Aktivis Remaja Perubahan Iklim Demo di Depan Gedung Putih

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 14 September 2019 19:01 WIB

Aktivis remaja asal Swedia, Greta Thunberg, berunjuk rasa di depan Gedung Putih pada Jumat, 13 September, mendesak Presiden AS, Donald Trump, mengatasi perubahan iklim. DW

TEMPO.CO, Washington – Aktivis remaja asal Swedia, Greta Thunberg, membawa misi mengatasi perubahan iklim dengan berunjuk rasa di depan Gedung Putih, yang menjadi kediaman resmi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Thunberg menjadi inspirasi global setelah berhasil menginspirasi siswa sekolah di berbagai negara untuk ikut mempromosikan tindakan penyelamatan bumi akibat perubahan iklim.

Sambil mengenakan jaket hoodie berwarna biru, Thunberg, yang terlihat mendandani rambutnya dengan model ekor kuda, disambut ratusan anak muda.

Mereka membawa plakat bertuliskan “Orang atau Laba” dan “Pemanasan”. Sebagian anak muda meneriakkan pernyataan,”Ini adalah krisis. Bertindaklah mengatasinya!” Juga ada yang menyahut dengan mengatakan,”Bertindak seadanya seperti biasa tidak cukup.”

Menanggapi sambutan ini, seperti dilansir Reuters, Jumat, 13 September 2019, Thunberg mengatakan,”Ini sangat menimbulkan semangat.”

Advertising
Advertising

Thunberg berbicara menggunakan megafon bersuara besar setelah berunjuk rasa di depan Gedung Putih. Dia sempat berjalan-jalan di tengah kerumunan para aktivis sehingga kata-katanya agak sulit terdengar di tengah suara riuh para aktivis.

“Sampai bertemu lagi pekan depan,” kata Thunberg pada akhir acara. Ini merujuk pada rencana ‘Mogok Iklim’ atau ‘Climate Strike’, yang akan dilakukan pada 20 September 2019. Pada hari itu, warga berusia dewasa dan remaja akan bersama berjalan untuk mendesak pemerintah segera bertindak mengatasi perubahan iklim.

Demonstrasi pada Jumat kemarin menandai acara besar pertama selama kunjungan enam hari Thunberg di Washington.

Dia datang untuk mendesak pemerintah AS dan pemerintahan Trump serta Kongres bertindak nyata mengatasi perubahan iklim menjelang pertemuan puncak PBB.

Dalam pertemuan puncak di PBB ini, sejumlah pemimpin dunia akan diminta bertindak untuk mengurangi emisi karbon untuk mengatasi perubahan global.

Sedangkan Trump merupakan segelintir pemimpin dunia yang mempertanyakan secara terbuka temuan ilmiah mengenai perubahan iklim. Dia telah menyatakan akan menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris, yang menjadi kesepakatan global untuk mengatasi kenaikan suhu di Planet Bumi. Trump juga mengedepankan kebijakan memproduksi minyak dan gas dari ladang di AS.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

23 jam lalu

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

Israel mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk tidak menghadiri kontes lagu Eurovision yang digelar di Malmo, Swedia, pekan depan

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

4 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

5 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya