Rusia Mulai Produksi Sistem Pertahanan Udara S-500 Prometheus

Senin, 1 Juli 2019 15:00 WIB

Pembangunan sistem pertahanan udara Rusia yang paling canggih, S-500 Prometey, sudah memasuki tahap akhir. Rudal pertahanan udara S-500 mampu menghancurkan target hingga ketinggian 200 km dan melaju dengan kecepatan 7 km/detik. S-500 dapat melibat 10 target rudal balistik supersonik dalam waktu bersamaan, dengan jarak maksimum 600 km. Prometey diyakini mampu mendeteksi pesawat tempur siluman, seperti F-22, F-35 dan Bomber B-2. survincity.com

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu, Wakil Perdana Menteri Yury Borisov mengatakan Rusia saat ini sedang mengembangkan sistem pertahanan udara S-500, dan akan melengkapi militer Rusia pada beberapa tahun mendatang.

Kini CEO Rostec Sergei Chemezov, yang merupakan perusahaan raksasa industri militer Rusia, mengatakan Rusia saat ini memulai produksi sistem rudal S-500.

Baca juga: Alasan Kenapa Banyak Negara Ingin Membeli S-400 Rusia

"Kami sudah mulai memproduksi S-500. Ini adalah sistem yang lebih maju (dari S-400), jadi saya tidak ingin membicarakannya sekarang, karena belum diadopsi oleh militer kami," kata Chemezov kepada penyiar Rossiya 1 pada hari Minggu, dikutip dari laporan Sputnik, 1 Juli 2019.

Chemezov mengatakan sistem S-500 akan dikirim ke Angkatan Bersenjata Rusia setelah senjata berhasil diuji coba.

Advertising
Advertising

Baca juga: Kenapa Amerika Serikat Cemas Turki Beli S-400 Rusia?

UAWIRE melaporkan pada awal Mei, sumber di Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sistem radar dan stasiun radar dari sistem S-500 Prometheus berhasil diuji coba.

Tahap terakhir dari pengujian radar dilakukan di markas Pusat Pelatihan Tempur ke-185 milik Aerospace di provinsi Astrakhan.

Rusia juga menempatkan sistem pertahanan udara S-400 Triumph di aset-aset pentingnya di Suriah. S-400 disebut-sebut sebagai pertahanan udara paling canggih, rudal-rudalnya mampu melaju dengan kecepatan 4.800 m/detik, sehingga target sejauh 400 km dapat dihancurkan dalam waktu sekitar 83 detik saja. sputniknews.com

Perhatian khusus diberikan pada kerja sama antara sistem radar S-500 dan sistem peluncur rudal Pantsir-SM, yang dirancang untuk bekerja bersama.

Pakar militer Anton Lavrov menjelaskan bahwa radar akan bertanggung jawab atas ancaman jangka panjang, seperti rudal balistik dan pesawat terbang, sedangkan operator Pantsir-SM akan fokus pada pesawat drone.

Baca juga: Ini 6 Senjata Mutakhir yang akan Dimiliki Militer Rusia

S-500 Prometey, juga dikenal sebagai 55R6M "Triumfator-M", adalah sistem rudal anti-balistik darat-ke-udara Rusia yang dirancang untuk menggantikan sistem rudal A-135 yang saat ini digunakan, dan melengkapi S-400.

Spesifikasi sistem tetap dirahasiakan Rusia, tetapi menurut laporan S-500 mampu menghancurkan target hingga jarak 600 kilometer, dan juga diyakini dapat melacak dan secara bersamaan menyerang hingga 10 target balistik yang bergerak dengan kecepatan hingga 7 kilometer per detik atau sekitar Mach 20.

Berita terkait

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

20 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

3 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

3 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

4 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

5 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

5 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya