Demonstran Hong Kong Blokir Distrik Sentra Bisnis

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 14 November 2019 09:03 WIB

Petugas kepolisian anti huru hara menahan seorang demonstran wanita di sebuah mall di Tai Po, Hong Kong, 3 November 2019. Petugas kepolisian mengejar para demonstran hingga masuk ke dalam mall, yang menjadi perhatian para pengunjung pusat perbelanjaan tersebut. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Hong Kong – Demonstran Hong Kong membuat lumpuh aktivitas pusat keuangan Asia ini pada hari ketiga, Rabu, 13 November 2019.

Sekitar seribu pemrotes memblokir sejumlah jalan di distrik pusat bisnis saat jam makan siang yang sibuk.

Mereka mengenakan topeng dan mengenakan pakaian kerja lalu berjalan ebrsama sambil melemparkan pecahan batu bata ke arah jalan.

“Sejumlah polisi mencoba membubarkan kerumunan massa, bergelut dengan beberapa orang di atas jalan, dan lainnya memukuli sejumlah pemrotes dengan tongkat di dekat kantor bursa efek,” begitu dilansir Channel News Asia pada Rabu, 13 November 2019.

Ini merupakan lanjutan dari aksi unjuk rasa sejak Senin pekan ini. Ini merupakan taktik baru setelah sebelumnya unjuk rasa biasanya digelar pada malam hari dan akhir pekan.

Advertising
Advertising

Sejumlah stasiun kereta api tutup dengan kerumunan penumpang terlantar. Belasan layanan bus juga terhenti setelah polisi mengingatkan kota terancam lumpuh total.

“Preman memblokir jalan dan merusak fasilitas transportasi publik di sejumlah lokasi di Hong Kong,” kata polisi lewat laman pada Rabu.

Sejumlah polisi dan pemrotes juga terlibat bentrok di sejumlah kampus. Polisi mencoba membubarkan kerumunan massa di dalam kampus.

Sejumlah mahasiswa bertahan di Chinese University sepanjang malam karena khawatir polisi bakal masuk kembali.

Sebagian mahasiswa terlihat tidur di jalur lintasan lari. Lainnya terlihat bermain sepak bola untuk menghabiskan waktu.

Ada juga yang bergantian menjaga barikade di dekat jembatan, yang menjadi lokasi bentrok dengan polisi sebelumnya.

Bentrok ini terjadi setelah Senin polisi menembak seorang demonstran, dan seorang pria paruh baya dibakar demonstran setelah sebelumnya sempat cekcok.

Reuters melansir demonstrasi besar-besaran pro-Demokrasi di Hong Kong ini terjadi sejak Juni 2019 saat warga menolak pengesahan RUU Ekstradisi.

RUU itu memungkinkan warga diekstradisi ke Cina jika dianggap melanggar hukum di sana. Meski RUU itu sudah dicabut, warga terus mendesak diterapkannya sistem demokrasi agar mereka bisa memilih pemimpin sendiri. Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, merupakan pejabat yang ditunjuk pemerintah Cina.

Berita terkait

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

21 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

1 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

1 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

2 hari lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

2 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

3 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

4 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

5 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

5 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

6 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya