Aktivis Hong Kong Joshua Wong Ditahan Polisi Jelang Demonstrasi
Jumat, 30 Agustus 2019 16:03 WIB
TEMPO.CO, Hong Kong – Aktivis Hong Kong, Joshua Wong, ditangkap pada Jumat, 30 Agustus 2019, menjelang unjuk rasa besar-besaran pada akhir pekan ini di kota pusat industri keuangan dunia itu.
Wong merupakan tokoh yang muncul pada saat unjuk rasa Gerakan Payung pro-Demokrasi pada 2014.
Gerakan ini membuat Kota Hong Kong mengalami kebuntuan aktivitas selama 79 hari. Wong dilepaskan dari penjara pada Juni 2019 setelah menjalani penahanan selama lima pekan karena divonis menghina pengadilan.
“Polisi juga telah menahan dua aktivis Hong Kong lainnya yaitu Andy Chan dan Agnes Chow,” begitu dilansir Channel News Asia pada Jumat, 30 Agustus 2019.
Menurut akun Demosiston, Wong ditangkap dan dimasukkan ke sebuah mobil saat berjalan menuju stasiun MTR di South Horizons.
“Sekretaris jenderal kami, Joshua Wong, baru saja ditahan pada pagi ini sekitar pukul 7.30 saat berjalan menuju stasiun South Horizons MTR,” begitu pernyataan Demosisto.
Akun itu juga menjelaskan Wong dipaksa masuk ke sebuah mobil minivan pribadi di jalan tadi pagi. Menurut Channel News Asia, Wong dibawa ke kantor pusat polisi di Wan Chai. Sumber dari Partai Demosisto juga mengatakan partai juga akan menunjuk pengacara untuk membela hak-hak kliennya.
Anggota partai Agnes Chow juga ditahan saat berada di rumah. Demosisto menyatakan belum mengetahui tuduhan formal apa yang diajukan polisi.
Menurut polisi Wong dan Chow ditahan pada Jumat ini karena dituding mengorganisir kegiatan berkumpul dan berpartisipasi dalam kegiatan tanpa izin.
Andy Chan, yang merupakan pendiri gerakan pro-independen Partai Nasional Hong Kong, yang telah dilarang pada September tahun lalu, ditahan saat berada di Bandara Internasional Hong Kong pada Kamis kemarin.
Polisi menuduhnya terlibat menggerakkan kerusuhan dan menyerang polisi pada protes 13 Juli 2019.
Polisi telah menolak mengizinkan kegiatan demonstrasi pada Sabtu akhir pekan ini. Upaya panitia untuk mengajukan banding soal keputusan polisi ini juga ditolak.
Polisi beralasan dalam surat kepada Civil Human Rights Front bahwa unjuk rasa pada akhir pekan ini akan berakhir dengan kerusuhan. Grup ini mengatakan akan taat dengan aturan dengan membatalkan rencana pawai dari pusat distrik keuangan ke kantor perwakilan pemerintah Cina.
Namun, demonstran dari kelompok mahasiswa tampaknya tidak akan mundur akibat larangan polisi ini.
“Polisi berpikir ada pemimpin di balik aksi protes ini dan ini akan menghentikan kami. Kami adalah pemimpin bagi diri sendiri. Dan akan tetap turun ke jalan. Pemerintah tidak mengerti ini,” kata Kelly, salah satu mahasiswa pengunjuk rasa yang hanya ingin disebut nama depannya.
Hong Kong – Aktivis Hong Kong, Joshua Wong, ditangkap pada Jumat, 30 Agustus 2019, menjelang unjuk rasa besar-besaran pada akhir pekan ini di kota pusat industri keuangan dunia itu.
Wong merupakan tokoh yang muncul pada saat unjuk rasa Gerakan Payung pro-Demokrasi pada 2014.
Gerakan ini membuat Kota Hong Kong mengalami kebuntuan aktivitas selama 79 hari. Wong dilepaskan dari penjara pada Juni 2019 setelah menjalani penahanan selama lima pekan karena divonis menghina pengadilan.
“Polisi juga telah menahan dua aktivis Hong Kong lainnya yaitu Andy Chan dan Agnes Chow,” begitu dilansir Channel News Asia pada Jumat, 30 Agustus 2019.
Menurut akun Demosiston, Wong ditangkap dan dimasukkan ke sebuah mobil saat berjalan menuju stasiun MTR di South Horizons.
“Sekretaris jenderal kami, Joshua Wong, baru saja ditahan pada pagi ini sekitar pukul 7.30 saat berjalan menuju stasiun South Horizons MTR,” begitu pernyataan Demosisto.
Akun itu juga menjelaskan Wong dipaksa masuk ke sebuah mobil minivan pribadi di jalan tadi pagi. Menurut Channel News Asia, Wong dibawa ke kantor pusat polisi di Wan Chai. Sumber dari Partai Demosisto juga mengatakan partai juga akan menunjuk pengacara untuk membela hak-hak kliennya.
Anggota partai Agnes Chow juga ditahan saat berada di rumah. Demosisto menyatakan belum mengetahui tuduhan formal apa yang diajukan polisi.
Menurut polisi Wong dan Chow ditahan pada Jumat ini karena dituding mengorganisir kegiatan berkumpul dan berpartisipasi dalam kegiatan tanpa izin.
Andy Chan, yang merupakan pendiri gerakan pro-independen Partai Nasional Hong Kong, yang telah dilarang pada September tahun lalu, ditahan saat berada di Bandara Internasional Hong Kong pada Kamis kemarin.
Polisi menuduhnya terlibat menggerakkan kerusuhan dan menyerang polisi pada protes 13 Juli 2019.
Polisi telah menolak mengizinkan kegiatan demonstrasi pada Sabtu akhir pekan ini. Upaya panitia untuk mengajukan banding soal keputusan polisi ini juga ditolak.
Polisi beralasan dalam surat kepada Civil Human Rights Front bahwa unjuk rasa pada akhir pekan ini akan berakhir dengan kerusuhan. Grup ini mengatakan akan taat dengan aturan dengan membatalkan rencana pawai dari pusat distrik keuangan ke kantor perwakilan pemerintah Cina.
Namun, demonstran dari kelompok mahasiswa tampaknya tidak akan mundur akibat larangan polisi ini.
“Polisi berpikir ada pemimpin di balik aksi protes ini dan ini akan menghentikan kami. Kami adalah pemimpin bagi diri sendiri. Dan akan tetap turun ke jalan. Pemerintah tidak mengerti ini,” kata Kelly, salah satu mahasiswa pengunjuk rasa Hong Kong, yang hanya ingin disebut nama depannya.