PM Pakistan Imran Khan Dituntut Mundur karena Krisis Ekonomi

Reporter

Terjemahan

Editor

Budi Riza

Kamis, 31 Oktober 2019 18:03 WIB

PM Imran Khan dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat upacara penyambutan di Pakistan, 17 Februari 2019.[@imrankhan.pti/instagram]

TEMPO.CO, Islamabad – Ribuan orang bergerak untuk berdemonstrasi di ibu kota Islamabad, Pakistan, menuntut agar Perdana Menteri Imran Khan mundur.

Demonstrasi ini muncul di tengah krisis ekonomi yang melanda negara ini.

Aksi unjuk rasa ini diorganisasi oleh Fazl-ur-Rehman, yang merupakan pemimpin partai berbasis religius terbesar di Pakistan. Dia menilai pemerintahan Khan tidak kompeten dan tidak memiliki legitimasi. Dia menuding Khan terpilih lewat proses pemilu 2018, yang dicurangi kelompok militer.

“Gerakan ini tidak akan berhenti jika kami tidak mendapatkan hasil yang diinginkan setelah mencapai ibu kota Islamabad,” kata Rehman kepada media di Lahore pada Kamis, 31 Oktober 2019.

Rehman mengatakan,”Kami ingin Perdana Menteri mundur. Semua anggota parlemen dibubarkan karena palsu,” kata dia.

Advertising
Advertising

Petugas polisi telah ditambah di sejumlah titik. Petugas juga menambah barikade baru termasuk menggunakan kontainer untuk memblokir jalan dan menutup akses ke area gedung pemerintahan dan kantor perwakilan asing.

Rehman, yang mengetuai Partai Jamiat Ulema-i-Islam-Fazl, menyebut aksi protesnya ini sebagai azadi atau parade kebebasan.

PM Imran Khan, yang merupakan bekas pemain kriket internasional, memenangkan pemilu 2018 dengan janji mengakhiri korupsi, membantu ekonomi masyarakat, dan kelompok kelas menengah. Seperti dilansir The Times, Khan diusung oleh Partai Tehreek-e-Insaf.

Namun, pertumbuhan ekonomi Pakistan tidak kunjung membaik karena defisit fiskal terus bertambah menjadi 7 persen dari total produk domestik bruto.

Inflasi meningkat menjadi 11.3 persen pada September 2019 dari sebelumnya 10.49 persen pada Agustus. Ini dipicu kenaikan harga-harga bahan pokok makanan. Nilai tukar rupee jjuga turun lebih dari 50 persen terhadap dolar sejak akhir 2017.

Pemerintah Pakistan telah menyetujui paket pinjaman senilai US$6 miliar atau sekitar Rp84 triliun dari Dana Moneter Internasional.

Seperti dilansir Reuters, Khan menolak tudingan dia dibekingi oleh militer, yang dikenal kerap mengintervensi proses politik. Pejabat militer juga membantah ikut campur tangan dalam proses politik sipil. KPU Pakistan juga menolak tudingan oposisi bahwa ada kecurangan pada pemilu 2018.

Berita terkait

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

15 jam lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

5 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

5 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

6 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

9 hari lalu

5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

Setidaknya 5 negara laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC. Negara mana saja? Sejauh mana kewenangan ICC bisa menanganinya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

10 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

12 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

12 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

13 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

13 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya