Senator Amerika Usul Pembangkit Listrik Nuklir Iran

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 4 Juli 2019 17:00 WIB

Foto ruang uji coba yang digunakan untuk melakukan eksperimen eksplosif tinggi untuk bom nuklir milik Iran.[Haaretz]

TEMPO.CO, Teheran – Senator Amerika Serikat, Lindsey Graham, berencana mengajukan proposal perjanjian nuklir alternatif untuk menggantikan Perjanjian Nuklir Iran 2015.

Baca juga: Apa Isi Perjanjian Nuklir Iran yang Ditolak Amerika Serikat?

Graham mengatakan perjanjian nuklir baru ini akan memungkinkan Iran memiliki instalasi nuklir untuk pembangkit listrik tanpa kemampuan memperkaya uranium.

Rencana ini juga akan melibatkan sejumlah negara Arab di kawasan Timur Tengah.

Advertising
Advertising

“Kalau Anda tidak memproduksi bahan bakar sendiri, maka Anda tidak bisa membuat bom. Memungkinkan membuat instalasi nuklir tanpa kemampuan memproduksi bahan bakar nuklir,” kata Graham seusai bertemu para pemimpin Israel pada Rabu, 3 Juli 2019 seperti dilansir Jpost.

Baca juga: Lima Negara Tanggapi Soal Perjanjian Nuklir Iran, Apa Katanya

Secara terpisah, instalasi nuklir di Iran bakal mulai melakukan pengayaan uranium ke level yang lebih tinggi dari pada yang diizinkan oleh Perjanjian Nuklir 2015.

Perjanjian nuklir yang didukung lima negara besar mengatur ketentuan Iran boleh memperkaya uranium hingga kadar 3.67 persen saja atau kadar non-militer.

Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan ini setelah dua hari lalu mengumumkan produksi uranium telah melewati jumlah stok yang diatur dalam perjanjian nuklir yaitu sebanyak 300 kilogram per tahun.

“Kami akan menaikkan level pengayaan ke jumlah yang kami inginkan dan butuhkan,” kata Rouhani seperti dilansir kantor berita Tasnim News Agency dan dikutip CNN pada Rabu, 3 Juli 2019.

Baca juga: 5 Poin dari Kesepakatan Nuklir Iran

Perjanjian nuklir Iran ini didukung oleh sejumlah negara besar seperti Inggris, Prancis, Jerman, Cina dan Rusia. AS awalnya ikut mendukung perjanjian ini pada era pemerintahan Presiden Barack Obama.

Namun, Presiden AS, Donald Trump, memutuskan menarik negaranya keluar dari perjanjian ini karena merasa tidak puas.

Iran mendesak agar AS kembali mengikuti perjanjian ini dan meminta negara Eropa memenuhi kesepakatan yang diatur di dalam perjanjian soal manfaat ekonomi.

Pemerintah Iran memutuskan menaikkan produksi jumlah stok uranium dan meningkatkan kadarnya karena tidak mendapat manfaat ekonomi akibat terkena sanksi ekonomi AS.

Baca juga: Rusia dan Iran Kecam Amerika Soal Perjanjian Nuklir, Desak Eropa

Rouhani mendesak Amerika dan Eropa untuk kembali kepada komitmen yang diatur di dalam perjanjian nuklir.

“Jika Anda tidak melakukannya, reaktor Ark akan kembali ke kondisi semula mulai 7 Juli,” kata dia.

Kesepakatan nuklir Iran mengatur kesepakatan Iran mengurangi jumlah centrifuges hingga 2/3, mengurangi stok uranium yang diperkaya hingga 98 persen dan membatasi pengayaan uranium pada level rendah yaitu 3.67 persen.

Mengenai ini, Trump mengatakan Iran membuat ancaman,”Yang bisa kembali menggigitmu seperti yang tidak pernah dialami orang lain sebelumnya.”

Reuters melansir Rouhani mengatakan,”Level pengayaan tidak akan lagi pada 3.67 persen. Kami akan mengesampingkan komitmen ini dengan memproduksi jumlah yang kami inginkan, jumlah yang kami butuhkan. Kami akan memproduksi di atas kadar 3.67 persen.”

Untuk memproduksi bom nuklir, Iran harus memperkaya nuklir ini pada level 90 persen.

Berita terkait

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

18 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

1 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

1 hari lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

3 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

4 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

4 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

4 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

6 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya