Kushner Sebut Trump Suka Presiden Palestina Abbas, Mau Berunding

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 5 Juli 2019 07:00 WIB

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan di Istana Kepresidenan di Bethlehem, 23 Mei 2017. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Washington – Penasehat senior Gedung Putih, Jared Kushner, mengatakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyukai Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Baca juga: Abbas Tegaskan Palestina Tolak Rencana Damai Usulan Trump

Trump juga bersedia untuk berdialog dengan Abbas mengenai perdamaian di Timur Tengah meski pemimpin Palestina itu bersikap dingin.

“Pintu kami selalu terbuka bagi bangsa Palestina,” kata Kushner kepada media seperti dilansir Reuters pada Rabu, 3 Juli 2019.

Advertising
Advertising

Para pemimpin Palestina telah menolak berkomunikasi dengan Kushner, yang merupakan menantu Trump, dan pejabat AS lainnya yang menjadi arsitek inisiatif perdamaian dari AS.

Baca juga: Putin Telepon Trump Bahas Yerusalem, Lalu Bertemu Abbas

Pertemuan di Manama, Bahrain, pada pekan lalu menawarkan dana pembangunan ekonomi senilai US$50 miliar atau sekitar Rp707 triliun untuk membangkitkan ekonomi Palestina, Yordania, Mesir, dan Lebanon.

Pencairan dana ini bakal tergantung pada upaya Israel dan Palestina untuk mencapai penyelesaian politik mengakhiri konflik yang mereka alami selama beberapa dekade ini.

“Presiden Trump sangat senang dengan Presiden Abbas,” kata Kushner. “Dia menyukainya secara pribadi. Dan pada saat yagn sama jika mereka bersedia untuk berkomunikasi, saya yakin mereka akan menemukan mereka mendapatkan kesempatan. Apakah mereka akan bersedia mengambil kesempatan itu tergantung mereka.”

Baca juga: Baca Rencana Perdamaian Trump, Abbas Menjadi Marah?

Ditanya soal ini di kantornya di Ramallah, Abbas mengatakan dia akan memulai dialog dengan AS jika negara itu bersedia mengakui solusi dua negara dan mengakui hak pengungsi Palestina untuk kembali.

“Anda ingin berdialog? Jika iya, maka Anda perlu mengakui solusi dua negara dan bahwa Yerusalem Timur sedang diduduki dan legitimasi internasional merupakan dasar untuk setiap dialog,” kata Abbas di Tepi Barat.

Baca juga: Abbas Desak Trump Tidak Pindahkan Kedutaan AS ke Yerusalem

“Kirim kata-kata itu dalam secarik kertas dan besok hari saya akan muncul di Gedung Putih. Jika tidak, ya, tidak,” kata Abbas sambil menambahkan,”Itu sebabnya, kami tidak menutup pintu dengan AS. Kami tetap membuka pintu sedikit. Jika mereka suka, mereka diterima.”

Times of Israel melansir Kushner mengatakan skema perdamaian ini akan mengupayakan integrasi lebih baik para pengungsi Palestina dengan negara Arab. Ini berbeda dengan permintaan Palestina mengenai hak pengungsi untuk kembali.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

16 detik lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

1 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

3 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

4 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

9 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

9 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

10 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

10 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

11 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

11 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya