Parlemen Eropa Desak Cina Tutup Kamp Penahanan Uighur

Senin, 23 Desember 2019 15:00 WIB

Ribuan orang di Turki melakukan unjuk rasa dukungan terhadap Muslim Uighur di Cina dan solidaritas setelah Mesut Ozil dikritik karena mengomentari kebijakan Cina soal Uighur. Sumber: Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Parlemen Eropa mengungkapkan kekhawatiran atas represi Cina terhadap Muslim Uighur dan mendesak agar menutup kamp Xinjiang secepatnya.

Melalui resolusi yang disahkan Kamis kemarin, Parlemen Eropa sangat mengutuk penahanan ratusan ribu Uighur dan etnis Kazakh yang dikirim ke kamp konsentrasi.

Mereka mendesak pemerintah Cina untuk segera mengakhiri praktik penahanan sewenang-wenang tanpa dakwaan dan membebaskan semua orang yang ditahan, termasuk pemenang Sakharov Prize tahun ini, Ilham Tohti, dikutip dari rilis Parlemen Eropa dalam situsnya News European Parliament, dikutip pada 23 Desember 2019.

Anggota Parlemen Eropa menduga ada informasi kuat bahwa Uighur dan etnis minoritas Muslim lainnya di provinsi Xinjiang menjadi sasaran penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, pembatasan praktik keagamaan dan pengawasan digital yang luas.

Mereka juga menyerukan kepada pihak berwenang Cina untuk memberi para jurnalis independen dan pengamat internasional akses bebas ke provinsi Xinjiang untuk memeriksa situasi di lapangan.

Parlemen Eropa juga menyatakan keprihatinan mengenai laporan tentang Uighur di luar negeri yang dipaksa pemerintah Cina untuk mengatakan kondisi kerabat mereka baik-baik saja.

Advertising
Advertising

Parlemen Eropa menyerukan Dewan untuk mengadopsi sanksi dengan membekukan aset pejabat Cina yang bertanggung jawab atas represi berat hak-hak dasar di Xinjiang.

Tekanan terhadap Cina meningkat, setelah kebocoran dokumen rahasia baru-baru ini. Dokumen tersebut mengkonfirmasi bahwa pemerintah Cina telah menahan lebih dari satu juta Muslim, sebagian besar warga Uighur, di kamp-kamp pendidikan ulang di wilayah barat laut Xinjiang.

Pemerintah Cina mengatakan kamp penahanan Uighur tersebut digunakan untuk memerangi ekstremisme dan terorisme di Xinjiang.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

12 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

21 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya