Tiga Presiden Amerika Ini Pernah Terkena Proses Pemakzulan

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Jumat, 6 Desember 2019 11:01 WIB

Mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton disebut terpesona menyaksikan Ariana Grande bernyanyi di acara pemakaman ratu penyanyi soul Amerika, Aretha Franklin.

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sedang menghadapi proses pemakzulan di DPR terkait pembicaraan teleponnya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, pada 25 Juli 2019.

Saat itu, Trump meminta mitranya itu untuk menginvestigasi dugaan pelanggaran hukum oleh bekas Wakil Presiden Joe Biden dan putranya Hunter Biden terkait posisi Hunter di jajaran direksi perusahaan gas Burisma di sana.

Demokrat menuding Trump menggunakan posisinya sebagai Presiden untuk berupaya menyingkirkan lawan politik yaitu Biden, yang merupakan salah satu penantang utama untuk Pilpres AS 2020. Biden merupakan tokoh dan salah satu calon kandidat dari Partai Demokrat.

Demokrat juga menuding Trump menggunakan kekuasaannya untuk menahan dana bantuan keamanan kepada Ukraina sebesar sekitar US$391 juta atau sekitar Rp5.5 triliun agar mau menginvestigasi Biden dan putranya.

Konsititusi AS mengatur adanya perimbangan kekuasaan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari. Ini membuat DPR AS memiliki kekuasaan untuk memakzulan Presiden jika terjadi pengkhianatan, suap, dan tindak kejahatan besar lainnya.

Advertising
Advertising

“Saat menyusun Konstitusi, para pendiri bangsa mengkhawatirkan kembalinya monarki di AS. Setelah berakhirnya Perang Kemerdekaan, mereka secara spesifik mengkhawatirkan munculnya Presiden-Raja yang terpengaruh oleh kekuatan asing,” kata Nancy Pelosi, ketua DPR AS, yang juga tokoh Partai Demokrat seperti dilansir Reuters pada Kamis, 5 Desember 2019.

Selain Trump, ada tiga Presiden lainnya yang pernah menjalani proses pemakzulan dalam sejarah AS. Namun, tidak ada satupun yang dilengserkan dari kursi Presiden oleh Senat.

Mereka adalah:

  1. Bill Clinton

Clinton mendapat masalah sejak bertugas sebagai Presiden di Gedung Putih. Dia dan istri, Hillary Clinton, menjadi subyek investigasi Departemen Kehakiman pada 1993 terkait kontroversi Whitewater, yang merupakan kesepakatan bisnis pada saat mereka di Arkansas.

Clinton juga terkena pengaduan pelecehan seksual oleh Paula Jones pada 1994.

Belakangan, hubungan Clinton dan seorang peserta magang bernama Monica Lewinsky, 21 tahun, menjadi sorotan. Keduanya mengaku tidak memiliki hubungan saat diminta bersumpah.

Kepada seorang bekas staf Gedung Putih, Lewinsky mengaku telah melakukan hubungan seksual dengan Clinton.

Saat itu, Clinton membantahnya lewat siaran televisi. “Saya ingin Anda mendengarkan saya. Saya tidak pernah berhubungan seksual dengan perempuan itu, Nona Lewinsky. Saya tidak pernah mengatakan kepada siapapun untuk berbohong, tidak sekalipun, tidak pernah.”

Namun, investigasi oleh independent counsel Kenneth Starr, yang ditunjuk oleh Departemen Kehakiman, menunjukkan Clinton telah berbohong kepada Kongres soal hubungannya dengan Lewinsky.

Dalam sidang di Senat selama lima pekan pada 1998, Clinton dinyatakan bebas dari tuduhan melanggar hukum.

  1. Richard Nixon

DPR AS menggelar proses pemakzulan terhadap Nixon terkait skandal Watergate, yang dinilai sebagai salah satu skandal politik terbesar AS.

Ini terkait upaya pencurian dokumen dan penyadapan terhadap kantor Komite Nasional Demokratik untuk kepentingan terpilihnya kembali Nixon sebagai Presiden AS. Pencurian terjadi pada 17 Juni 1972. Situs Historia menyebut Nixon mengambil langkah agresif untuk menutup-nutupi kejahatan ini.

Namun, kasus ini terungkap berkas kerja investigasi dari jurnalis Bob Woodward dan Carl Bernstein dari Washington Post. Mereka dibantu tokoh terkenal Deep Throat, yang merupakan salah satu pejabat keamanan dan memberikan informasi terbaru temuan dari petugas di lapangan. Sekitar tiga puluh tahun kemudian, nama sumber ini terungkap yaitu Mark Felt, yang merupakan salah satu pejabat teras FBI.

Nixon mengundurkan diri dari jabatan Presiden pada 9 Agustus 1974. Saat itu, Komite Yudisial DPR AS baru saja menyetujui draf awal untuk menyusun tuduhan resmi atas keterlibatan Nixon dalam tindakan curang pilpres itu.

  1. Andrew Johnson

Dia terpilih sebagai Wakil Presiden dari Abraham Lincoln pada 1864. Dia memimpin AS menggantikan Lincoln, yang tewas terbunuh setelah berkuasa 42 hari pada masa kedua pemerintahannya.

Johnson lalu bersitegang dengan politikus Partai Republik, yang merupakan pendukungnya sendiri.

Pada 1867, Kongres membalas tindakan Johnson yang akan memberhentikan Menteri Perang dari Partai Republik dengan mengeluarkan undang-undang Tenure of Office Act. UU ini melarang Presiden mengganti anggota kabinet tanpa persetujuan Senat.

Johnson malah melanjutkan pemberhentian Menteri Perang, yang membuat Partai Republik menyusun tuduhan resmi pelanggaran hukum dan konstitusi untuk memakzulkan Johnson.

Johnson terkena pemakzulan di DPR dengan voting 126 suara melawan 47 suara. Namun dia lolos dengan unggul satu suara saat pembahasan pemakzulan memasuki Senat. Belakangan, dia menjadi satu-satunya Presiden AS yang melanjutkan karir sebagai anggota Senat.

Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

15 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

2 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

4 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

7 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

9 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

11 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

12 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

12 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya