TEMPO.CO, RAMALLAH—Presiden Palestina Mahmoud Abbas menulis surat resmi untuk mendesak presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump tidak memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Seperti dilansir Al Jazeera Selasa 10 Januari 2017, Abbas menegaskan bahwa langkah ini, “Akan menyebabkan dampak buruk terhadap proses perdamaian, solusi dua negara dan kestabilan seluruh wilayah,” demikian tulis Abbas seperti dikutip kantor berita Palestina, WAFA, Senin malam.
Abbas juga mengirimkan surat senada kepada seluruh pemimpin negara-negara dunia seperti Rusia, Cina dan Uni Eropa. Ia memohon para pemimpin negara itu untuk menghalangi langkah AS.
Relokasi kedutaan sangat ditentang Palestina karena status Yerusalem menjadi rebutan antara kedua negara.
Palestina berharap Yerusalem Timur yang kini masih dijajah israel, sebagai calon ibu kota negara. Adapun Israel berharap kota ini tidak dipisah dan menjadi miliknya.
Kebijakan AS dan negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Status kota ini merupakan salah satu pemicu konflik terbesar Palestina dan Israel selama beberapa dekade.
Trump telah berulang kali mengatakan akan memindahkan kedutaan ke Yerusalem.
Bulan lalu, ia menunjuk David Friedman, pengacara sayap kanan yang berjanji akan memindahkan kedutaan ke Yerusalem, sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel.
Bulan lalu pula, juru bicara Trump, Kellyanne Conway, mengatakan kepada sebuah stasiun radio AS bahwa memindahkan kedutaan ke Yerusalem menjadi prioritas bagi sang presiden terpilih.
Israel mencaplok Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari pada 1967, meski langkah ini tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
L ALJAZEERA | WAFA | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca juga:
Pengacara Ahok: Kami Akan Hancurkan Kredibilitas Saksi
Soal Fatwa MUI Penistaan Agama Ahok, Ini Komentar Gus Nuril