Bolivia Mulai Tenang Tapi Pendukung Evo Morales Masih Dikejar

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 26 November 2019 17:01 WIB

Petani Bolivia berhadapan dengan petugas keamanan. Reuters

TEMPO.CO, Sacaba – Rakyat Bolivia telah memindahkan blokade jalan raya di sejumlah kota pasca kesepakatan damai dengan pemerintah untuk mengakhiri kerusuhan.

Kerusuhan ini terjadi setelah bekas Presiden Bolivia, Evo Morales, mengundurkan diri karena tekanan militer dan polisi dua pekan lalu seusai pemilu bermasalah pada Oktober 2019.

Namun, Bolivia masih terancam kerusuhan karena pemerintah transisi saat ini berusaha menyelidiki sejumlah pendukung EVo Morales dengan alasan menggerakkan massa melawan pemerintah.

“Massa anti-pemerintah di Kota Sacaba menggelar mengheningkan cipta pasca tewasnya sembilan warga akibat ditembak tentara pada awal bulan ini,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 26 November 2019.

Seorang ibu, yang putra satu-satunya tewas ditembak petugas keamanan, berharap negaranya kembali tenang.

Advertising
Advertising

“Semoga ada damai di Bolivia dan tidak ada lagi pembantaian,” kata Gregoria Siles, yang merupakan warga asli keturunan India. Dia memiliki lima orang anak dan putranya tewas dalam bentrokan beberapa waktu lalu. “Dia satu-satunya putra saya,” kata dia.

Bolivia dilanda kerusuhan massal setelah Evo Morales mengundurkan diri dari posisi sebagai Presiden. Dia mengatakan militer memintanya mundur dengan alasan kepentingan bangsa.

Sebanyak 33 orang tewas sejak 20 Oktober 2019. Dari jumlah ini, sebanyak 30 orang tewas setelah Presiden interim, Jeanine Anez, berkuasa dua pekan lalu.

Ini membuat tekanan terhadap pemerintahan Anez meningkat.

Lembaga Inter-American Human Rights Commission datang ke Bolivia untuk menginvestigasi dugaan terjadinya pelanggaran HAM.

Para pendukung Morales menyalahkan Anez karena tindakan keras petugas keamanan, yang dianggap berlebihan dalam menangani unjuk rasa.

Sebaliknya, Anez, yang didukung kelompok militer, justru menuding Morales, yang berlindung di Meksiko, serta sekutunya menggerakkan kerusuhan untuk melawan pemerintahan transisi.

Saat ini, Anez, yang merupakan senator dari partai oposisi, telah meneken legislasi untuk pemilu ulang. UU ini mendapat dukungan dari Partai MAS, yang merupakan partai kiri pendukung Morales.

“Kita kembali ke situasi normal setelah terjadinya hal yang sangat keras dan sangat dramatis, tapi saya pikir kami akan bergerak maju,” kata dia.

Secara terpisah, NPR melansir proses transisi Bolivia ke pemilu ulang berlangsung a lot. Ini karena ada tudingan Presiden interim bersikap bermusuhan terhadap warga asli Bolivia, yang merupakan pendukung Evo Morales.

Evo Morales merupakan Presiden pertama dari penduduk asli keturunan Indian dan telah berkuasa selama 14 tahun. “Saat ini, ada Presiden interim dari sayap kanan, yang penunjukkannya justru semakin memicu protes keras,” begitu dilansir NPR pada 25 November 2019. Meski telah tercapai kesepakatan dengan Partai Sosialis pendukung Morales, terjadi perpecahan yang dalam terutama menyangkut religi.

Berita terkait

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

5 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

6 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

6 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

12 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

13 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

13 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

13 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

13 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

13 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

25 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya