Prancis Dilanda Mogok Nasional Terbesar Sejak 1995

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Jumat, 6 Desember 2019 16:11 WIB

Serikat pekerja transportasi, guru, dan buruh melakukan mogok massal pada Kamis, 5 Desember 2019. Reuters

TEMPO.CO, Paris – Polisi Prancis menembakkan gas air mata kepada demonstran di ibu kota Paris pada Kamis, 5 Desember 2019. Demonstrasi ini dibarengi dengan mogok massal terbesar di Prancis selama beberapa dekade terakhir.

Para demonstran menuntut Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk menghentikan rencana reformasi dana pensiun.

Macron, yang berusia 41 tahun dan pernah bekerja sebagai bankir investasi sebelum menjadi Presiden pada 2017, pernah berjanji untuk membuka ekonomi Prancis, yang diatur ketat dengan regulasi, bagi para investor.

Namun, sejumlah serikat pekerja justru menilai Macron berusaha melucuti proteksi bagi para pekerja.

“Warga masih bisa mengatasi ini hari ini dan besok tapi pekan depan warga akan mulai merasa terganggu,” kata Isabelle Guibal, 56 tahun yang merupakan pemilik kafe, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 5 Desember 2019.

Advertising
Advertising

Macron ingin menyederhanakan sistem pensiun di Prancis, yang memiliki 40 opsi. Para pekerja kereta api, pelaut dan penari di Paris Opera House bisa pensiun lebih cepat satu dekade dibandingkan pekerja kebanyakan, misalnya.

Hasil mogok massal ini tergantung pada siapa yang akan menyerah terlebih dulu. Serikat pekerja terancam kehilangan dukungan publik jika gangguan akibat mogok transportasi ini berlangsung terlalu lama.

Sedangkan pemerintah bisa kehilangan para pemilik suara jika publik mendukung serikat pekerja dan menyalahkan pejabat soal kebuntuan ini.

Para pekerja kereta api memutuskan untuk memperpanjang masa mogok kerja hingga Jumat pekan ini. Namun, serikat buruh yang menaungi bus di Paris dan operator kereta api RTP mengatakan aksi mogok akan berlanjut hingga Senin pekan depan.

Serikat buruh mendapat dukungan awal pada Kamis kemarin saat para pekerja transportasi, sekolah dan rumah sakit bergabung secara nasional mendukung pemogokan nasional ini.

Para pengguna transportasi di Paris harus kembali menggunakan sepeda lama, menggunakan layanan panggilan taksi, atau tinggal di rumah karena pemogokan massal ini. Menara Eiffel juga ditutup bagi pengunjung.

Pada Kamis, puluhan ribu demonstran berpawai melewati Paris sebagai unjuk kekuatan.

Situasi damai berubah kacau saat sekelompok demonstran berpakaian serba hitam merusak halte bus di dekat Place de la Republique. Mereka juga merusak toko dan melemparkan kembang api kepada polisi.

Polisi huru hara merespon dengan menembakkan gas air mata. Polisi juga menggunakan tongkat polisi untuk melawan demonstran berbaju hitam, yang menyerang mereka. Polisi mengatakan 57 orang ditahan dalam aksi itu.

Media The Local melansir demonstrasi dan mogok massal di Prancis ini merupakan yang terbesar sejak 1995. Unjuk rasa berlangsung hingga hari kedua pada Jumat pekan ini.

Berita terkait

Kincir Angin Ikonik Moulin Rouge Paris Roboh, Pertunjukan Tetap Lanjut

6 jam lalu

Kincir Angin Ikonik Moulin Rouge Paris Roboh, Pertunjukan Tetap Lanjut

Kincir angin Moulin Rouge telah berputar selama 135 tahun, dan yang pertama menyala saat pembukaan pada 1889

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

1 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

1 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

5 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

8 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

11 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

12 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

13 hari lalu

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

18 hari lalu

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

19 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya