ISIS Klaim Tewaskan 54 Orang dalam Serangan di Mali

Minggu, 3 November 2019 16:00 WIB

Tentara berpatroli sebelum kedatangan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita di luar hotel Radisson di Bamako, Mali, 21 November 2015 menyusul serangan oleh gerilyawan Islam. [REUTERS / Joe Penney]

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok afiliasi ISIS di Mali mengklaim telah menewaskan 53 tentara dan satu warga sipil dalam serangan ke pos militer di Mali utara.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan melalui kantor beritanya, Amaq News Agency, pada Sabtu, seperti dikutip dari Reuters, 3 November 2019. Namun ISIS tidak memberikan bukti apapun terhadap klaimnya.

Pihak berwenang pertama kali melaporkan serangan di Indelimane, wilayah Menaka, pada hari Jumat, tetapi memberikan angka kematian sementara yang lebih rendah.

"Orang-orang tak dikenal bersenjata berat menyerang sekitar siang hari. Serangan itu dimulai dengan tembakan peluru ... Kemudian mereka mundur ke Niger," kata juru bicara pemerintah Yaya Sangare.

Dia menambahkan jumlah korban tewas tetap sementara ketika mayat-mayat sedang identifikasi, dan tentara sedang melakukan operasi tempur di darat dengan dukungan dari pasukan internasional, termasuk pasukan Prancis dari operasi Barkhane dan pasukan penjaga perdamaian AS.

Advertising
Advertising

"Bala bantuan yang dikirim menemukan 54 mayat termasuk satu warga sipil, 10 selamat, dan menemukan kerusakan materi yang cukup besar," kata Sangare di Twitter sebelumnya pada hari Sabtu.

Prancis mengatakan salah satu tentaranya di sana tewas setelah kendaraannya terkena bom rakitan, menurut sebuah pernyataan kepresidenan Prancis.

Serangan pada Sabtu kemarin adalah salah satu serangan paling mematikan terhadap militer negara Afrika Barat dalam catatan baru-baru ini. Kekerasan itu diperkirakan akan semakin meningkatkan ketegangan di ibu kota, Bamako, di mana keluarga militer telah melakukan protes di jalanan.

Dilaporkan New York Times, Kerabat mengatakan bahwa tentara belum dilindungi secara memadai di lapangan karena mereka menghadapi berbagai kelompok milisi.

Mali telah dilanda kekerasan sporadis sejak 2012, ketika militan Islam mengambil alih utara negara itu. Negara ini masih belum pulih dari serangan milisi yang mematikan pada akhir September.

Serangan kemarin menyusul serangan mematikan milisi pada akhir September, mengindikasikan meluasnya jangkauan dan kecanggihan kelompok-kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah tersebut.

Tiga puluh delapan tentara Mali terbunuh pada 30 September dalam serangan terkoordinasi pada dua pangkalan militer di Mali tengah, yang telah terlepas dari kendali pemerintah meskipun ada tentara Prancis dan pasukan internasional lainnya.

Di Mali ada kelompok-kelompok dengan jaringan Al Qaeda dan ISIS menyebar ke seluruh Sahel, yang juga mengancam bagian-bagian Niger dan Burkina Faso.

Kelompok militan afiliasi ISIS telah mengunggah puluhan klaim tanggung jawab atas serangan di beberapa negara sejak pasukan khusus AS membunuh pemimpin sebelumnya Abu Bakar al Baghdadi akhir pekan lalu.

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

3 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

4 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

10 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

10 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

13 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

22 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

23 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

31 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

32 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

34 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya