Pasukan Militer Rusia Jaga Perbatasan Utara Suriah, Kurdi Mundur

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 24 Oktober 2019 08:59 WIB

Pasukan AS dan militer Turki melakukan patroli bersama di area mekanisme keamanan di timur laut Suriah, 4 Oktober 2019. Amerika Serikat menarik mundur pasukannya dari Suriah utara pada Senin, setelah Turki berencana menyerang milisi SDF Kurdi yang merupakan sekutu AS. U.S. Army/Staff Sgt. Andrew Goedl/Handout via REUTERS.

TEMPO.CO, Washington – Polisi militer Rusia mulai turun di perbatasan Suriah timur laut pada Rabu, 23 Oktober 2019 di bawah kesepakatan dengan Turki untuk mengusir para pejuang Kurdi.

Ini membuat pengaruh Moskow di kawasan ini semakin besar setelah Amerika Serikat menarik pasukannya dari sini sekitar dua pekan lalu.

Pemerintah Turki juga mengumumkan operasi militer terhadap milisi Kurdi berakhir. Soal ini, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan gencatan senjata yang disponsori pekan lalu menjadi permanen.

Trump juga menyatakan mencabut semua sanksi ekonomi yang dikenakan kepada Ankara.

Kedatangan pasukan polisi militer Rusia bersama pasukan Suriah ini untuk mendorong mlisi YPG Kurdi agar menjauh sekitar 30 kilometer dari perbatasan dengan Turki dan masuk lebih dalam ke wilayah Suriah.

Advertising
Advertising

Ini terjadi setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan, mencapai kesepakatan di Sochi, Rusia, pada Selasa kemarin.

“Pada pagi ini, pemerintah Turki menginformasikan pemerintahan Amerika bahwa mereka akan menghentikan pertempuran dan serangan militer di Suriha. Ini membuat gencatan senjata yang telah berlangsung menjadi permanen,” kata Trump seperti dilansir Reuters pada Rabu, 23 Oktober 2019.

Operasi militer Turki ini mendapat kecaman berbagai kalangan seperti NATO dan Uni Eropa dengan alasan menyebabkan krisis kemanusiaan di Suriah, yang telah mengalami konflik delapan tahun terakhir.

Erdogan, seperti dilansir Anadolu, sempat meminta AS memfasilitasi penarikan pasukan Kurdi dari Kota Ras al Ain, yang terdapat di Suriah utara.

Ini juga membuat sekelompok tahanan teroris ISIS yang ditahan YPG menjadi lepas atau dilepaskan.

Kota Kobani yang sekarang dijaga pasukan Rusia dan Suriah menjadi kota penting bagi milisi Kurdi. Mereka berperang melawan kelompok ISIS untuk merebut kota ini pada 2014 – 2015 dalam salah satu pertempuran paling sengit di sana.

Soal ini, politikus dari Partai Demokrat, Senator Chris Van Hollen, mengritik sikap Trump dengan mengatakan,”Selebrasi Trump terhadap kesepakatan Putin-Erdogan menunjukkan sikap penyerahan total kepemimpinan AS di sana.”

Namun, Trump mengatakan ada sejumlah kecil pasukan Amerika tinggal di area yang memiliki ladang minyak. “Kita akan putusakan apa yang akan kita lakukan soal ini di masa depan,” kata dia.

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

11 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

14 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

4 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya