Kepala Staf Gedung Putih Akui Trump Tahan Bantuan ke Ukraina

Jumat, 18 Oktober 2019 11:00 WIB

Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney.[ABC News]

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Gedung Putih mengakui Presiden Donald Trump menggunakan bantuan militer untuk tawar-menawar dengan Presiden Ukraina, agar menyelidiki Joe Biden dan putranya Hunter.

Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney, secara mengejutkan membuat pengakuan dengan mengkonfirmasi bahwa Trump menahan bantuan militer US$ 400 juta (Rp 5,7 miliar) untuk Ukraina, agar Presiden Volodymyr Zelensky menyelidiki Demokrat. Namun beberapa jam kemudian Mulvaney membantah pernah mengatakan hal tersebut, menurut laporan CNN, 18 Oktober 2019.

Pengakuan dramatis datang selama konferensi pers Rabu sore di mana Mulvaney bersikeras bahwa dia hanya tahu permintaan AS untuk menyelidiki penanganan server Komite Nasional Demokrat (DNC) diretas dalam pemilu 2016. Tetapi pesan teks antara diplomat AS menunjukkan upaya untuk membuat Ukraina berkomitmen membuka investigasi terhadap Burisma, perusahaan tempat anak mantan Wakil Presiden Joe Biden duduk sebagai dewan direksi. Tidak ada bukti kesalahan di Ukraina yang dilakukan oleh Biden.

"Itu sebabnya kami menahan uang itu," kata Mulvaney setelah mendaftarkan penyelidikan terkait pilpres 2016 dan kekhawatiran Trump yang lebih luas tentang korupsi di Ukraina.

Setelah berminggu-minggu ketika Trump menyangkal keberadaan quid pro quo politik dalam pemotongan bantuan keamanannya ke Ukraina, Mulvaney mengkonfirmasi keberadaan quid pro quo.

Advertising
Advertising

"Kami melakukan itu sepanjang waktu dengan kebijakan luar negeri," kata Mulvaney tentang pengaruh politik dalam pemerintahan Trump.

Presiden Donald Trump, kanan, melakukan pertemuan disela-sela sidang umum PBB dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Sumber: REUTERS/Jonathan Ernst

Menurut laporan New York Times, Mulvaney mengatakan kepada para wartawan dalam sebuah konferensi di Gedung Putih yang disiarkan televisi, bahwa bantuan itu ditahan sebagian sampai Ukraina menyelidiki teori yang tidak berdasar jika Ukraina, dan bukan Rusia, yang bertanggung jawab meretas surel Partai Demokrat pada tahun 2016, sebuah teori yang akan menunjukkan bahwa Trump terpilih tanpa bantuan Rusia.

Kemudian pada Kamis malam, Mulvaney berusaha untuk mengklaim bahwa ia tidak mengakui quid pro quo meskipun jelas ditanya apakah pemerintahan Trump menahan dana untuk Ukraina untuk penyelidikan ke server DNC dan menjawab dengan tegas.

"Satu-satunya alasan kami menahan uang itu adalah karena kekhawatiran tentang kurangnya dukungan dari negara-negara lain dan kekhawatiran terhadap korupsi," kata Mulvaney dalam sebuah pernyataan tertulis, menambahkan, "Tidak pernah ada kondisi pada aliran bantuan terkait dengan masalah server DNC."

Pengakuan Kepala Staf Gedung Putih tentang hubungan antara bantuan militer dan penyelidikan pemakzulan Trump muncul ketika Partai Demokrat memanggil sejumlah saksi ke Capitol Hill, untuk menyelidiki apakah Donald Trump telah menekan Ukraina untuk kepentingan politik pribadinya demi pilpres AS 2020.

Berita terkait

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

2 hari lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

5 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

5 hari lalu

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

Bintang film dewasa Stormy Daniels hadir sebagai saksi dalam kasus pidana Donald Trump pada Selasa, 7 Mei 2024. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

7 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

9 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

10 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

10 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya