Cina Minta Amerika Serikat Batalkan Penjualan Senjata ke Taiwan

Rabu, 10 Juli 2019 11:25 WIB

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang. Sumber: Fuat Kabaki/Anadolu Agency/aljazeera.com

TEMPO.CO, Jakarta - Cina menuntut Amerika Serikat untuk segera membatalkan penjualan senjata total senilai US$ 2.2 miliar atau Rp 31 trilun ke Taiwan. Diantara senjata yang dijual itu adalah tank tempur dan jet-jet tempur anti-rudal.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang mengatakan Beijing telah melayangkan komplain secara resmi melalui kanal-kanal diplomatik mengekspresikan ketidakpuasan mendalam dan penolakan tegas atas rencana penjualan senjata itu. Geng pun menyerukan kesepakatan penjualan senjata antara Amerika Serikat - Taiwan sama dengan melukai kedaulatan Cina dan kepentingan keamanan Negara Tirai Bambu.

"Cina mendesak Amerika Serikat untuk secepatnya membatalkan rencana penjualan senjata dan menghentikan hubungan militer dengan Taipe demi menghindari rusaknya hubungan Sino - Amerika Serikat dan terciderainya perdamaian serta stabilitas di Selat Taiwan," kata Geng, seperti dikutip dari aljazeera.com, Rabu, 10 Juli 2019.

Baca juga: Amerika Bakal Jual Tank dan Rudal ke Taiwan Senilai Rp 31 Triliun

Penerbangan Pertama Pesawat Pengebom B-52 mengangkut rudal Hipersonik AGM-183A.[The Drive]

Advertising
Advertising

Baca juga:SOROTAN: Rudal Patriot dan THAAD Amerika Saingi Rudal S-400 Rusia

Menurut Geng, tidak boleh ada yang meremehkan pemerintah Cina dan masyarakatnya yang dengan tegas bertekad mempertahankan kedaulatan serta integritas teritorial negara. Beijing juga akan menentang intervensi asing.

Pernyataan Geng itu untuk menanggapi laporan Badan Kerjasama Pertahanan Keamanan Amerika Serikat atau DSCA yang menyebut telah mengunci kerja sama jual - beli 108 tank Abram M1A2T, 250 stinger portable jet tempur anti-rudal, serta peralatan lainnya senilai lebih dari US$ 2,2 miliar.

DSCA mengatakan Rencana jual -beli senjata ini akan berkontribusi pada modernisasi pihak pembeli di medan tempur, meningkatkan sistem pertahanan udara dan mendukung kebijakan luar negeri serta keamanan nasional Amerika Serikat dengan cara membantu meningkatkan keamanan dan kemampuan pertahanan Taiwan.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

13 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

22 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya