Angkatan Darat Amerika Serikat Larang Tentara Gunakan TikTok

Rabu, 1 Januari 2020 11:00 WIB

Aplikasi TikTok. REUTERS/Danish Siddiqui/Illustration

TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Darat Amerika Serikat melarang tentaranya menggunakan aplikasi TikTok karena dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.

Angkatan Darat bergabung dengan Angkatan Laut dalam melarang penggunaan aplikasi pada ponsel milik pemerintah. Anggota parlemen meminta lembaga intelijen untuk menentukan apakah aplikasi yang dimiliki Cina menjadi ancaman bagi keamanan nasional dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data pribadi warga negara Amerika, menurut laporan Military.com, dikutip 1 Januari 2020.

"Ada Pesan Kesadaran Cyber yang dikirim pada 16 Desember mengidentifikasi TikTok memiliki potensi risiko keamanan yang terkait dengan penggunaannya," kata juru bicara Angkatan Darat Letnan Kolonel Robin L. Ochoa pada Senin malam, dikutip dari CNN. "Pesan itu mengarahkan tindakan yang tepat bagi staf untuk melindungi informasi pribadi mereka. Pedoman ini adalah untuk antisipasi terhadap aplikasi yang Anda unduh, memantau telepon Anda untuk teks-teks yang tidak biasa atau yang tidak diminta, dan segera menghapus instalasi TikTok untuk menghindari setiap paparan informasi pribadi."

Sebelumnya Reuters melaporkan bahwa Angkatan Laut juga membuat keputusan serupa pada pertengahan Desember, mengatakan kepada para pelaut bahwa siapa pun yang tidak menghapus aplikasi dari telepon yang dikeluarkan pemerintah mereka akan dilarang dari intranet Angkatan Laut.

TikTok bukan satu-satunya raksasa teknologi Cina yang menimbulkan kecurigaan AS. Perusahaan nirkabel Huawei telah mendapat kritik dari pemerintahan Trump yang menganggap Huawei sebagai ancaman siber keamanan nasional.

Advertising
Advertising

TikTok berada di bawah pengawasan Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) setelah anggota parlemen menyerukan penyelidikan pada bulan Oktober untuk melihat apakah pemerintah Cina dapat mengumpulkan data pengguna atau mengontrol konten yang dibagikan, menurut laporan The Verge.

CFIUS juga mempertimbangkan apakah ByteDance akan dipaksa untuk melakukan divestasi di Musical.ly, aplikasi yang diperolehnya pada tahun 2017 yang merupakan titik tolak bagi TikTok.

TikTok mengatakan pada Oktober bahwa mereka tidak menghapus konten karena diminta untuk melakukannya oleh pemerintah Cina, dan tidak akan melakukannya di masa depan. TikTok juga menambahkan bahwa mereka menyimpan data pengguna warga AS di Amerika Serikat (dengan cadangan di Singapura), sehingga tidak tunduk pada hukum Cina.

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

4 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

6 jam lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

6 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

7 jam lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

10 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

11 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

1 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

3 hari lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya