Mengintip Keunikan Telepon Seluler di Korea Utara

Minggu, 29 September 2019 12:36 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyambut Presiden Cina Xi Jinping yang tiba di Bandara Internasional Pyongyang, Korea Utara, 21 Juni 2019. Lawatan Xi Jinping ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh pemimpin Cina ke Korea Utara dalam 14 tahun terakhir, dan merupakan yang pertama kali juga dilakukan oleh Xi sejak ia berkuasa tahun 2012. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para ahli ekonomi memperkirakan sekitar 6 juta warga Korea Utara, atau seperempat dari jumlah populasi warga, kini memiliki telepon seluler.

Warga Korea Utara menganggap telepon seluler sudah menjadi kebutuhan dan juga sebagai simbol kemakmuran. Di masa Korea Utara dipimpin ayah Kim Jong Un, Kim Jong Il, sulit menemukan warga Korea Utara memiliki telepon seluler.

Sementara PBB belum mencabut sanksi ekonomi terhadap Korea Utara yang dikeluarkan pada tahun 2017 karena program senjata nuklir Korea Utara yang mengancam keselamatan dunia.

Berdasarkan laporan Reuters, telepon seluler di Korea Utara merupakan hasil rakitan perangkat lunak maupun perangkat keras dengan harga murah dari Taiwan (Mediatek's), Cina (Huawei, dan Jepang (Toshiba).

Meurut pengamat telepon Korea Utara mengungkapkan, fitur semikonduktor telepon genggam buatan Taiwan, bateri buatan Cina dan sistem pengoperasian telepon genggam menggunakan open-source Android milik Google.

Advertising
Advertising

Mediatek's tidak menanggapi permohonan wawancara Reuters.

Harga telepon seluler di Korea Utara berkisar US4 100 hingga US$ 400 yang di jual di pasar yang dikendalikan perusahaan swasta maupun negara.

Setiap pembelian telepon seluler, pembeli mendapat sejumlah service termasuk 200 menit bertelepon. Biaya bertelepon dari kartu pra bayar senilai US$ 13 untuk 100 menit lamanya.

Bandingkan dengan penghasilan rata-rata warga Korea Utara per bulan senilai U$ 100, atau hanya 4 persen dari rata-rata gaji tenaga kerja di Korea Selatan.

Hal menarik, telepon seluler hanya dapat digunakan untuk pemanggilan dan penerimaan telepon di dalam negeri. Selain itu, ada fitur unik tentang keamanannya.

Korea Utara melarang mengunggah, menggunduh maupun mentransfer dokumen melalui telepon seluler.

Reuters menceritakan pengalamannya saat berusaha meng-install program tak dikenal di telepon seluler Pyongyang 2418, muncul peringatan pop-up: "Jika anda meng-instal program ilegal, telepon anda tidak dapat berfungis atau data akan dihancurkan."

Lee Young-hwan, warga Korea Selatan yang ahli perangkat lunak telepon seluler Korea Utara mengatakan, Korea Utara membuat algoritma dan perangkat lunak di telepon genggam yang bertujuan membuat data tidak dapat disalin atau ditransfer.

Selain itu, Korea Utara saat ini mengembangkan peralatan pemantau untuk dipasang di telepon seluler yang akan digunakan oleh mengakses secara ilegal atau digunakan oleh media non pemerintah yang tidak terdaftar.

Android dengan versi yang dimodifikasi juga akan mampu memantau dan menjejaki pengguna.

Aplikasi yang terdapat dalam telepon seluler seperti peta, permainan, dan kamus bahasa Inggris dikembangkan oleh para teknisi Kore Utara yang bekerja di perusahaan pemerintah atau universitas yang diselenggarakan pemerintah Korea Utara.

Meski penggunaan telepon seluler di Korea Utara tidak sebesar di luar negeri, namun penggunaannya bagi warga Korea Utara telah meningkatkan kualitas hidup mereka misalnya dalam aktivitas pasar.

Dan bagi pemerintah Korea Utara, pembayaran pulsa tagihan telepon seluler warganya telah memperbesar pendapatan.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Kapal Perang AS di Selat Taiwan, Alasan Amerika Hentikan Pengiriman Senjata ke Israel

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Kapal Perang AS di Selat Taiwan, Alasan Amerika Hentikan Pengiriman Senjata ke Israel

Top 3 dunia adalah kapal perang AS melintasi Selat Taiwan, pengiriman bom JDAM ditangguhkan hingga rumah kosong di Jepang menjamur.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

5 hari lalu

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

Alat sadap IMSI Catcher berfungsi mengetahui lokasi seseorang lewat telepon seluler dengan cara intersepsi, metode yang lazim digunakan intelijen.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

7 hari lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

8 hari lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

14 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

14 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

15 hari lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya

Presiden Tsai Ing-wen Gembira Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Militer ke Taiwan

17 hari lalu

Presiden Tsai Ing-wen Gembira Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Militer ke Taiwan

Tsai Ing-wen gembira Kongres Amerika Serikat meloloskan paket bantuan asing, di mana Taiwan masuk dalam daftar yang berhak mendapat bantuan

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Gempa Susulan Taiwan

18 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Gempa Susulan Taiwan

Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya bersama KDEI Taipei terus memantau dampak gempa susulan di Taiwan.

Baca Selengkapnya

Taiwan Kembali Diguncang Gempa Puluhan Kali, yang Terkuat Hingga 6,3

18 hari lalu

Taiwan Kembali Diguncang Gempa Puluhan Kali, yang Terkuat Hingga 6,3

Taiwan digucang gempa hingga puluhan kali sejak Senin malam. guncangan yang terkuat hingga 6,3 magnitudo.

Baca Selengkapnya