TEMPO.CO, Jakarta - Setelah pesepakbola Arsenal Mesut Ozil, kini atlet rugby ikonik Selandia Baru Sonny Bill Williams membela Muslim Uighur dari penindasan Cina.
"Ini adalah saat yang menyedihkan ketika kita memilih manfaat ekonomi daripada kemanusiaan," kicaunya di Twitter, dikutip dari Stuff.co.nz, 23 Desember 2019.
Unggahan atlet mualaf tersebut disertai tagar #Uyghurs dengan emoji sedih, hati, dan tangan berdoa. Sebuah foto berlatar merah bata terlampir dengan gambar tangan berbendera Uighur dicengkeram tangan berbendera Cina.
It’s a sad time when we choose economic benefits over humanity#Uyghurs pic.twitter.com/F5EIWIOY7n
— Sonny Bill Williams (@SonnyBWilliams) December 22, 2019
Menurut News.com.au, kicauan Williams datang sebulan setelah dia menandatangani kontrak yang menguntungkan dengan klub Liga Super yang berbasis di Kanada, Toronto Wolfpack, setelah mengakhiri karir yang panjang dan sukses dengan All Blacks.
Belum ada tanggapan dari Cina terhadap Kiwi berusia 34 tahun, yang sebelumnya tidak pernah menyuarakan pendapatnya tentang topik internasional yang begitu sensitif.
Williams bukan bintang olahraga pertama yang menarik perhatian pada nasib orang-orang Uighur, atau keengganan beberapa orang di barat untuk mengkritik Cina, yang dianggap sebagai pasar utama untuk olahraga seperti sepak bola dan bola basket.
Awal bulan ini, pemain Arsenal Mesut Ozil menuggah tulisan foto di media sosial: "Turkestan Timur, luka berdarah umat, menentang para penganiaya yang berusaha memisahkan mereka dari agama mereka. Mereka membakar Al-Quran mereka."
"Mereka menutup masjid mereka. Mereka melarang sekolah mereka. Mereka membunuh orang-orang suci mereka. Para lelaki dipaksa masuk ke kamp-kamp dan keluarga mereka dipaksa untuk hidup dengan lelaki Cina. Para perempuan dipaksa untuk menikahi pria Cina. Tetapi Muslim diam. Mereka tidak akan membuat suara. Mereka telah meninggalkan mereka. Tidakkah mereka tahu bahwa mebiarkan penganiayaan adalah penganiayaan itu sendiri?" kutip tweet panjang Ozil.
Ozil mendapat serangan balasan yang besar sejak kicauannya beredar, dan baik Liga Premier dan Arsenal telah dituduh menjauhkan diri dari mantan pemain internasional Jerman, yang secara efektif membuatnya terisolasi.
Lembaga penyiaran negara Cina menghapus pertandingan Liga Premier Inggris antara Arsenal dan Manchester City dari programnya sebagai tanggapan atas tindakan Ozil. Usai membela Uighur, karakter Mesut Ozil juga dikeluarkan dari game komputer sepak bola yang diproduksi Cina.