Bagaimana CIA Melacak Lokasi Persembunyian Abu Bakr al Baghdadi?

Senin, 28 Oktober 2019 08:05 WIB

Abu Bakr al-Baghdadi, Pemimpin ISIS diduga sudah tewas dalam sebuah operasi yang dilakukan Amerika Serikat. Sumber: Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Badan intelijen Amerika Serikat, CIA, menemukan lokasi persembunyan pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi yang kemudian ditindaklanjuti oleh pasukan komando khusus AS.

Selama berbulan-bulan, para pejabat intelijen terus memberi tahu Trump tentang apa yang telah ditetapkannya sebagai prioritas utama, yakni perburuan al Baghdadi, teroris yang paling dicari di dunia.

Tetapi perintah penarikan mendadak Trump tiga minggu lalu mengganggu perencanaan yang cermat yang sedang berlangsung dan memaksa pejabat Pentagon untuk mempercepat rencana serangan malam hari, sebelum kemampuan mereka untuk mengendalikan pasukan, mata-mata dan pesawat pengintai menghilang karena penarikan pasukan AS, kata para pejabat, dilaporkan New York Times, 28 Oktober 2019.

Kematian al Baghdadi dalam serangan pada hari Sabtu, kata mereka, sebagian besar terjadi terlepas dari tindakan Trump.

Lokasi kompleks perembunyian pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi.[Maxar Technologies/The New York Times]

Advertising
Advertising

Perencanaan serangan dimulai musim panas yang lalu, ketika CIA pertama kali mendapat informasi mengejutkan tentang lokasi al Baghdadi di sebuah desa jauh di dalam bagian barat laut Suriah yang dikendalikan oleh kelompok-kelompok saingan mereka, Al Qaeda. Informasi itu muncul setelah penangkapan dan interogasi salah satu istri dan kurir al Baghdadi, kata dua pejabat Amerika.

Berbekal petunjuk awal itu, CIA bekerja sama dengan pejabat intelijen Irak dan Kurdi di Irak dan Suriah untuk mengidentifikasi lebih tepatnya keberadaan al Baghdadi dan menempatkan mata-mata di tempatnya untuk memantau gerakannya sehari-hari. Para pejabat Amerika mengatakan orang Kurdi terus memberikan informasi kepada CIA di lokasi al Baghdadi bahkan setelah keputusan Trump untuk menarik pasukan Amerika meninggalkan Kurdi Suriah untuk menghadapi serangan Turki sendirian.

Kurdi Suriah dan Irak, kata seorang pejabat, memberikan lebih banyak intelijen untuk serangan itu daripada negara mana pun.

Menurut seorang insinyur Suriah yang berbicara dengan penduduk desa yang tinggal di dekat lokasi serangan, al Baghdadi mencari perlindungan di rumah Abu Mohammed Salama, seorang komandan kelompok ekstremis lain, Hurras al-Din. Nasib komandan dalam serangan itu, dan peran atau hubungannya dengan al Baghdadi tidak jelas.

Ketika unit komando elit Angkatan Darat Delta mulai menyusun dan melatih rencana untuk melakukan misi membunuh atau menangkap al Baghdadi, mereka tahu mereka menghadapi rintangan yang hebat. Lokasi itu jauh di dalam wilayah yang dikendalikan oleh Al Qaeda. Langit di bagian negara itu dikendalikan oleh Suriah dan Rusia.

Militer membatalkan misi setidaknya dua kali pada menit terakhir.

Perencanaan terakhir untuk penyerbuan itu dilakukan dua hingga tiga hari pekan lalu. Seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan bahwa al Baghdadi akan pindah. Para pejabat militer memutuskan bahwa mereka harus pergi dengan cepat. Jika al Baghdadi bergerak lagi, akan jauh lebih sulit untuk melacaknya dengan militer Amerika menarik pasukannya dan aset pengawasan di tanah di Suriah.

Detik-detik penyerbuan

<!--more-->

Sekitar tengah malam hari Minggu pagi di wilayah tersebut, delapan helikopter Amerika, terutama CH-47 Chinooks, lepas landas dari pangkalan militer dekat Erbil, Irak.

Dengan terbang rendah dan cepat untuk menghindari deteksi, helikopter dengan cepat melintasi perbatasan Suriah dan kemudian terbang melintasi Suriah. Penerbangan 70 menit yang berbahaya di mana helikopter mendapat tembakan dari darat secara sporadis, ke daerah Barisha di utara kota Idlib, di Suriah barat. Tepat sebelum mendarat, helikopter dan pesawat tempur lainnya mulai menembaki kompleks bangunan, menyediakan perlindungan bagi pasukan komando dengan Delta Force dan anjing-anjing militer mereka untuk turun ke zona pendaratan.

Trump mengatakan bahwa dengan helikopter tempur yang ditembakkan dari atas, pasukan komando telah melewati pintu depan, sambil waspada terhadap jebakan, sebelum menghancurkan salah satu dinding kompleks.

Pasukan komando Delta Force, dihujani tembakan, memasuki kompleks, tempat mereka menembak dan membunuh sejumlah orang. Ketika tim Delta Force membobol tembok dengan bahan peledak, seorang ahli bahasa Arab menasihati anak-anak dan non-milisi lainnya bagaimana melarikan diri, seorang komandan dipercaya mengamankan 11 anak-anak al Baghdadi di kompleksnya.

Al Baghdadi berlari ke terowongan bawah tanah dan dikejar pasukan komando Amerika. Trump mengatakan bahwa pemimpin ISIS membawa tiga anak bersamanya, mungkin untuk digunakan sebagai perisai manusia dari tembakan Amerika. Khawatir bahwa al-Baghdadi mengenakan rompi bunuh diri, pasukan komando mengirim seekor anjing militer untuk melumpuhkan al Baghdadi, kata Trump.

Saat itulah pemimpin ISIS memicu bahan peledak, membunuh tiga anak, kata Trump.

Lokasi kompleks perembunyian pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi.[Maxar Technologies/The New York Times]

Pukul 7.15 malam waktu Washington pada hari Sabtu, komandan Operasi Khusus di darat melaporkan bahwa al Baghdadi telah terbunuh. Lima milisi musuh lainnya tewas di markas al Baghdadi, Gedung Putih mengatakan, dan musuh tambahan tewas di sekitar kompleks.

CNN melaporkan setidaknya dua milisi ISIS ditangkap dan 11 anak diamankan. Dua istri Baghdadi terbunuh selama operasi dan rompi bunuh diri mereka tetap tidak meledak.

Trump mengatakan bahwa pasukan komando sudah memiliki sampel DNA dari al Baghdadi, yang katanya mereka gunakan untuk memastikan identitas al Baghdadi dengan cepat.

Begitu semua personel Amerika telah kembali ke helikopter, pasukan terbang kembali ke Irak, menggunakan rute yang sama seperti ketika mereka datang, kata Trump.

Pesawat tempur Amerika mengebom kompleks untuk memastikannya dihancurkan secara fisik, kata Menhan Esper. Tepat setelah jam 9 malam Waktu Washington pada Sabtu, empat jam setelah helikopter lepas landas ke lokasi Abu Bakr al Baghdadi, Donald Trump menulis di Twitter, "Sesuatu yang sangat besar baru saja terjadi!"

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

3 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

7 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

14 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

18 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

22 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

23 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

25 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

28 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

30 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

31 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya