Bagian Karnataka, India, dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan bergengsi : Padma Shri 2020. Penobatan ini diberikan kepada Hajabba atas jasanya ‘membangun’ sebuah sekolah di sebuah masjid, di desanya, Newpadapu, pada tahun 2000 silam.

Keterangan yang dibagikan lewat Twitter oleh petugas di Layanan Kehutanan India Parveen Kaswan, Hajabba sedang mengantri di sebuah toko khusus bahan-bahan subsidi ketika dia menerima kabar telah dipilih menerima penghargaan tertinggi keempat di India yang diperuntukkan bagi warga sipil negara itu. Twitter itu langsung dibanjiri tanda ‘suka’ oleh hampir enam ribu pengguna Twitter sejak diunggah pertama kali pada Minggu, 26 Januari 2020.

"Penjual buah dari Dakshin, Negara Bagian Kannada India, Hajabba telah mendidik anak-anak miskin di desanya di Newpadapu dari selama satu dekade di dalam sebuah masjid," kata Kaswan.

Hajabba diketahui menggunakan tabungannya untuk mendirikan sekolah di masjid tersebut karena desa Newpadapu sama sekali tidak punya sekolah. Kondisi ini mendorongnya menabung dari uang penghasilannya sebagai penjual jeruk yang sedikit, untuk menyiapkan sekolah di desanya pada tahun 2000.

Advertising
Advertising

Sekolah yang dibangun Hajabba di desanya yakni menggunakan masjid sebagai tempat belajar. Sekolah itu, dengan cepat berkembang dengan bertambahnya jumlah murid. Ia bahkan mengambil pinjaman dari Bank dan menggunakan tabungannya untuk membeli tanah agar sekolahnya semakin luas.

Hajabba, yang semasa muda tidak pernah mengenyam pendidikan, mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan turis asing telah mendorongnya membuat sekolah di masjid tersebut. Pendirian sekolah itu juga bentuk keinginan besar Hajabba agar ada sekolah di desanya.

"Sepasang turis bertanya kepada saya berapa harga jeruk yang saya jual, tetapi saya tidak mengerti. Meskipun saya sudah berusaha keras, saya tidak bisa berbicara apa pun selain bahasa daerah Tulu dan Beary. Pasangan turis itu pun pergi dan saya merasa sangat tidak enak hati pada mereka. Saya menilai anak-anak di desa saya tidak boleh berada dalam situasi yang sama. Saya menyadari cara komunikasi dapat membantu seseorang untuk maju dalam kehidupan, dan pada saat yang sama menyatukan orang," kata Hajabba, menceritakan pengalamannya gelagapan bertemu turis asing karena tidak bisa berbahasa Inggris.

Alasan tersebut membuat hati para pengguna Twitter basah. Hajabba saat ini dikabarkan berencana mendirikan sebuah perguruan tinggi di desanya.

Galuh Kurnia Ramadhani | ndtv.com

Berita terkait

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

1 jam lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

1 hari lalu

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

Stok gula pasir berkurang di pasar dan supermarket.

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

1 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

2 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

3 hari lalu

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

4 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

5 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

5 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

9 hari lalu

13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

Film 13 Bom di Jakarta menerima dua penghargaan bergengsi dari Ho Chi Minh City International Film Festival

Baca Selengkapnya

Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

9 hari lalu

Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

Gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan TNI memiliki makna yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya.

Baca Selengkapnya