Manuver Pervez Musharraf untuk Berkuasa Hingga Dihukum Mati

Selasa, 17 Desember 2019 19:05 WIB

Jenderal Musharraf, Nasibmu Kini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden dan penguasa militer Pakistan, Pervez Musharraf dijatuhi hukuman mati atas tuduhan melakukan pengkhianatan tingkat tinggi.

Selama enam tahun aparat hukum menangani kasus ini hingga tiga majelis hakim pengadilan khusus memutuskan hukuman mati secara in absentia atau tanpa kehadiran Musharraf.

Setelah dijatuhkan lewat pemilihan umum tahun 2008, Musharraf lari ke Dubai, Uni Emirat Arab sebagai eksil.

Siapakah Musharraf dan bagaimana dia berkuasa di Pakisan?

Dia lahir di New Delhi tahun 1943 atau empat tahun sebelum negara Pakistan berdiri sebagai negara merdeka dari India.

Setelah pemisahan Pakistan dari India, ayah Musharraf pindah ke Karachi, selatan Pakistan.

Advertising
Advertising

Ayahnya seorang diplomat karir. Musharraf kemudian menjadi tentara Pakistan pada tahun 1964. Dia kemudian bergabung dengan korps perwira.

Ia menjadi saksi dari perang melawan India pada tahun 1965 dan 1971. Setelah itu karirnya cepat menanjak.

Musharraf pada tahun 1998 ditunjuk Perdana Menteri Nawaz Sharif sebagai kepala angkatan bersenjata Pakistan. Setahun kemudian dia melakukan kudeta militer menjatuhkan Sharif. Dia kemudian menjadi presiden Pakistan selama sembilan tahun.

Aksi demonstrasi para pengacara yang didukung partai politik oposisi sejak 2007 membuat Musharraf melakukan tindakan tangan besi.

Pada 3 November 2007, Musharraf memberlakukan status Pakistan dalam keadaan darurat, meniadakan aturan konstitusi, menahan sejumlah politikus senior dan para hakim.

Musharraf kemudian mencopot Ketua Mahkamah Agung Iftikhar Muhammad Chaudhry. Dia juga menghentikan pemberitaan televisi independen.

Ini memicu protes besar-besaran para pengacara di seluruh negeri. Partai-partai politik kemudian bergabung dalam aksi protes ini.

Dengan mendapat tekanan dari Barat, Musharraf mencabut status darurat dan melakukan pemilu yang hasilnya dia kalah telak.

Musharraf mundur dari jabatannya pada tahun 2008 setelah pemerintahan koalisi memulai langkah untuk memakzulkan dirinya.

"Unjuk rasa besar di tahun 2007 menjadi sinyal bahwa Pakistan sedang berubah dan sistem pengadilan telah berubah," kata analis politik Tariz Pirzada sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, 17 Desember 2019.

Setelah melarikan diri, Musharraf pulang ke Pakistan pada tahun 2013 untuk kembali maju dalam pemilu. Namun, dia dihadang dengan kasusnya yang sedang ditangani di pengadilan.

Musharraf dijerat lima dakwaan termasuk tiga dakwaan subversif, meniadakan dan mengubah konstitusi, memecat Ketua MA Pakistan, dan memberlakukan status darurat.

Ini untuk pertama kali dalam sejarah Pakistan seorang pemimpin pasukan militer dihukum dan dinyatakan bersalah sebagai pengkhianat.

Pengadilan khusus Pakistan hari Senin, 17 Desember 2019 menjatuhkan hukuman mati terhadap Pervez Musharraf. Dua hakim memberikan hukuman mati, sedangkan satu hakim lainnya tidak mendukung namun setuju atas dakwaan .

Berita terkait

Pohon Jacaranda Berbunga di Islamabad Pakistan

6 hari lalu

Pohon Jacaranda Berbunga di Islamabad Pakistan

Warga Islamabad menikmati waktu luangnya di sekitar deretan pohon-pohon jacaranda yang berbunga

Baca Selengkapnya

Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode

11 hari lalu

Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq Khan meraih kemenangan periode ketiga sebagai Wali Kota London. Ia dari Partai Buruh

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

12 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

16 hari lalu

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

JPU akan banding setelah majelis hakim menjatuhkan vonis seumur hidup terhadap Altaf terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

17 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

19 hari lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Polisi Pesta Narkoba di Cimanggis Depok, Kilas Balik Kasus Irjen Teddy Minahasa Terlibat Jaringan Narkoba

24 hari lalu

Polisi Pesta Narkoba di Cimanggis Depok, Kilas Balik Kasus Irjen Teddy Minahasa Terlibat Jaringan Narkoba

Polisi pesta narkoba belum lama ini diungkap. Bukan kali ini kasus polisi terlibat narkoba, termasuk eks Kapolda Sumbar Irjen Teddy Minahasa.

Baca Selengkapnya

Terbukti Kendalikan Peredaran Narkotika dari Penjara, Nasrun Divonis Hukuman Mati

24 hari lalu

Terbukti Kendalikan Peredaran Narkotika dari Penjara, Nasrun Divonis Hukuman Mati

Pengadilan Negeri Medan menjatuhkan vonis mati terhadap Nasrun alias Agam, terdakwa pengedar narkotika jenis sabu-sabu seberat 45 kilogram.

Baca Selengkapnya

5 Anggota Polda Metro Jaya Diringkus Saat Nyabu, Ini Daftar Polisi Terlibat Jaringan Narkoba

26 hari lalu

5 Anggota Polda Metro Jaya Diringkus Saat Nyabu, Ini Daftar Polisi Terlibat Jaringan Narkoba

Lima anggota Polda Metro Jaya diringkus ketika mengonsumsi narkoba jenis sabu. Berikut daftar polisi terlibat jaringan narkoba, termasuk Andri Gustami

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

27 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya