Cina Mengutuk Unjuk Rasa dengan Kekerasan di Hong Kong

Selasa, 2 Juli 2019 19:45 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Cina pada Selasa, 2 Juli 2019, mengutuk aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Hong Kong dan menyebutnya sebagai sebuah tantangan yang terang-terangan. Unjuk rasa pada Senin, 1 Juli 2019, rusuh saat aparat kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran menyerbu dan melempari dengan sampah gedung Dewan Legislatif Hong Kong.

“Tindakan ini secara serius menciderai hukum yang berlaku di Hong Kong, meremehkan perintah sosial dan kepentingan fundamental Hong Kong. Ini adalah sebuah tantangan yang nyata di garis dasar wilayah Hong Kong yang memiliki dua system. Kami sungguh menentang tindakan ini,” kata juru bicara perwakilan Cina untuk Hong Kong yang dipublikasi lewat Xinhua, kantor berita Cina.

Dikutip dari reuters.com, Selasa, 2 Juli 2019, puing-puing, payung, botol mineral berserak di area gedung Dewan Legislatif Hong Kong. Di sana, para demonstran membanting computer dan mencorat-coret dengan pilox menuliskan kata ’anti-ekstradisi’.

Baca juga: Demonstran Hong Kong Serbu Gedung Parlemen

Advertising
Advertising

Baca juga: Menlu Inggris Dukung Kebebasan Hong Kong

Kepolisian sudah membersihkan jalan-jalan di pusat keuangan Hong Kong dari sampah yang dilempar demonstran sehingga jalan menuju aktivitas bisnis bisa kembali normal. Akan tetapi, gedung-gedung pemerintahan masih tutup.

Dewan Eksekutif Hong Kong terpaksa menggelar rapat di Gedung Parlemen. Sedangkan anggota parlemen Hong Kong akan tetap diliburkan hingga dua pekan ke depan.

Dalam beberapa pekan terakhir, jutaan orang turun ke jalan untuk memprotes rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi. Lewat RUU, maka para pelaku kriminal di Hong Kong akan menghadapi persidangan di Cina yang dikendalikan oleh Partai Komunis Cina.

Sejumlah pengacara dan kelompok-kelompok HAM mengatakan sistem peradilan Cina biasanya diwarnai dengan penyiksaan, pemaksaan saat interograsi dan penahanan yang sewenang-wenang. Beijing pun dibuat marah oleh kritik dari negara-negara Barat soal RUU ini.

Hong Kong adalah wilayah bekas jajahan Inggris yang diserahkan ke Cina pada 1997 dengan struktur satu negara dua sistem. Dengan susunan itu, maka masyarakat Hong Kong bisa menikmati kebabasan yang tak dirasakan masyarakat Cina, termasuk kebebasan berunjuk rasa dan peradilan yang independen. Pada Senin, 1 Juli 2019 lalu, adalah peringatan hari serah terima Hong Kong ke Cina.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

2 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

10 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

13 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

13 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

22 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya